Judul
|
The Gargoyle
|
Penulis
|
Andrew Davidson
|
Genre
|
Fiksi Romantis
|
Penerbit
|
Kantera
|
Jumlah Halaman
|
600
|
Tahun Terbit
|
Mei 2009 (Cetakan ke-2)
|
The Gargoyle bercerita mengenai kisah cinta
yang rumit antara pria penuh luka bakar dan seorang wanita penderita
skizofrenia, bernama Marianne Engel. Lucunya nama pria pemeran utama dari kisah
ini tidak pernah disebut lho! Jadi kita hanya disuguhkan kata "aku"
sebagai kata ganti pria tersebut.
Berawal dari kecelakaan mobil yang parah
membuat seorang pria tampan mantan bintang porno berubah menjadi pria buruk
rupa. Meski berhasil selamat dari kecelakaan yang membuatnya mengalami luka
bakar hebat, tidak membuat dia bersyukur atas keberuntungannya yang masih
hidup. Motivasinya untuk untuk segera sembuh adalah agar ia bisa menjalankan
rencananya untuk bunuh diri setelah keluar dari rumah sakit. Hari-harinya
dipenuhi rencana-rencana bunuh diri dan pengobatan yang menyakitkan. Namun semuanya
berubah saat ia bertemu Marianne Engel. Marianne adalah seorang pemahat patung
gargoyle (patung monster yang biasanya gabungan antara manusia dengan
hewan-hewan, atau hewan satu dengan lainnya) dan juga pasien dari rumah sakit
tempat pria ini di rawat.
Saat pertama bertemu, pria ini cukup
terkejut dengan ucapan Marianne yang berkata "kau terbakar. Lagi!"
bukannya lari atau terkejut melihat keadaannya yang menyedihkan. Marianne
berkata dan berusaha mengingatkan bahwa tujuh ratus tahun lalu mereka pernah
bertemu. Pria ini tentu saja kebingungan. Pertama karena ia tidak mengenal
Marianne, kedua karena wanita yang SKSD (Sok Kenal Sok Deket) ini mencoba
membuatnya mengingat sesuatu yang tidak mungkin yang tentu saja tidak ia ingat.
Pria ini pun berkesimpulan bahwa lawan bicaranya ini sakit jiwa. Alih-alih
mengusirnya, pria ini malah semakin terhibur oleh kedatangan Marianne. Bahkan
kian hari niat untuk bunuh dirinya lenyap seiring dengan kehadiran Marianne
yang sering menceritakan kehidupan mereka dimasa lalu serta kisah-kisah kuno
lainnya yang dianggap pria ini hanyalah karangan Marianne belaka.
Ada 4 kisah romantis selain kisah mereka
dimasa lalu. Yaitu:
-Kisah dari Italia (Graziana dan Francesco)
yang mengajarkan tentang kesetiaan romantis hingga akhir hayat.
-Kisah dari Inggris (Vicky dan Tom) yang
mengajarkan tentang keyakinan akan cinta dan penantian tiada batas.
-Kisah dari Jepang (Sei dan Heisaku) yang
mengisahkan pengorbanan diri demi orang tercinta.
-Kisah dari Islandia (Siguor dan Einarr)
yang mengisahkan cinta tulus tanpa berharap balas.
Satu kata untuk novel ini:
"BRILIAN". Ceritanya dikemas menarik dengan kosa kata yang "mangkel'in" tapi kadang membuat
terpingkal. Sudut pandang cerita ini adalah orang pertama pelaku utama yaitu si
mantan bintang film porno yang namannya hingga akhir tidak pernah disebut sedikitpun. Epik aja ngga menyadari bahwa pria ini tidak bernama, bahkan hingga akhir cerita. Aneh kan? masa pemeran utamanya noname bahkan untuk sekedar julukan aja ngga ada!. Kebanyakan hanya kata ganti orang pertama aja.
Penulis menggunakan karakter si mantan bintang film porno itu sebagai perpanjangan ide-ide briliannya. Celoteh dari si pria yang terbakar mengenai kecelakaan atas dirinya kadang begitu menarik dan kadang begitu menyentuh. Epik jamin KIKOSer yang baca novel ini pasti ngga akan kecewa deh... Dan 4 cerita selingan yang diceritakan oleh Marianne bener-bener romantis. Epik aja sampe nangis-nangis baca ceritanya... Soalnya bener-bener menyentuh dan super duper romantis...
Penulis menggunakan karakter si mantan bintang film porno itu sebagai perpanjangan ide-ide briliannya. Celoteh dari si pria yang terbakar mengenai kecelakaan atas dirinya kadang begitu menarik dan kadang begitu menyentuh. Epik jamin KIKOSer yang baca novel ini pasti ngga akan kecewa deh... Dan 4 cerita selingan yang diceritakan oleh Marianne bener-bener romantis. Epik aja sampe nangis-nangis baca ceritanya... Soalnya bener-bener menyentuh dan super duper romantis...
Banyak pelajaran yang Epik dapat dari novel
ini. Antara lain bahwa keindahan seseorang itu memang setipis kulit yang
membalut daging, jadi ngga ada alasan untuk manusia bisa sombong akan keindahannya
fisiknya. Marianne bisa menunjukan bahwa ia bisa tetap mencintai pria yang
tidak indah, tidak memiliki harta, dan bahkan tidak bisa memberinya kepuasan
secara seksual (karena alat vital pria itu sudah terbakar dan terpaksa harus
diamputasi). Cinta itu tidak hanya sekedar fisik, melulu tentang harta,
dan berdasarkan seks saja. Buktikan cinta Marianne dengan membaca novel ini
sendiri ya KIKOSer…^^
Makasih buat KIKOSer yang mau cape-cape baca review'an Epik ini yah... ^^
Epik kasih gambar cover-cover lain dari novel ini yah:
UK edition |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar