Olla
KIKOSer~~
Sekarang
Reyko bakal lanjutin “materi” punya SellSella seputar Hepatitis, Yang
sebelumnya belum baca bisa baca dulu: Manifestasi Klinis Hepatitis B, Gejala Penderita Hepatitis B, Hepatitis B (VHB)
Sekarang
kita bahas Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis B Yaa
Ayoo
KIKOSer kita tambah pengetahuan seputar penyakit yang mematikan ini
2.5. Pemeriksaan laboratorium HEPATITIS B
Untuk mendeteksi adanya penyakit
hepatitis, perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati yang sifatnya enzimatik
(menguji kadar enzim), yaitu :
1.
Enzim
yang berkaitan dengan kerusakan hati, antara lain SGOT, SGPT, GLDH dan LDH
2.
Enzim
yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu,
yaitu Gamma GT dan alkali fosfatase
3.
Enzim
yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase.
Jika serangkaian tes enzimatik
tersebut menandakan adanya gangguan pada hati, dan dari diagnosa dicurigai
adanya hepatitis, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi
(sel), yaitu pemeriksaan HBsAg, HBeAg, antiHBe dan HBV DNA.
1.
HBs Ag
Fungsi pemeriksaan HbsAg
adalah untuk mengetahui apakah pasien merupakan penderita hepatitis B, yang
ditandai dengan HBsAg positif . Jika positif, pasien dianggap
terinfeksi hepatitis B. Pengulangan tes setelah 6 bulan untuk menentukan
infeksi telah sembuh atau kronik. HBsAg positif setelah 6 bulan tetap
terdeteksi dalam darah selama lebih dari enam bulan berarti telah menjadi
kronis. HBsAg dalam darah dapat
dideteksi dengan tehnik enzyme immunoassay (EIA), enzyme linked immunoassay
(ELISA), enzyme linked fluorescent assay (ELFA), atau immunochromatography test
(ICT).
2.
Anti HBs
Jika
positif, pasien dianggap memiliki kekebalan terhadap hepatitis B (baik
karena infeksi yang telah sembuh atau karena vaksinasi). Hepatitis B karier
kronis dapat menunjukkan HBsAg dan Anti HBs positif. positif untuk HbsAg
dan anti HBs pada saat yang bersamaan, tetapi hal ini sangat jarang terjadi
(<1 b.="b." belum="belum" hepatitis="hepatitis" jika="jika" kekebalan="kekebalan" memiliki="memiliki" nbsp="nbsp" negatif="negatif" pasien="pasien" span="span" terhadap="terhadap" virus="virus">1>
3. HBeAg
Fungsi pemeriksaan HBeAg adalah
untuk mengetahui apakah adanya replika virus dalam hepatosit (sel hati). HBeAg
berkaitan erat dengan HBV DNA, yaitu DNA virus Hepatitis B. Pada beberapa
kasus, ada yang nilai HBeAg-nya negatif namun bukan pertanda mutlak bahwa yang
bersangkutan tidak memiliki virus, misalnya pada penderita Hepatitis B yang
mengalami mutasi. HBeAg positif berhubungan dengan tingkat
infeksi yang tinggi dan pada karier kronik dengan peningkatan resiko sirosis.
4. Anti
HBe
Umumnya
Anti HBe positif dengan HBeAg negatif menunjukkan tingkat replikasi virus yang
rendah. Namun hal ini tidak berlaku pada virus hepatitis B mutan.
5. HBV
DNA
HBV
DNA positif menunjukkan infeksi aktif, bergantung pada viral load (jumlah virus). Tes ini
dapat digunakan untuk mengetahui prognosis dan keberhasilan terapi. Metode pemeriksaan yang paling komprehensif adalah
metode PCR (Poly Chain Reaction), pada dasarnya metode ini adalah
melipat-gandakan unsur-unsur DNA dari suatu virus dengan suatu cara sehingga
bisa dideteksi dan dihitung. Tetapi metode pemeriksaan ini saat ini masih
jarang digunakan karena mahal, selain itu juga kurang efektif untuk melayani
kebutuhan di tingkat pelayanan publik.
6. Anti
HBc
Jika
positif, pasien telah terinfeksi oleh VHB. Infeksi telah sembuh (HBsAg negatif)
atau masih berlangsung (HBsAg positif). Jika infeksi telah sembuh, pasien
dianggap mempunyai kekebalan alami terhadap infeksi VHB. IgM anti HBc
mungkin menjadi satu-satunya marker yang dapat terdeteksi selama masa window period ketika HbsAg
dan anti-HBs masih negatif. Untuk pemeriksaan HBcAg tidak dilakukan karena HBcAg hanya ditemukan pada sel - sel hati dan tidak ditemukan pada serum.
7. Pemeriksaan
tambahan
Anti HCV dan Anti HAV untuk
menyingkirkan adanya infeksi hepatitis C dan A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar