Selasa, 18 September 2012

Surabaya Doublecover “Mengungkap Sisi Abu-abu Kota Surabaya”


KIKOSer...
Ohayougozaimasu... おはようございます...
Selamat Pagi... ^^ Di pagi buta yang sunyi ini (cie...) Epik pingin ngasih sebuah review mengenai sebuah buku yang dulu Epik beli di daerah jalan Sumatera, tempat penjual buku bekas berkumpul. Epik nemu buku yang dari judulnya aja udah mencerminkan sebagian besar isi dari buku ini. Dijamin bikin KIKOSer terkejut dan melek ketika membaca buku yang satu ini! Langsung aja Epik review
Judul
Surabaya Doublecover
Penyusun
Bonari Nabonenar dan Tim Metropolis JP
Genre
Non Fiksi (18+)
Penerbit
JP Press
Jumlah Halaman
181
Tahun Terbit
Oktober 2003 (Cetakan ke-1)

Surabaya yang katanya kota pahlawan ini memang termasuk kota yang panas bahkan hingga malam hari kobaran "panas" dari kota ini tak kunjung redup. Di beberapa sisi kota yang temaram memiliki banyak cerita menarik yang tabu untuk di jabarkan namun sudah menjadi rahasia umum bagi warganya. Epik rasa sudah bukan rahasia lagi bahwa kota Surabaya merupakan gudang prostitusi besar di Indonesia mengingat bahwa ada tempat prostitusi yang telah resmi dilegalkan oleh pemerintah setempat. Tentu KIKOSer yang sudah dewasa (17+) pernah mendengar gang Dolly kan? Waduh, maap ya KIKOSer sudah mulai merambat ke arah YADONG a.k.a porno... Tapi untuk sekedar ilmu saja ngga apa-apa kan?. Nah buku ini membahas tempat-tempat di Surabaya yang ternyata juga punya ladang prostitusi lain yang subur.
hanya ilustrasi
Surabaya Doublecover punya 22 bab yang setiap bab-nya memiliki cerita yang berbeda-beda. Mulai pahit getir hingga kesenangan semu yang manis. Mulai dari Terminal Bungur Asih yang ternyata tidak hanya terkenal dengan tukang copetnya namun juga terkenal dengan beberapa kernet wanita yang “nyambi” jadi PSK (Pekerja Seks Komersial). Selain itu Terminal Bungurasih juga menyuguhkan “tontonan” murah yang sering disebut dengan sewuan bagi bocah-bocah ingusan yang hanya memiliki uang sedikit. “Tontonan” apa yang disuguhkan?.
hanya ilustrasi
Lain tempat tentu lain pula kisahnya. Di stasiun Wonokromo contohnya. Disana setiap malam ada pasar malam yang memiliki “hiburan” khusus untuk pria-pria pencari kesenangan. Hanya dengan berbekal 15.000-25.000 asal harga cocok boleh jadi, mereka bisa merasakan “hiburan” di tenda-tenda pinggiran rel. Ada pula kisah gadis SMP (Sekolah Menengah Pertama) dari gang Dolly yang membuat miris. Bagaimana tidak, di usia belia ia terpaksa harus menjual diri demi membiayai sekolahnya juga adik-adiknya yang masih duduk di sekolah dasar. Ada juga cerita mengenai panti pijat yang terselubung di beberapa salon yang menawarkan pijat “komplit”. Tak tanggung-tanggung mereka berani memasang iklan di koran-koran. Tidak hanya untuk pelanggan pria, namun jasa memijat “komplit” yang ditawarkan para gigolo untuk pelanggan wanita pun tersedia. Selain itu ada cerita dari gang Kayangan di dekat Monumen Kapal Selam yang dijadikan tempat memadu kasih bagi pria-pria gay kelas bawah.
Tak hanya itu, buku ini juga menceritakan cerita sejarah prostitusi di Surabaya. Ternyata dulu sekitar tahun 1864an, ada lokalisasi yang lebih kondang dari lokalisasi Dolly saat ini. Lokalisasi tersebut berada di wilayah Semampir, Surabaya dengan nama lokalisasi Bandaran. Lokasi yang dekat dengan pelabuhan membuat lokalisasi Bandaran begitu tersohor bahkan dikalangan saudagar-saudagar asing. Meski akhirnya cerita dari Bandaran benar-benar hilang seperti debu tertiup angin.
Buku ini mengungkap kegiatan prostitusi terselubung yang memang sesungguhnya bukan rahasia lagi di kota pahlawan, Surabaya. Tapi bagi Epik yang tinggal di Surabaya, tentu ada perasaan gimana gituh yang membuat makin penasaran untuk mengetahui lebih dalam mengenai cerita-cerita prostitusi di Surabaya. Ketika membaca buku ini, kadang ada rasa tidak percaya dan kejutan-kejutan kecil. Buku ini dituturkan dengan nada Suroboyo’an yang kental dan sedikit dengan gaya tulisan yang membuat pembaca makin penasaran. Beberapa cerita dikisahkan secara lucu dan menarik. Bener-bener buku yang layak dibaca bagi KIKOSer yang penasaran dan ingin lebih tahu  sisi abu-abu dari kota Surabaya.



2 komentar:

  1. Kak. Saya mau baca buku ini. Boleh saya beli?
    Kirim ke email ya kak konfirm.nya
    fuadhanif258@gmail.com
    Makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf mz uda kejual kaka bisa cek IG atau bukalapak.com buat update dagangan

      ~reyko~

      Hapus