Selasa, 16 Oktober 2012

Pope Joan “Paus Wanita yang Dihapus dari Sejarah”


Pope Joan “Paus Wanita yang Dihapus dari Sejarah”
Yak... Epik udah lama ngga nge-post yah... huahaha maklum KIKOSer, lagi sibuk ni... Kemarin Epik habis ikut acara NN a.k.a Nakayoshi Naito (なかよし ナイト). Artinya Malam Keakraban... Jadi itu acara MK-nya sastra Jepang Unair... Epik jadi konsumsi dan ngga jauh-jauh dari kompor huahaha... (curcol dikit) Btw sekarang Epik lagi sakit neh... Flu yang membabi buta hiks... hiks... tapi sakit ngga menghalangi Epik untuk ngasih info ke KIKOSer kok... Langsung ajah ya...
Judul
Pope Joan
Penulis
Donna Woolfolk Cross
Genre
Novel Sejarah
Penerbit
Serambi Ilmu Semesta
Jumlah Halaman
736
Tahun Terbit
Maret 2007 (Cetakan ke-2)

Hidup pada jaman dimana wanita yang bisa membaca adalah hal yang langka dan dianggap aneh, malah membuat Joan yang terlahir sebagai wanita semakin terdorong untuk belajar dan belajar lagi. Joan adalah anak ketiga dari pasangan seorang Kanon (Pendeta/ Imam) dan seorang wanita dari suku Saxon bernama Gudrun. Entah mengapa Ayah Joan sangat membencinya karena Joan adalah anak perempuan, sedangkan ayahnya ingin semua anaknya adalah lelaki agar bisa meneruskan cita-citanya menjadi pemuka agama katolik.

Berawal dari melihat kakak laki-lakinya yang bernama Matthew yang belajar keras untuk menjadi pemuka agama. Joan pun meminta kakaknya untuk diajari menulis. Matthew berpikir tidak ada salahnya mengajari Joan untuk sekedar mengerti cara menulis namanya sendiri. Namun setelah mampu menulis namanya malah semakin membuat Joan ingin belajar yang lain seperti belajar membaca. Awalnya Matthew menolak dengan alasan wanita tidak seharusnya bisa menulis apa lagi membaca selain itu Matthew takut akan reaksi ayahnya jika tahu Matthew mengajari Joan. Tapi Joan terus mendesak Matthew yang akhrinya setuju mengajari Joan secara diam-diam.

Sayangnya usia Matthew tidaklah panjang tak lama, Joan pun kehilangan guru pertama sekaligus kakak tertua yang ia cintai. Namun semangat Joan tidak juga padam, ketika suatu hari datang tamu penting yaitu seorang guru dari schola (semacam sekolah keagamaan khusus anak lelaki) bernama Aesculapius. Joan pun tak menyianyiakan kesempatan itu. Ia menunjukan bakat membaca dan menulisnya di depan Aesculapius dan ayanhnya. Mereka semua terkejut dengan kemampuan Joan. Ayahnya tentu saja marah namun Aesculapius bereaksi berbeda. Justru, malah kagum terhadap kecerdasan dan bakat dari Joan. Aesculapius pun mengajari Joan dan John (kakak kedua Joan, meski John sangat lambat dalam belajar ayahnya meminta agar Aesculapius mengajari John juga) untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis hingga suatu hari Aesculapius berkata bahwa tenaganya sudah tidak dibutuhkan di schola sehingga ia harus pindah bekerja ke tempat yang sangat jauh. Joan pun kembali sedih. Sebelum pergi gurunya memberinya sebuah buku salinannya secara rahasia. Joan sangat bahagia karena di jaman itu buku sangat berharga karena langka. Joanpun terus membaca dan belajar. Hingga menguasai basa diakon, latin, dan yunani. Sungguh membuat orang berdecak kagum… Lalu bagaimana Joan bisa mencapai kedudukan tertinggi sebagai pemuka agama Katolik? Baca sendiri ya KIKOSer…

Sebenarnya beberapa orang meyakini bahwa Pope Joan (Paus Joan) memang pernah ada berabad-abad yang lalu. Yak… seorang Paus perempuan yang menyamar sebagai pria demi mengubah kebodohan yang ada disekitarnya. Tujuannya begitu mulia namun hanya karena ia seorang wanita seolah aturan saat itu menghalanginya. Wanita cerdas dianggap sebagai keanehan alam dan sumber dari bencana. Namun Joan dapat membuktikan bahwa mereka yang menganggap wanita adalah makhluk rendah adalah salah. Novel keren yang membuat para cewek manapun terkagum-kagum akan sosok Joan yang gigih untuk belajar. Di bagian belakang novel ada catatan pengarang yang telah melakukan riset dan penelitian mengenai keberadaan Pope Joan selama kurang lebih 7 tahun untuk membuat novel ini. Meski berdasarkan kisah nyata, pengarang lebih senang jika buku ini disebut novel karena bagaimanapun masih banyak missing link dari kisah Pope Joan. Tapi Sebagian besar kejadian-kejadian yang tertoreh di novel ini berdasarkan kisah nyata...
Donna Woolfolk Cross
Seharusnya KIKOSer yang cewek-cewek ini harus bersyukur dapat bersekolah dan menuntut ilmu setara dengan para pria. Nyatanya saat ini banyak wanita yang menorehkan prestasi mereka dibidang akademis. Aduh… feminis sekali yah… ckckck… Meski bertema keagamaan dan berbumbu feminisme novel ini sungguh menarik… Rasanya Epik pas baca buku ini ingin cepat-cepat mengetahui ending-nya. Ngga tau kenapa Epik jadi penasaran dan kagum banget sama si Joan ini. Sayangnya di novel ini banyak istilah-istilah dalam bahasa asing yang tidak diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia juga ngga ada catatan kaki mengenai arti kata tersebut. Seperti kata grubenhaus, bliaud, cella, dan masih banyak lagi. Hal kayak gitu bikin pembaca cukup bingung memahami cerita. Selain itu kertas dari novel ini kualitasnya agak buruk. Untuk novel sebrilian ini masa kertas yang dipakai adalah kertas abu-abu yang super tipis… benar-benar menyedihkan… :( Tapi selebihnya sangat menarik kok. Kita bahkan diajak untuk mendalami posisi-posisi tinggi dari agama Katolik. Bahkan ternyata sebagian mereka juga tetaplah manusia yang bisa lalai, serakah, dan masih mementingkan keduniawian. Novel yang penuh intrik dan kisah cinta terlarang...

Catatan Epik:
Epik beli novel ini di loakan loh… harganya 30.000an sedangkan kemarin waktu searching di internet harga baru buku ini berkisar antara 50.000an. BTW, Epik sempat tahu kalau novel ini sudah di film-kan tapi Epik belum liat... nanti kalau sudah liat Epik review deh hehehe...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar