Sabtu, 01 September 2012

Tanda Tanya “Film yang mengangkat isu SARA”


Tanda Tanya “Film yang mengangkat isu SARA”
Selamat siang KIKOSer...^^
Siang ini Epik pingin nge-review film Indonesia yang sempat fenomenal karena dianggap beberapa orang menodai agama... yak langsung saja...  


Judul
Tanda Tanya
Genre
Drama
Tanggal Rilis
7 April 2011
Bahasa
Indonesia
Sutradara
Hanung Bramantyo
Durasi
100 menit
Nama Pemain
Revalina S. Temat
Sebagai
Menuk
Reza Rahardian
Sebagai
Soleh
Rio Dewanto
Sebagai
Ping Hen (Hendra)
Endhita
Sebagai
Rika
Agus Kuncoro
Sebagai
Surya
Hengky Solaeman
Sebagai
Tan Kat Sun

     "Tanda Tanya" bercerita tentang kehidupan beberapa orang yang saling berhubungan tentu saja dengan masalah mereka masing-masing. Kalau Epik lihat pemeran paling utama di film ini adalah Menuk, seorang perempuan berjilbab yang menjadi pelayan di sebuah kedai masakan Chinese milik keluarga kecil yang dikepalai oleh Tan Kat Sun. Menuk merasa bersyukur bekerja di kedai tersebut. Karena meski pemilik kedai adalah seorang Chinese dan non-muslim, mereka sangat menghormati kepercayaan Menuk dan pekerja lainnya. Selain itu kedai ini memiliki menu berbahan daging babi tetapi mereka memisahkan alat-alat masak untuk menghormati warga muslim agar dapat tetap makan di kedai tersebut. Setiap masuk waktu sholat, Koh Sun pun selalu mengingatkan para pekerjanya untuk beristirahat sholat.
Tanda Tanya's Casts
     Koh Sun yang sakit-sakitan mencoba membimbing anaknya yang bernama Ping Hen alias Hendra untuk meneruskan usaha turun temurun keluarganya. Namun Ping Hen yang bandel terlihat ogah-ogahan dan memilih untuk hidup berhura-hura. Ping Hen selalu bersikap semaunya sendiri dan (sejujurnya) kejam terhadap karyawan-karyawan ayahnya, tak terkecuali si Menuk. Setiap berpapasan dengan Menuk, Ping Hen selalu memberi tatapan tidak suka yang sinis. Ternyata diam-diam Ping Hen merasa cemburu terhadap Menuk ketika melihat Menuk bersama suaminya, si Soleh. Karena ternyata Ping Hen dan Menuk memang memiliki masa lalu sebagai sepasang kekasih. Namun Menuk memilih meninggalkan Ping Hen dengan alasan perbedaan agama. Menuk sendiri lebih memilih Soleh karena Menuk ingin memiliki seorang imam yang kelak dapat membimbing anak-anaknya di jalan Allah S.W.T, dan hal tersebut masih membuat Ping Hen sakit hati. Menuk sangat mencintai Soleh meski suaminya ini adalah seorang pengangguran. Soleh terlihat sangat depresi karena ia hidup dari uang Menuk sedangkan dia sendiri menganggur. Harga dirinya sebagai laki-laki terasa seperti diinjak-injak. Ia jadi sering marah-marah ngga karuan hanya karena masalah sepele, seperti ketika adiknya yang meminta uang untuk membayar sekolah namun ia tidak memiliki uang. Ternyata masih ada pria gentleman yang punya rasa malu hidup dari uang istrinya… sayangnya cuma di film… (TAT)
Ping Hen yang selalu cekcok dengan ayahnya

       Disisi lain ada cerita mengenai kehidupan Rika, seorang janda anak satu yang baru saja bercerai dengan suaminya. Semenjak bercerai dengan suaminya, Rika yang semula seorang Muslim merubah keyakinannya menjadi Katolik untuk mencari kedamaian hati. Namun Rika sendiri tetap membiarkan anak lelaki semata wayangnya untuk memeluk Islam sebagai agamanya. Keputusan Rika untuk berpindah keyakinan tersebut tentu saja menuai banyak cibiran dan pandangan miring. Ia dikucilkan oleh orang tuanya bahkan anak lelakinya pun diolok-olok. Untungnya tidak semua orang memandang Rika sebelah mata. Masih ada orang lain seperti Menuk dan Surya yang mau bergaul dengannya. Oh iya… Surya adalah seorang aktor yang dari dulu hanya mendapat peran pembantu sebagai orang jahat. Karena uang hasil dari menjadi aktor kacangan tidak banyak, membuat Surya kesulitan membayar uang kost bahkan untuk makan saja sulit, akhirnya Surya pun harus menerima nasib ketika ibu kost mengusirnya. Awalnya hubungan Rika dan Surya tidak akur namun lama-kelamaan mereka pun bisa akur dan saling membantu disaat ada kesulitan.

Soleh dkk
      Alur cerita dari film ini cukup bagus. Semuanya seolah merupakan kumpulan benang yang terajut dalam satu cerita yang saling berkaitan. Memang dibeberapa bagian film ada bagian yang cukup provokatif seperti ketika ada empat orang pria yang akan menuju masjid dan meneriaki Ping Hen “Cino” lalu Ping Hen membalas meneriaki mereka dengan sebutan “Teroris”. Sungguh provokatif ckckckck… (OoO).
     Film ini mengajarkan bagaimana hendaknya hidup rukun tanpa membeda-bedakan suku, agama yang dianut, ras, dan antar golongan a.k.a SARA. Epik hidup dalam keluarga yang anggotanya memeluk berbagai agama. Epik juga merupakan campuran setengah Jawa setengah Chinese. Jadi bisa dibilang Epik cukup mengetahui dan mengalami apa yang terjadi seperti dalam film "Tanda Tanya". Mulai dari saling mencemo'oh ras, berpikiran buruk mengenai agama lainnya, dan sebagainya. Epik jadi sadar film besutan Hanung Bramantyo ini adalah fakta di masyarakat yang dirangkai ulang dalam sebuah film fiksi. Apa yang digambarkan Hanung dalam film ini merupakan realita yang ada di masyarakat. Terlepas mau diakui atau tidak itulah kenyataannya. Memang cukup provokatif dan agak menyindir beberapa kalangan (menurut Epik loh ya!), tapi itulah kenyataan. Epik dengar, film ini sempat menjadi heboh karena dianggap menodai agama (dan blablabla...), saran Epik sih sebelum berkomentar yang macam-macam lihatlah kenyataan yang ada di masyarakat, jangan terlalu berpandangan secara idealisme saja. Karena Epik rasa, Hanung hanya menunjukan itulah yang ada di sekitar kita.
Ping Hen sedang nasehati ibunya
     Epik sempat membaca beberapa review mengenai film ini dan ada yang membuat artikel mengenai betapa “memaksanya” alur dari film “Tanda Tanya”. Bahkan ada yang mencibir bahwa pembuat ceritanya adalah orang yang tidak memahami tentang agama. Yah sah-sah saja seseorang mengeluarkan opini… Tapi menurut Epik sih ngga sepantasnya ada orang yang berkomentar seperti itu tanpa melihat realita yang ada. Everything is impossible mamen… :P
     Pada ending-nya pun setiap tokoh digambarkan telah memenangkan masalah mereka, tentu dengan jalan dan cara masing-masing. Kemenangan ini merupakan fair winning, kemenangan yang adil bagi semua. Happy End… yay… semua bahagia… trus apanya yang perlu diDEMO? apanya yang diPERMASALAHKAN? Sepertinya positive thinking adalah hal yang masih langka di negeri ini… ckckck…

Referensi:
­-http://blog.uin-malang.ac.id/selamethariadi/2011/04/08/cerita-tidak-logis-film-tanda-tanya-sinopsis-film-tanda-tanya-film-hanung-bramantyo/
-http://id.wikipedia.org/wiki/%3F_%28film%29




Tidak ada komentar:

Posting Komentar