Hadeh... Hadeh... Capek deh... Epik diajak
nonton sama Mak-nya Epik... Mending kalau nonton berdua, ini malah diajak
nonton bareng emak-emak. Ngga okeh beud kaaan... Tau sendiri yang namanya
emak-emak itu rempong dan berisik banget. Tapi ya udah deh Epik pasrah aja.
Miapah coba kalau ngga demi KIKOSer. Biar bisa nge-review film "Habibie
dan Ainun". Yak langsung aja...
Judul
|
Habibie dan Ainun
|
||||||||||||||||||
Genre
|
Drama
|
||||||||||||||||||
Tanggal Rilis
|
20 Desember 2012 (Indonesia)
|
||||||||||||||||||
Bahasa
|
Indonesia, Jerman
|
||||||||||||||||||
Sutradara
|
Faozan Rizal
|
||||||||||||||||||
Durasi
|
118 menit
|
||||||||||||||||||
Nama Pemain
|
|
Film Habibie dan Ainun ini diangkat dari
buku autobiografi Bapak B.J. Habibie. Berkisah mengenai cerita romantis Pak
Habibie dengan Bu Ainun dari awal hingga akhir hayat Bu Ainun.
Cerita dimulai saat Habibie dan Ainun SMA.
Nah... seorang guru ada yang secara ngga langsung ngejodohin si Habibie dan
Ainun. Itu karena kedua orang ini dianggap si guru sama-sama cerdas dan kritis.
Tapi sepertinya Habibie kurang senang dijodoh-jodohkan semacam itu. Suatu hari
teman-teman Habibie menggodanya, dengan mengatakan kalau Habibie suka dengan
Ainun. Habibie dengan kikuk mengatakan bahwa ia tidak suka Ainun dan akan
mengatakannya langsung di depan Ainun. Lalu Habibie langsung mendatangi Ainun
dan berkata "Heh Ainun... Kamu itu jelek... Item kayak gula jawa!"
dengan kikuk.
Habibie muda (Esa Sigit) dan Ainun muda (Marsha Natika) |
Beberapa tahun kemudian Habibie melanjutkan
kuliah ke Jerman. Namun ia terkena tubercolosis dan pulang ke Indonesia untuk
istirahat. Di saat pulang ini, Habibie diminta ibunya untuk mengantar kue ke
rumah Ainun bersama adiknya yang bernama Fanny. Di sana Habibie bertemu Ainun
yang sekarang jadi cantik dan manis. Habibie terpesona bukan main bahkan
Habibie berkata bahwa “gula jawa” sekarang sudah berubah jadi “gula putih”.
Habibie terlihat sangat tertarik dengan Ainun, apa lagi Ainun sekarang sudah
jadi dokter dan jadi kembang desa yang dikejar banyak pria. Banyak pria yang
main-main ke rumah Ainun untuk PDKT dengan orang tua Ainun tapi nampaknya orang
tua Ainun hanya tertarik dengan Habibie.
Cieee... |
Suatu hari saat mengendarai becak
sepulang dari jalan-jalan, Habibie dan Ainun mengobrol cukup serius di dalam
becak. Habibie meminta Ainun agar mau bersamanya pergi ke Jerman sebagai
istrinya. Habibie berkata bahwa ia tidak bisa menjanjikan apa-apa tapi ia yakin
bahwa ia bisa menjadi suami terbaik untuk Ainun. Ainun sediri tidak dapat
berjanji menjadi istri yang baik tapi Ainun berjanji akan selalu ada di samping
Habibie. Akhirnya pasangan muda ini pun menikah dan berangkat ke Jerman untuk
melanjutkan hidup.
Hidup di Jerman tak semudah yang pasangan
muda ini banyangkan. Jauh dari kampung halaman, jauh dari keluarga, kehidupan
di Jerman yang keras ditambah kehamilan besar membuat Ainun sempat mengatakan
bahwa ia ingin kembali pulang ke Indonesia. Tapi Habibie terus menguatkan Ainun
agar tetap bertahan mendampinginya. Mereka terhitung hidup pas-pas’an di sana.
Tinggal di apartemen kecil dan sandang yang mulai bobrok silih berganti
merintangi mereka. Penantian dan perjuangan mereka berbuah manis. Ketika Habibie
mendapat pekerjaan yang lumayan baik, kehidupan mereka mulai terangkat. Habibie
pun ingin kembali ke Indonesia untuk memenuhi cita-citanya yaitu membuatkan
pesawat untuk Indonesia. Ia pun mengirim surat ke Indonesia yang menyatakan
bahwa ia ingin membuat pesawat.
Sayangnya keinginannya tersebut ditolak dengan alasan SDM Indonesia saat
itu belum mampu.
Hingga suatu hari Habibie didatangi utusan dari Indonesia yang mengajaknya
untuk kembali ke Indonesia dan membuat pesawat. Habibie sangat gembira mendengar
kehormatan yang diberikan kepadanya ini. Ainun juga senang tetapi ia tidak bisa
menemani Habibie ke Indonesia dengan alasan ia baru saja mendapat pekerjaan
sebagai dokter anak di Jerman. Habibie yang tekun dan rajin kemudian menjabat
jadi Menteri dan berhasil membuat pesawat terbang. Gimana kisah selanjutnya? Nonton sendiri ya
KIKOSer… hahaha (nge-troll nih…)
Yak… Film yang digadang-gadang termasuk film romantis serta dikatakan sebagai “Romeo dan Juliet dari Indonesia” ini menurut Epik lumayan bagus. Reza Rahardian memerankan Habibie dengan sangat baik dan lumayan mirip. Bahkan Reza juga cukup banyak berdialog dalam bahasa Jerman. Pengambilan gambar pun cukup bagus dengan pengambilan gambar berlatar Jerman cukup banyak. Unsur romantisnya menurut Epik menguat dibagian akhir cerita ketika Ainun sakit. Tapi dari awal hingga tengah cerita malah ada unsur komedinya lo… terbukti dari penonton yang ketawa ngakak saat nonton film ini.
Yak… Film yang digadang-gadang termasuk film romantis serta dikatakan sebagai “Romeo dan Juliet dari Indonesia” ini menurut Epik lumayan bagus. Reza Rahardian memerankan Habibie dengan sangat baik dan lumayan mirip. Bahkan Reza juga cukup banyak berdialog dalam bahasa Jerman. Pengambilan gambar pun cukup bagus dengan pengambilan gambar berlatar Jerman cukup banyak. Unsur romantisnya menurut Epik menguat dibagian akhir cerita ketika Ainun sakit. Tapi dari awal hingga tengah cerita malah ada unsur komedinya lo… terbukti dari penonton yang ketawa ngakak saat nonton film ini.
Sayangnya Epik harus jujur bahwa film ini
masih banyak memiliki kekurangan. Antara lain akting BCL yang menurut Epik
kurang greget. Bener rasanya kalau dibilang ketika nonton film ini kerasanya
kayak nonton BCL bukan nonton bu Ainun. Maksud Epik sosok bu Ainun masih belum
merasuk gituh ke diri BCL saat maini,n film ini. Selain itu setau Epik, bu Ainun
sendiri meninggal dunia ketika beliau sudah tua tapi di dalam film, baik Reza maupun
BCL masih kelihatan muda (meski dikasih make up kerut-kerut tapi kurang greget
gituh). Reza-nya juga terhitung terlalu jangkung, sedangkan pak Habibie kan ngga terlalu tinggi gitu dan
rambutnya Reza masih terlihat lebat (ngga sesuai umur yang “cerita-nya” udah sepuh).
Yah… kalau dipikir susah juga membuat film reka ulang tanpa membandingkan sosok
asli dengan pemain. Tapi mau gimana lagi… Ini jujur lo… Selain itu beberapa
unsur-unsur sponsor yang ada didalam film (jujur saja) cukup mengganggu. Misal
produk snak “G*ry Ch*c*latos” yang jadi sponsor film ini sempat muncul beberapa
kali sebagai “cameo” di film ini. Ya si snak itu muncul sebagai cemilan dalam
film dan hal tersebut cukup mengganggu. Masalahnya setting di jaman itu snak
“G*ry Ch*c*latos” itu belum ada. Jadi agak mengganggu jalan cerita gitu…
Yak… Over All ceritanya bagus cuma detilnya
aja yang kurang. Nah bagi KIKOSer yang penasaran sama film ini monggo lihat di
bioskop ya~ atau tunggu DVD-nya aja hehehe…
Referensi:
-http://id.wikipedia.org/wiki/Habibie_%26_Ainun
Nih Epik kasih gambar-gambarnya:
Nih Epik kasih gambar-gambarnya:
Sederhana~ |
Jalan-jalan di Jerman |
Pak Habibie di lantik |
Pak Habibie dan Bu Ainun yang asli |
Another movie poster |
Reza Rahardian, Pak Habibie, dan Bunga Citra Lestari |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar