Senin, 01 Oktober 2012

Linguistik Bahasa Jepang


Selamat Pagi KIKOSer... Kali ini Epik hadir dengan label IPK (Ilmu Pengetahuan KIKOS)... Yay... soalnya ini pertama kalinya Epik ngisi label IPK... Kemarin ini Epik dapet tugas dari Bapak Luita (dosen Linguistik Fakultas Ilmu Budaya) mengenai Linguistik Bahasa Jepang. Epik sendiri juga masih bingung-bingung nih tentang apa itu linguistik pakai ditambah embel-embel Bahasa Jepang lagi... Ckck...

Linguistik menurut pemahaman Epik (setelah ikut kelas-nya Bapak Luita) adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bisa dibilang juga ilmu bahasa. Objek kajiannya adalah bahasa (tertulis maupun lisan). Jadi Linguistik Bahasa Jepang adalah ilmu yang mempelajari bahasa Jepang dari sisi tulisan maupun lisan. Nah untuk lebih jelasnya yang Epik bahas di tugasnya Epik adalah sebagai berikut... Semoga bermanfaat ^^

Linguistik Bahasa Jepang
Bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang menurut sebagaian besar orang Indonesia cukup sulit untuk dipelajari. Alasannya adalah bahasa Jepang memiliki huruf tersendiri yang berbeda dari huruf alfabet Latin yang mayoritas dipakai di seluruh dunia saat ini. Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan huruf, tetapi miskin dengan bunyi (Dedk Sutedi, 2008). Yang khas dari Bahasa Jepang adalah huruf-huruf yang suku katanya selalu diakhiri huruf vokal kecuali huruf n () saja dan huruf n ini bisa dibaca -n, -m, dan –ng. Misal kata dalam kata shin-bun (しんぶん) yang berarti koran, n () yang pertama dibaca sebagai -m dan n () yang kedua dibaca sebagai –ng, jadi cara baca shin-bun yang benar adalah shim-bung (umumnya n () di akhir kata dibaca sebagai –ng).


Bunyi dari bahasa Jepang sangat terbatas dan bisa dibilang dapat menyulitkan penutur bahasa Jepang untuk mempelajari bahasa lain. Selain itu dalam bahasa Jepang tidak ada huruf  “l” dan semua kata serapan yang memiliki huruf “l” akan diubah menjadi “r”. Begitu juga dengan kata yang menggunakan huruf konsonan sebagai akhirannya, maka akan dicari huruf terdekat untuk menutup kata dan kemudian dilesapkan untuk menimbulkan efek akhiran. Misal kata golf maka akan menjadi go-ru-fu (l berubah menjadi r dan fu dilesapkan sehingga u-nya terdengar samar). Di Jepang juga tidak ada bunyi “ĕ” seperti bunyi dari kata “cepat” tetapi hanya bunyi “e” biasa seperti dari kata “ceri”. Hal yang perlu diperhatikan dalam bahasa Jepang adalah panjang pendek bunyi karena berbeda bunyi berbeda arti. Misal bunyi yu-me dan yū-mei. Yu-me yang dibaca pendek memiliki arti “mimpi” (harapan) dan yū-mei dibaca panjang memiliki arti “terkenal”.
agak esulitan bilang "L"
Bahasa Jepang sendiri memiliki empat jenis huruf yang umum dipakai yaitu huruf Hiragana, huruf Katakana, huruf Romaji, dan huruf Kanji. Huruf Hiragana digunakan untuk menulis kosakata dalam huruf Jepang asli, entah dicampur dengan huruf Kanji atau tidak. Misal saja kata mobil yang dalam bahasa Jepang disebut ku-ru-ma maka akan ditulis くるま. Sedangkan huruf Katakana digunakan untuk menulis kosakata serapan dari bahasa lain (kecuali dari bahasa Cina). Misal saja kata sport (bahasa Inggris) yang diserap ke bahasa Jepang menjadi su-pō-tsu maka akan ditulis スポーツ (pō dibaca panjang). Huruf Romaji merupakan huruf alfabet biasa yang ditulis sesuai cara baca suatu kosakata. Misal kata kuda yang dalam bahasa Jepang disebut u-ma (うま), kata “u-ma” yang ditulis menggunakan alfabet Latin merupakan huruf Romaji.
Tabel Hiragana



Tabel Katakana
Huruf Kanji merupakan huruf yang serapan dari huruf Cina. Satu huruf Kanji memiliki memiliki satu kata yang memiliki satu makna. Karena diserap dari huruf Cina maka dalam cara membaca huruf Kanji pun ada dua cara yaitu secara kun-yomi yaitu cara baca Jepang dan On-yomi cara baca Cina. Misalnya kata gunung yang dalam cara baca Jepang disebut ya-ma, maka akan ditulis dalam huruf Kanji seperti ini: . Sedangkan on-yomi-nya dibaca san (dibaca: sang). Huruf Kanji sebagian besar diambil berdasarkan penampakan fisik dari benda yang dilambangkan. Misal kata ya-ma yang diambil dari bentuk tiga buah gunung yang berjajar.
Tabel Kanji Dasar
Sebuah kata yang sama dalam bahasa Jepang bisa saja memiliki arti lebih dari satu. Biasanya perbedaan ini dapat di lihat dari huruf  Kanjinya. Misal kata ka-e-ru (帰る) yang berarti pulang (ke rumah) dan ka-e-ru (返る) yang berarti mengembalikan (uang atau barang). Jadi huruf Kanji juga berguna untuk membedakan kata yang memiliki pengucapan atau pelafalan yang sama tetapi berbeda arti (homonim).

Sejarah huruf Hiragana dan Katakana diyakini hasil dari pengembangan dari bahasa Cina karena pada awalnya Jepang tidak menggunakan huruf dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi mereka (orang Jepang) lakukan secara lisan. Bahasa Cina mulai masuk ke Jepang pada sekitar tahun 300 SM (Zaman Yayoi) bersama para pengungsi dari Cina akibat perang  di Cina saat itu. Huruf Hiragana terlihat lebih luwes dan tidak memiliki banyak sudut sedangkan huruf Katakana terlihat tegas dan kaku. Ada beberapa mitos yang mengatakan bahwa huruf Hiragana dulu dibuat oleh seorang wanita (karena bentuknya yang luwes) dan huruf Katakana dibuat oleh seorang pria (karena bentuknya yang tegas dan kaku).

Daftar Pustaka:
Dahili, Drs. Ahmad, MA, & Drs. Sudjianto, M. Hum. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta Pusat: Kesaint Blanc
Sutedi, Dedi. (2008). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_06.html (web resmi kedutaan Jepang untuk Indonesia)

(diambil dari Tugas Linguistik-nya Epik..^^

Beberapa buku yang Epik saran'in untuk KIKOSer baca sebagai referensi Linguistik Bahasa Jepang antara lain:

Terbitan Humaniora, 233 halaman

Terbitan Kesaint Blanc, 230 halaman



Tidak ada komentar:

Posting Komentar