Assalamuallaikum
Warohmatullahi Wabarokatu :D
halo
KIKOSer, Epik muncul lagi nih dengan membawa review'an novel. Mungkin sebagian KIKOSer pernah dengar novel ini
soalnya novel ini sudah pernah difilmkan tahun 2008 yang dibintangi oleh
Saoirse Ronan (as Wanda in The Host) dengan judul yang sama
yakni City of Ember. Filmnya memang ngga bisa dibilang sukses sih, tapi
novelnya justru memenangkan banyak penghargaan lho. Yuk baca review'annya...
Judul
|
City
of Ember
|
Penulis
|
Jeanne
DuPrau
|
Genre
|
novel
fantasi, post-apocalyptic novel
|
Penerbit
|
Mizan
|
Jumlah
Halaman
|
311
|
Tahun
Terbit
|
Juni
2009 (cetakan pertama)
|
Jeanne DuPrau |
Nampaknya
keberuntungan ada dipihak Lina, entah mengapa Doon justru meminta Lina untuk
bertukar pekerjaan. Lina senang bukan main dan merasa sedikit aneh dengan
keinginan Doon untuk bertukar pekerjaan. Karena menurut Lina, bekerja sebagai
petugas pipa sama sekali tidak menyenangkan, bahkan tergolong pekerjaan yang
buruk meski kehadiran mereka sangatlah penting. Petugas pipa harus turun ke
jaringan pipa bawah kota yang gelap serta pengap. Siapa peduli? Yang penting
Lina bisa bekerja menjadi pengantar pesan seperti yang ia idam-idamkan. Lina
pun berlari sekuat tenaga menyusuri jalan temaram untuk menceritakan kabar baik
ini kepada nenek dan Poppy, adiknya.
Sesampainya
di rumah ia dengan meletup-letup bercerita bahwa besok ia akan mulai bekerja
menjadi pengantar pesan. Nenek Lina senang mendengar kabar itu karena dengan
begitu mereka bisa menghasilkan uang tambahan. Selama ini Lina, nenek, dan
Poppy hanya mengandalkan uang hasil berjualan benang dari toko nenek. Nenek
mencabuti benang-benang dari pakaian atau kain bekas untuk kemudian digulung
dan dijual kembali. Itu semua bukan karena keluarga Lina terlalu miskin tetapi
memang seperti itulah keadaan Kota Ember sekarang.
Kota
Ember dibangun oleh Para Pendiri di bawah tanah ratusan tahun lalu. Kota
dibangun dengan perencanaan matang dimana gudang-gudang persediaan makanan
untuk dua abad telah diisi penuh, segala keperluan obat-obatan serta kebutuhan
hidup telah tersedia. Jaringan listrik pun telah dibuat dengan sedemikian rupa
sehingga generasi-generasi penerus tak perlu khawatir akan kekurangan pasokan
listrik. Sayangnya beberapa dekade terakhir, warga Kota Ember mulai mengalami
kekurangan pasokan makanan. Makanan kalengan yang semula melimpah kini mulai
dibatasi pembeliannya, bohlam-bohlam kabarnya juga semakin menipis, kertas dan
pensil warna adalah barang langka, bahkan minyak goreng kini telah punah. Hal
yang lebih parah adalah kini mereka sering mengalami pemadaman listrik.
Desas-desus menyebar bahwa tak menutup kemungkinan suatu hari nanti lampu-lampu
akan padam tanpa pernah ada kemungkinan untuk menyala kembali.
Suatu
hari, nenek bertingkah aneh. Nenek membongkar seluruh sudut rumah dan berkata
bahwa sedang mencari suatu benda berharga namun ia sendiri lupa benda apakah
yang sedang ia cari. Lina menjadi bingung dengan tingkah neneknya. Sampai
esoknya Lina mendapati Poppy sedang mengunyah kertas yang sebelumnya disimpan
dalam sebuah kotak cantik. Lina segera merebut kertas tersebut dan menjadi
yakin bahwa mungkin kertas inilah yang dicari-cari neneknya. Kertas tersebut
sudah setengah hancur dengan banyak tulisan yang telah hilang. Kertas tersebut
sepertinya berisi mengenai instruksi untuk melakukan suatu hal. Tiba-tiba Lina
berpendapat bahwa bisa jadi kertas ini adalah instruksi yang dapat memperbaiki
nasib warga Kota Ember atau mungkin akan membawanya ke sebuah kota lain yang
penuh cahaya seperti dalam mimpi-mimpinya.
Pada
akhirnya Lina memperlihatkan kertas itu kepada Doon dan berharap mereka dapat
merangkai kepingan-kepingan puzzle
guna menemukan jalan keluar dari Kota Ember. Apakah mereka mampu memecahkan puzzle kertas instruksi tersebut?. Baca
yaaa...
Saatnya
Epik komen. Epik ngerasa novel City of Ember ini padat. Maksudnya ceritanya
singkat dan ringkas ngga bertele-tele. Ide ceritanya simpel, tentang anak-anak
yang mencari jalan keluar dari Kota Ember. Tapi konsepnya keren banget dengan
mengambil setting post-apocalyptic
kota bawah tanah, City of Ember menggiring pembaca merasakan ketakutan penduduk
akan hilangnya listrik yang berimbas dengan hilangnya sumber cahaya. Epik
merasakan ketakutan warga Kota Ember hidup tanpa cahaya sedikitpun. Padahal
Epik ngga menderita fobia gelap alias achluophobia, gimana mereka yang punya
fobia gelap? Kejang-kejang kali yaaa...
Tokoh
utamanya disini adalah Lina yang menurut Epik sebenernya anak baik tapi namanya
juga anak-anak, Lina masih punya sisi egois. Ini terlihat saat ia dihadapkan
dua pilihan antara beli pensil warna atau beli mantel untuk neneknya. Lina
memilih beli pensil warna dibanding mengganti mantel sang nenek yang sudah
tambal sulam. Karakter Lina digambarkan sebagai anak yang biasa-biasa aja, ngga
ada yang spesial kecuali bahwa dia punya rasa penasaran dan kaki yang lincah.
Epik justru tertarik dengan tokoh Doon yang dingin, serius, dan cerdas.
Kayaknya justru Doon ini deh yang cocok untuk jadi pemeran utama. Dia cukup
pemberani dan punya sifat ilmuan yang selalu ingin membuktikan segalanya dengan
logika. Suka banget jadinya, kebayang si Doon ini anaknya kakkoi alias keren banget. Sayangnya Doon memiliki kekurangan yakni
dia super tempramental. Saat marah, Doon bisa melampiaskannya dengan membanting
segala barang. Idih serem...
Ada
beberapa pelajaran yang Epik dapat setelah baca City of Ember yakni:
1.
Greedy is Human Nature
Yah,
Epik tau ini klise sih, tapi disini Epik diperlihatkan betapa manusia itu
makhluk serakah. Ada seorang tokoh dalam novel ini yang memiliki akses ke
gudang penyimpanan dan mencuri berbagai barang yang sudah langka bahkan sudah
punah untuk dinikmati sendiri padahal warga lainnya hidup dalam kekurangan.
Memang serba susah, dibagipun barang barang itu ngga cukup tapi kalau ngga
dibagu barangnya masih ada. Lagi pula Epik dan mungkin sebagian KIKOSer tidak
pernah berada dalam posisi si pencuri kan? Dimana mereka hidup serba
kekurangan, bukan karena tidak memiliki uang melainkan karena keberadaan
barang-barang itu sendiri langka.
2.
Manusia Selalu Mempertanyakan Eksistensi
Manusia
selalu penasaran mengenai keberadaannya, mengenai penciptaan, dan mengenai
berbagai fenomena terjadi di sekelilingnya. Karena itu manusia selalu percaya
bahwa ada kekuatan di luar sana yang mampu menciptakan dunia. Kekuatan itu
pasti maha dahsyat melebihi kemampuan manusia biasa. Seperti salah satu teman
Lina yang penasaran dengan proses berkecambahnya benih. Ia bertanya-tanya
kekuatan apa yang mampu menumbuhkan sebutir benih yang sekiranya merupakan
'benda mati' dapat tumbuh menjadi tanaman. Selain itu di Kota Ember muncul
semacam kelompok penganut sebuah kepercayaan yang yakin bahwa suatu hari Para
Pembangun akan muncul dan menyelamatkan mereka dari krisis listrik. Menarik
banget kan! Novel anak yang simpel ini ternyata disisipi sebuah pembelajaran
mengenai ketuhanan dan filsafat. Selain itu juga diramu dengan bahasa yang
mudah dipahami.
3.
Be Brave, cos' Curiosity Not Always
Kill The Cat
Semua
petualangan Lina dan Doon berlandaskan rasa penasaran dan keberanian. Jadi ngga
usah khawatir untuk take a risk untuk
maju. Cieee... Sok banget ya Epik hahaha
Overall,
novel ini cukup menarik buat dibaca KIKOSer dan recommended untuk anak-anak.
Jadi KIKOSer coba baca novel ini yaaa ^^
Web
Resmi:
-www.jeanneduprau.com
Referensi:
-bookfans.net (foto Jeanne DuPrau)
-www.seizethesparkle.com (foto cover buku City of Ember series)
-chasness.files.wordpress.com (foto cover film)
-www.seizethesparkle.com (foto cover buku City of Ember series)
-chasness.files.wordpress.com (foto cover film)
For Your Information:
-
City of Ember merupakan novel pertama dari tetralogi Ember. Lanjutan dari City
of Ember adalah the People of Sparks, The Prophet of Yonwood, dan The Diamond
of Darkhold. Sayangnya hanya novel City of Ember dan the People of Sparks aja
yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. UPDATE: Epik udah dapet buku keduanya City of Ember yakni The People of Spark, jadi ditunggu ya KIKOSer review'an dari Epik)
serian City of Ember |
-film
adaptasi dari novel City of Ember ini disutradari oleh Tom Hanks lho
Spesial Thank’s :
-buat Ko Hwa, budhe kesayangan Epik, yang sudah memfasilitasi Epik selama ini... ^^ terima kasih banyak
Nih
Epik kasih gambarnya:
City of Ember Movie Cover |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar