Waktunyaaaa IPK (Ilmu
Pengetahuan KIKOS) *BaruNemuSingkatan*
Naahh
biar nambahin pengetahuan seputar Indonesia kali ini Reyko Bakalan share lagi
tugas kuliah yang “tertimbun” daripada nggak manfaat menuh2’in LapyQ mending di
share kann!! Dan yang jadi target adalah “TORAJA”. KIKOSer pastinya udah tau
kalau Indonesia ini memiliki Banyak banget kebudayaan di setiap wilayahnyaaa. Maka
di tugasQ ini bakalan diliput secara singkat mengenai apaaja yang ada di Toraja
KIKOSer. O-Key… Langsung IPKnya.
TORAJA
Toraja adalah salah satu suku-bangsa yang berada di
pulau Sulawesi. Kata Toraja memiliki arti to (orang), dan ri aja artinya dari gunung atau bisa
diartikan “dari atas”. Orang Toraja sendiri menyebut kelompoknya atau
dirinya sendiri berdasarkan wilayah tempat tinggalnya atau daerah asalnya
KIKOSer, salah satu contohnya adalah sa’dan. Sa’dan(sekitar tempat
tinggal orang Toraja sa’dan) berasal dari nama sebuah sungai yang melewati
daerah mereka. Asal-usul orang Toraja adalah
migrant yang datang dari arah selatan dengan perahu melalui sungai Sa’dan. Pada
saat ini orang Toraja berdiam di daerah yang termasuk dalam wilayah Kabupaten
Tanah Toraja, sebagian lagi berdiam di wilayah Kabupaten Mamuju dan ada pula
yang tersebar di beberapa wilayah Kecamatan Pantilang, Rongkong, dan Sekodi di
Kabupaten Luwu, serta di wilayah Kabupaten Enrekang. Oleh Kruyt orang Toraja
dibedakan dalam beberapa sub kelompok, yaitu: Toraja Barat (mediami sekitar
Poso), Toraja Timur (mendiami sekitar Palu), dan Toraja Selatan (mendiami
sekitar Tator).
·
Ciri Khas Kebudayaan
Arsitektur dan seni ukir kayu (Pa'ssura)
di Toraja merupakan suatu ciri khas orang Toraja. Tongkonan, dan tau-tau.
Tongkonan (tempat duduk) merupakan rumah adat keluarga yang berfungsi
untuk kebutuhan publik dan bersifat religi dan sacral, maka bangunannya pun
dibagi menjadi tiga bagian dan menghadap kearah utara. Fungsi dari Tongkonan
bukan sepenuhnya menjadi tempat
hunian namun adalah pusat melakukan upacara adat (Rambu Tuka *Upacara seputar daur
hidup,ex:Kelahiran, perkawinan* dan Rambu Solo’ *Upacara kematian*) karena
menurut kepercayaan Aluk Todolo, Tongkonan melambangan hubungan mereka
dengan leluhur mereka. Maka dari itu Tongkonan dihias sebaik mungkin,
yaitu dengan ukiran yang simbolnya berhubungan dengan falsafah orang Toraja,
namun yang sering diukir adalah motif kerbau dan tanaman. Tau-tau adalah
patung yang diukir dan merupakan perlengkapan upacara kematian yang dimiliki
kalangan puang (Kalangan Bangsawan dariah biru gitu KIKOSer).
·
Stuktur Kemasyarakatan
Masyarakat Toraja hidup dalam kampung
dengan pola yang menyebar. Sebuah kampung ditandai dengan adanya Tongkonan,
lumbu(alang), kandang kerbau atau babi, kuburan keluarga(leang), dan
kebun. Setiap desa adalah suatu keluarga besar. Setiap Tongkonan
memiliki nama yang dijadikan sebagai nama desa. Pernikahan dengan sepupu jauh
(sepupu keempat dan seterusnya) adalah praktek umum yang memperkuat hubungan
kekerabatan. Orang Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat (sampai
dengan sepupu ketiga) kecuali untuk bangsawan. Hubungan kekerabatan berlangsung
secara timbal balik. Dalam masyarakat Toraja awal, hubungan keluarga bertalian
dekat dengan kelas sosial. Ada tiga tingkatan kelas sosial: bangsawan(puang),
orang biasa(tomakaka), dan budak(kaunan). Kelas sosial diturunkan
melalui ibu, dan dengan ini timbul adanya budaya onogami/Pologami.
·
Nilai-nilai Kebudayaan yang Menonjol
Upacara kematian merupakan ritual yang
paling penting dan berbiaya mahal. Dan setiap lapisan sosial memiliki cara yang
berbeda-beda. Dalam kepercayaan Aluk Todolo, hanya keluarga bangsawan
yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar, tetapi semua itu tidak
berlaku untuk pemakaman orang miskin, dan orang kelas rendah. Dalam masa
penungguan jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah
tongkonan,kuburannya sendiri dibuat di bagian atas tebing di ketinggian bukit
batu. Tidak lupa Tau-tau juga ikut diletakkan dekat dengan peti jenazah.
Namun sebelum jumlah hewan persembahan untuk upacara belum tercukupi, jenazah
tidak boleh dikuburkan di tebing atau di tempat tinggi. Jadi sebelum terjadinya
upacara Rambu Solo' maka orang yang meninggal itu dianggap sebagai orang sakit,
jadi keluarga masih memeperlakukannya seperti orang tersebut masih hidup
KIKOSer yaa di mandiin, diberimakan, atau bahkan dijaga. Dari pola pemakaman
KIKOSer meliaht nilai budaya dari orang Toraja gotong-royong sangat
diunggulkan, karena saat upacara pemakaman semua anggota keluarga akan berkumpul
untuk mengadakan upaca pemakaman dengan sesacral mungkin, contohnya saling
memberikan hewan yang di kurbankan untuk penyelenggaraan upacara agar pemakaman
tidak tertunda. Karena kalau hewan persembahan tidak memenhi syarat upacara
pemakaman tidak dapat dilakukan.
Demikian Info dari
Reyko…semoga bermanfaat…tugas ini sudah sedikit Aq rubah (SedikitLebay) sama
tugas yang Aq kumpulin di DosenQ. Berhubung ini membahas seputar Toraja maka
penjelasannya singkat2 aja.heheh.
Gambar2 Seputar Toraja:
Perayaan Rambu Solo' |
Pemakaman (Rambu solo') |
Tongkonan |
Contoh Miniatur boneka Tau-Tau |
Boneka Tau-tau (Ini dibuat sesuai karakter orang yang meninggal) |
Bahan Bacaan
Azis Said, Abdul
2004. Toraja
(Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional). Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Google
2011.‘Teisme Manusia Tana Toraja’, (online), http://www.wikipedia.com, diakses tgl 13 Oktober 2011.
Hidayah, Zulyani
1997. Ensklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta:
LP3ES.
Ihromi, T.O
1981. Adat
Perkawinan Toraja Sa’dan dan Tempatnya Dalam Hukum Positip Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Koentjaraningrat, (ed.)
1971. Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Melalatoa, M. Junus
1995. Ensiklopedi
Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Melalatoa, M. Junus, (ed.)
1997. Sistem Budaya Indonesia. Jakarta:
Pamator.
Wikipedia
PERINGATAN : Ini Tugas kuliah PRIBADI Aq, yang udah dirubah. Adanya kesamaan semua uda di parafrase dan uda ada sumber yang jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar