Tanda Tanya “Film yang mengangkat isu SARA”
Selamat siang KIKOSer...^^
Siang ini Epik pingin nge-review film
Indonesia yang sempat fenomenal karena dianggap beberapa orang menodai agama...
yak langsung saja...
Judul
|
Tanda Tanya
|
||||||||||||||||||
Genre
|
Drama
|
||||||||||||||||||
Tanggal Rilis
|
7 April 2011
|
||||||||||||||||||
Bahasa
|
Indonesia
|
||||||||||||||||||
Sutradara
|
Hanung Bramantyo
|
||||||||||||||||||
Durasi
|
100 menit
|
||||||||||||||||||
Nama Pemain
|
|
"Tanda Tanya" bercerita tentang
kehidupan beberapa orang yang saling berhubungan tentu saja dengan masalah
mereka masing-masing. Kalau Epik lihat pemeran paling utama di film ini adalah
Menuk, seorang perempuan berjilbab yang menjadi pelayan di sebuah kedai masakan
Chinese milik keluarga kecil yang
dikepalai oleh Tan Kat Sun. Menuk merasa bersyukur bekerja di kedai tersebut.
Karena meski pemilik kedai adalah seorang Chinese
dan non-muslim, mereka sangat menghormati kepercayaan Menuk dan pekerja
lainnya. Selain itu kedai ini memiliki menu berbahan daging babi tetapi mereka
memisahkan alat-alat masak untuk menghormati warga muslim agar dapat tetap
makan di kedai tersebut. Setiap masuk waktu sholat, Koh Sun pun selalu
mengingatkan para pekerjanya untuk beristirahat sholat.
Tanda Tanya's Casts |
Koh Sun yang sakit-sakitan mencoba
membimbing anaknya yang bernama Ping Hen alias Hendra untuk meneruskan usaha
turun temurun keluarganya. Namun Ping Hen yang bandel terlihat ogah-ogahan dan
memilih untuk hidup berhura-hura. Ping Hen selalu bersikap semaunya sendiri dan
(sejujurnya) kejam terhadap karyawan-karyawan ayahnya, tak terkecuali si Menuk.
Setiap berpapasan dengan Menuk, Ping Hen selalu memberi tatapan tidak suka yang
sinis. Ternyata diam-diam Ping Hen merasa cemburu terhadap Menuk ketika melihat
Menuk bersama suaminya, si Soleh. Karena ternyata Ping Hen dan Menuk memang
memiliki masa lalu sebagai sepasang kekasih. Namun Menuk memilih meninggalkan
Ping Hen dengan alasan perbedaan agama. Menuk sendiri lebih memilih Soleh
karena Menuk ingin memiliki seorang imam yang kelak dapat membimbing
anak-anaknya di jalan Allah S.W.T, dan hal tersebut masih membuat Ping Hen
sakit hati. Menuk sangat mencintai Soleh meski suaminya ini adalah seorang
pengangguran. Soleh terlihat sangat depresi karena ia hidup dari uang Menuk
sedangkan dia sendiri menganggur. Harga dirinya sebagai laki-laki terasa
seperti diinjak-injak. Ia jadi sering marah-marah ngga karuan hanya karena masalah
sepele, seperti ketika adiknya yang meminta uang untuk membayar sekolah namun
ia tidak memiliki uang. Ternyata masih ada pria gentleman yang punya rasa malu hidup dari uang istrinya… sayangnya
cuma di film… (TAT)
Ping Hen yang selalu cekcok dengan ayahnya |
Disisi lain ada cerita mengenai kehidupan
Rika, seorang janda anak satu yang baru saja bercerai dengan suaminya. Semenjak
bercerai dengan suaminya, Rika yang semula seorang Muslim merubah keyakinannya
menjadi Katolik untuk mencari kedamaian hati. Namun Rika sendiri tetap
membiarkan anak lelaki semata wayangnya untuk memeluk Islam sebagai agamanya.
Keputusan Rika untuk berpindah keyakinan tersebut tentu saja menuai banyak
cibiran dan pandangan miring. Ia dikucilkan oleh orang tuanya bahkan anak
lelakinya pun diolok-olok. Untungnya tidak semua orang memandang Rika sebelah
mata. Masih ada orang lain seperti Menuk dan Surya yang mau bergaul dengannya.
Oh iya… Surya adalah seorang aktor yang dari dulu hanya mendapat peran pembantu
sebagai orang jahat. Karena uang hasil dari menjadi aktor kacangan tidak
banyak, membuat Surya kesulitan membayar uang kost bahkan untuk makan saja
sulit, akhirnya Surya pun harus menerima nasib ketika ibu kost mengusirnya.
Awalnya hubungan Rika dan Surya tidak akur namun lama-kelamaan mereka pun bisa
akur dan saling membantu disaat ada kesulitan.
Soleh dkk |
Film ini mengajarkan bagaimana hendaknya
hidup rukun tanpa membeda-bedakan suku, agama yang dianut, ras, dan antar
golongan a.k.a SARA. Epik hidup dalam keluarga yang anggotanya memeluk berbagai
agama. Epik juga merupakan campuran setengah Jawa setengah Chinese. Jadi bisa dibilang Epik cukup mengetahui dan mengalami apa
yang terjadi seperti dalam film "Tanda Tanya". Mulai dari saling
mencemo'oh ras, berpikiran buruk mengenai agama lainnya, dan sebagainya. Epik
jadi sadar film besutan Hanung Bramantyo ini adalah fakta di masyarakat yang
dirangkai ulang dalam sebuah film fiksi. Apa yang digambarkan Hanung dalam film
ini merupakan realita yang ada di masyarakat. Terlepas mau diakui atau tidak
itulah kenyataannya. Memang cukup provokatif dan agak menyindir beberapa
kalangan (menurut Epik loh ya!), tapi itulah kenyataan. Epik dengar, film ini
sempat menjadi heboh karena dianggap menodai agama (dan blablabla...), saran
Epik sih sebelum berkomentar yang macam-macam lihatlah kenyataan yang ada di
masyarakat, jangan terlalu berpandangan secara idealisme saja. Karena Epik
rasa, Hanung hanya menunjukan itulah yang ada di sekitar kita.
Epik sempat membaca beberapa review mengenai film ini dan ada yang
membuat artikel mengenai betapa “memaksanya” alur dari film “Tanda Tanya”.
Bahkan ada yang mencibir bahwa pembuat ceritanya adalah orang yang tidak
memahami tentang agama. Yah sah-sah saja seseorang mengeluarkan opini… Tapi
menurut Epik sih ngga sepantasnya ada orang yang berkomentar seperti itu tanpa
melihat realita yang ada. Everything is
impossible mamen… :P
Pada ending-nya
pun setiap tokoh digambarkan telah memenangkan masalah mereka, tentu dengan
jalan dan cara masing-masing. Kemenangan ini merupakan fair winning, kemenangan yang adil bagi semua. Happy End… yay… semua bahagia… trus apanya yang perlu diDEMO?
apanya yang diPERMASALAHKAN? Sepertinya positive
thinking adalah hal yang masih langka di negeri ini… ckckck…
Referensi:
-http://blog.uin-malang.ac.id/selamethariadi/2011/04/08/cerita-tidak-logis-film-tanda-tanya-sinopsis-film-tanda-tanya-film-hanung-bramantyo/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar