Pope Joan
“Paus Wanita yang Dihapus dari Sejarah”
Yak... Epik udah lama ngga nge-post yah... huahaha maklum KIKOSer, lagi sibuk ni... Kemarin Epik habis ikut acara NN a.k.a Nakayoshi Naito (なかよし ナイト). Artinya Malam Keakraban... Jadi itu acara MK-nya sastra Jepang Unair... Epik jadi konsumsi dan ngga jauh-jauh dari kompor huahaha... (curcol dikit) Btw sekarang Epik lagi sakit neh... Flu yang membabi buta hiks... hiks... tapi sakit ngga menghalangi Epik untuk ngasih info ke KIKOSer kok... Langsung ajah ya...
Judul
|
Pope
Joan
|
Penulis
|
Donna
Woolfolk Cross
|
Genre
|
Novel
Sejarah
|
Penerbit
|
Serambi
Ilmu Semesta
|
Jumlah
Halaman
|
736
|
Tahun
Terbit
|
Maret
2007 (Cetakan ke-2)
|
Hidup
pada jaman dimana wanita yang bisa membaca adalah hal yang langka dan dianggap
aneh, malah membuat Joan yang terlahir sebagai wanita semakin terdorong untuk
belajar dan belajar lagi. Joan adalah anak ketiga dari pasangan seorang Kanon
(Pendeta/ Imam) dan seorang wanita dari suku Saxon bernama Gudrun. Entah
mengapa Ayah Joan sangat membencinya karena Joan adalah anak perempuan,
sedangkan ayahnya ingin semua anaknya adalah lelaki agar bisa meneruskan
cita-citanya menjadi pemuka agama katolik.
Berawal
dari melihat kakak laki-lakinya yang bernama Matthew yang belajar keras untuk
menjadi pemuka agama. Joan pun meminta kakaknya untuk diajari menulis. Matthew
berpikir tidak ada salahnya mengajari Joan untuk sekedar mengerti cara menulis
namanya sendiri. Namun setelah mampu menulis namanya malah semakin membuat Joan
ingin belajar yang lain seperti belajar membaca. Awalnya Matthew menolak dengan
alasan wanita tidak seharusnya bisa menulis apa lagi membaca selain itu Matthew
takut akan reaksi ayahnya jika tahu Matthew mengajari Joan. Tapi Joan terus mendesak
Matthew yang akhrinya setuju mengajari Joan secara diam-diam.
Sayangnya
usia Matthew tidaklah panjang tak lama, Joan pun kehilangan guru pertama
sekaligus kakak tertua yang ia cintai. Namun semangat Joan tidak juga padam,
ketika suatu hari datang tamu penting yaitu seorang guru dari schola (semacam sekolah keagamaan khusus
anak lelaki) bernama Aesculapius. Joan pun tak menyianyiakan kesempatan itu. Ia
menunjukan bakat membaca dan menulisnya di depan Aesculapius dan ayanhnya.
Mereka semua terkejut dengan kemampuan Joan. Ayahnya tentu saja marah namun
Aesculapius bereaksi berbeda. Justru, malah kagum terhadap kecerdasan dan bakat
dari Joan. Aesculapius pun mengajari Joan dan John (kakak kedua Joan, meski
John sangat lambat dalam belajar ayahnya meminta agar Aesculapius mengajari
John juga) untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis hingga suatu hari
Aesculapius berkata bahwa tenaganya sudah tidak dibutuhkan di schola sehingga ia harus pindah bekerja ke
tempat yang sangat jauh. Joan pun kembali sedih. Sebelum pergi gurunya
memberinya sebuah buku salinannya secara rahasia. Joan sangat bahagia karena di
jaman itu buku sangat berharga karena langka. Joanpun terus membaca dan
belajar. Hingga menguasai basa diakon, latin, dan yunani. Sungguh membuat orang
berdecak kagum… Lalu bagaimana Joan bisa mencapai kedudukan tertinggi sebagai
pemuka agama Katolik? Baca sendiri ya KIKOSer…
Sebenarnya
beberapa orang meyakini bahwa Pope Joan (Paus Joan) memang pernah ada
berabad-abad yang lalu. Yak… seorang Paus perempuan yang menyamar sebagai pria
demi mengubah kebodohan yang ada disekitarnya. Tujuannya begitu mulia namun
hanya karena ia seorang wanita seolah aturan saat itu menghalanginya. Wanita
cerdas dianggap sebagai keanehan alam dan sumber dari bencana. Namun Joan dapat
membuktikan bahwa mereka yang menganggap wanita adalah makhluk rendah adalah
salah. Novel keren yang membuat para cewek manapun terkagum-kagum akan sosok
Joan yang gigih untuk belajar. Di bagian belakang novel ada catatan pengarang
yang telah melakukan riset dan penelitian mengenai keberadaan Pope Joan selama
kurang lebih 7 tahun untuk membuat novel ini. Meski berdasarkan kisah nyata,
pengarang lebih senang jika buku ini disebut novel karena bagaimanapun masih
banyak missing link dari kisah Pope
Joan. Tapi Sebagian besar kejadian-kejadian yang tertoreh di novel ini berdasarkan kisah nyata...
Donna Woolfolk Cross |
Seharusnya
KIKOSer yang cewek-cewek ini harus bersyukur dapat bersekolah dan menuntut ilmu
setara dengan para pria. Nyatanya saat ini banyak wanita yang menorehkan
prestasi mereka dibidang akademis. Aduh… feminis sekali yah… ckckck… Meski
bertema keagamaan dan berbumbu feminisme novel ini sungguh menarik… Rasanya
Epik pas baca buku ini ingin cepat-cepat mengetahui ending-nya. Ngga tau kenapa Epik jadi penasaran dan kagum banget
sama si Joan ini. Sayangnya di novel ini banyak istilah-istilah dalam bahasa
asing yang tidak diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia juga ngga ada catatan
kaki mengenai arti kata tersebut. Seperti kata grubenhaus, bliaud, cella, dan masih banyak lagi. Hal kayak
gitu bikin pembaca cukup bingung memahami cerita. Selain itu kertas dari novel
ini kualitasnya agak buruk. Untuk novel sebrilian ini masa kertas yang dipakai
adalah kertas abu-abu yang super tipis… benar-benar menyedihkan… :( Tapi
selebihnya sangat menarik kok. Kita bahkan diajak untuk mendalami posisi-posisi
tinggi dari agama Katolik. Bahkan ternyata sebagian mereka juga tetaplah
manusia yang bisa lalai, serakah, dan masih mementingkan keduniawian. Novel yang penuh intrik dan kisah cinta terlarang...
Catatan
Epik:
Epik beli
novel ini di loakan loh… harganya 30.000an sedangkan kemarin waktu searching di
internet harga baru buku ini berkisar antara 50.000an. BTW, Epik sempat tahu kalau novel ini sudah di film-kan tapi Epik belum liat... nanti kalau sudah liat Epik review deh hehehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar