Judul
|
The Constant Gardener
|
Penulis
|
John Le Carre
|
Genre
|
Novel Fiksi
|
Penerbit
|
Serambi Ilmu Semesta
|
Jumlah Halaman
|
657
|
Tahun Terbit
|
September 2007 (Cetakan ke-1)
|
Obat
seharusnya menjadi penyembuh bagi seseorang yang sedang menderita penyakit.
Membuat sebuah obat yang paten tentu saja tidak mudah. Perlu adanya riset
berulang-ulang, pencarian efek samping, pengubahan dosis untuk menyempurnakan
komposisi, dan ketika obat itu siap maka akan dipasarkan secara luas. Namun
bagaimana jika sebaliknya? Obat yang KIKOSer minum belum melakukan ketiga hal
yang Epik sebut di atas secara mendalam? Secara tidak langsung KIKOSer yang
meminum obat itu termasuk kelinci percobaan untuk efek samping obat tersebut.
Itulah yang terjadi dengan obat TBC yang terkenal bernama Dypraxa dari
perusahaan milik KVH (Karel Vita Hudson) seorang miliyoner yang bergerak di bidang
farmasi. Dypraxa adalah obat yang bagus namun peluncuran obat ini dianggap
terlalu cepat, padahal masih dibutuhkan berbagai riset efek samping. Yang lebih
mengerikan lagi obat ini disebar di Afrika tidak lain tidak bukan bertujuan
untuk menggunakan warga Afrika sebagai kelinci percobaan efek samping dari obat
tersebut.
Tessa
Quayle seorang aktivis sekaligus istri seorang diplomat tampan, Justin Quayle,
bersama patner kerjanya Orlando Bhlum mencoba menguak kebusukan perusahaan
farmasi dan birokrasi yang ada ke ranah publik. Namun sayang, akibat usaha
mulia yang sedang mereka kerjakan, Tessa dan Orlando tewas dibunuh oleh
sekelompok orang tak dikenal. Kematian istri tercintanya, membuat Justin sangat
terpukul. Namun Justin mencium adanya kejangalan dalam kematian Tessa. Justin
merasa pembunuhan Tessa ini bukan sekedar merampokan biasa tapi ada sesuatu
yang lain. Apa itu?
Justin
kembali membongkar berkas-berkas lama Tessa dan menelusuri jejak-jejak Tessa
yang tercecer di depan matanya. Meski jalan yang dilalui terjal, Justin tetap
berjuang mengungkap kematian Tessa beserta membongkar kebusukan perusahaan
farmasi dan birokrasi yang ada demi melanjutkan apa yang sudah Tessa rintis.
Muncul nama Kovacs, Lorbeer, Kenny, dan Lara dalam pencariannya. Justin harus
mengetahui siapa mereka semua dan apa peranan mereka dalam kematian Tessa.
Mampukah Justin menguak segalanya? Baca sendiri ya... hahaha
Jika
KIKOSer mencari sebuah novel dengan cerita full
action dan kejadian-kejadian menantang, berarti buku ini BUKAN termasuk
novel yang KIKOSer cari. Ketika Epik membaca sedikit ulasan film yang diangkat
berdasarkan novel ini di Wikipedia, yang muncul dipikiran Epik adalah novel full acton yang seru dan bikin doki-doki
(ドキドキ/berdebar-debar).
Dan ketika baca, hm... Ternyata ngga sesuai hipotesa sih... isinya kurang lebih
mengenai perjalanan Justin mencari kebenaran dibalik kematian Tessa, tapi
melalui jalan diam-diam. Yah meski di beberapa bab ada adegan action yang cukup mendebarkan seperti
ketika Justin dikejar berandalan-berandalan yang disewa seseorang untuk
menghabisinya. Tapi itu terhitung masih jauh dari kata menantang. Disini lebih
banyak menonjolkan kedetilan suasana dan menyorot birokrasi serta politik yang
ada di sana (Afrika).
Jujur ya~
hehehe novel ini Epik jadi’in obat tidur. Soalnya tiap kali Epik baca buku ini
pasti ngantuk hahaha... Dan Epik butuh waktu sekitar 3 minggu lebih untuk
menyelesaikan novel setebal 657 halaman ini. Ckckck lamaaa... Padahal untuk
novel Pope Joan yang setebal 736 halaman aja Epik cuma butuh waktu 4-6 hari untuk
selesai. Maklum Epik kan ngga full day
baca... Ya nyambi ngampus, ngerja'in tugas, sama bersih-bersih kamar (hahaha
yang terakhir bo'ong banget tuh).
Dari sisi
ide dan konsep ngga bisa dipungkiri bahwa itu super duper bagus dan kreatif. Pembaca
diajak untuk memahami kondisi Afrika yang ternyata ngga sekedar jadi negara
miskin aja, tapi juga jadi negara “tempat sampah”-nya farmasi. Kenapa kok
disebut “tempat sampah” itu semua karena pihak-pihak di luar Afrika memberi
cuma-cuma obat ke Afrika yang tanggal kadaluarsa-nya kurang 6 bulan lagi (atau
bahkan sudah kadaluarsa) untuk mendapatkan nama baik. Sedihnya birokrasi untuk
mengeluarkan obat-obat tersebut dari bea cukai sungguh rumit dan memakan waktu
lama, jadilah obat yang sampai ke tangan penderita hampir-hampir tidak layak
dikonsumsi. Selain itu resep-resep dokter setempat menambah penderitaan
penduduk. Lho kok bisa? Gimana ngga, contohnya penggunaan obat-obat keras macam
obat kanker yang diresepkan untuk penyakit nyeri datang bulan. Bukan salah
sepenuhnya salah para dokter yang kurang berpengalaman sih... jika obat kanker
dipaketkan dengan label obat nyeri haid maka dokter yang kurang berpengalaman
pun ikut-ikutan salah nulis resep deh. Tapi bagi KIKOSer yang ingin melihat
Afrika dari sisi lain, buku ini adalah buku tepat yang KIKOSer cari :D
Reverensi:
-http://www.imdb.com/title/tt0387131/
Reverensi:
-http://www.imdb.com/title/tt0387131/
Nih Epik kasih gambar-gambar dari film The Constant Gardener:
Movie Poster :D |
Cinta XD |
so sweet... |
P.S:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar