Sabtu, 29 Desember 2012

Silent Hill: Revelation 3D “Selamat Datang Kembali Ke Silent Hill”



Beberapa minggu lalu, Epik nonton di bioskop bersama Reyko dan Susi (temen kuliah Epik). Nah… Yang Epik tonton adalah film yang udah ditunggu-tunggu pemutarannya sejak lama yaitu SILENT HILL: REVELATION 3D a.k.a film sequel dari Silent Hill (2006). Nah sekarang Epik mau kasih review’an dari film ini. Langsung aja yah…

Judul
Silent Hill: Revelation
Genre
Horor
Tanggal Rilis
26 Oktober 2012 (Amerika)
Bahasa
Inggris
Sutradara
Michael J. Bassett
Durasi
94 Menit
Nama Pemain
Adelaide Clemens
Sebagai
Heather/ Alessa
Kit Harington
Sebagai
Vincent
Sean Bean
Sebagai
Harry
Carrie-Anne Moss
Sebagai
Claudia Wolf


Seorang gadis bernama Heather mengalami mimpi buruk yang menyeramkan. Ia bermimpi berada di taman ria yang mengerikan ada boneka-boneka kelinci berlumuran darah juga ada ikan-ikan koi yang mati. Ia merasa seperti dikejar-kejar orang-orang berpakaian lusuh. Ia pun melarikan diri ke permainan Komidi putar. Disana ia bersembunyi diantara kuda-kuda'an yang terus diputar oleh makhluk besar berkepala segitiga yang terbuat dari besi. Orang-orang tadi mengepung dirinya yang ada di komidi putar. Beberapa kuda-kuda'an komidi putar tadi ternyata adalah orang-orang yang berbentuk mengerikan terbungkus plastik. Heather menjerit lalu entah mengapa ia melihat ada kembaran dirinya. Tapi kembarannya ini kayak versi gothic-nya si Heather. Kembarannya berkulit putih pucat, bibirnya hitam, rambutnya hitam pendek, dan pakaiannya serba hitam. Berbeda dengan Heather yang berkulit merona, berambut blonde pendek, dan bibirnya berwarna merah. Kembarannya tersebut menebar api yang membakar orang-orang disekeliling komidi putar tadi. Kemudian komidi putarnya juga ikut terbakar hebat. Kembarannya berkata bahwa Heather tidak akan pernah bisa menghancurkan dirinya. Disusul api yang menyulut tubuh Heather. Heatherpun tersentak bangun sambil berteriak-teriak meronta di atas kasur.

Ayahnya datang membangunkan anak gadisnya. Heather bercerita tentang mimpinya yang aneh. Ayahnya berkata bahwa itu hanya sekedar mimpi buruk karena tidur di kamar yang baru (mereka baru pindahan rumah). Ia berkata mungkin jika mereka mengecat rumah barunya tersebut keadaan jadi lebih baik. Heather pun mulai merasa lega. Namun tiba-tiba ada monster mengerikan yang menusuk tubuh ayahnya. Heather kembali berteriak-teriak ketakutan. Kemudian ia terbangun lagi dan sedang berada di kamarnya. Bingung ya? Hahaha jadi tadi Heather mengalami mimpi di dalam mimpi... Ala Inception gituh~. Heather kemudian mencari notes dan menuliskan sebuah kata yang sering muncul dalam mimpinya yaitu "SILENT HILL".

Heather turun ke lantai 1 dan ayahnya sedang menyiapkan sarapan pagi. Ayahnya mengingatkan agar Heather tidak pergi ke tempat bernama Silent Hill. Heather berjanji tidak akan pernah pergi kesana. Kemudian cerita berlanjut pada asal usul si Heather. Yang bikin Epik kaget Heather itu ternyata adalah Sharon (dari Silent Hill yang pertama). Epik juga sempet bingung gimana caranya Sharon bisa lolos dari dunia Silent Hill? Padahal tau sendiri bahwa yang sudah masuk dunia Silent Hill biasanya ngga bisa kembali ke dunia nyata lagi. Ternyata kejadian yang sesungguhnya adalah Rose Da Silva (ibu angkat Sharon, karena Sharon adalah anak angkat keluarga Da Silva) berhasil menemukan cara agar bisa keluar dari Silent Hill. Namun sayangnya yang bisa keluar hanya satu orang saja, dan Rose memilih Sharon untuk keluar dari Silent Hill. Rose meminta suaminya untuk menjaga Sharon baik-baik karena ada ordo dari Silent Hill (sisa pengikut dari jaman Silent Hill yang pertama) sedang mengejar Sharon agar mereka bisa keluar dari Silent Hill. Begitu keluar dari Silent Hill, Sharon tidak ingat kejadian ketika ia dan Rose berada di Silent Hill sebelumnya.
Welcome to SILENT HILL
Hari ini, Heather berulang tahun yang ke-18, ia diberi kado ulang tahun berupa rompi ayahnya. Heather terlihat sangat senang kemudian mengucapkan terima kasih pada ayahnya lalu pergi berangkat ke sekolah barunya. Di sekolah baru, ia bertemu seorang cowok yang juga anak baru bernama Vincent. Vincent ini kelihatan ingin berteman dengan Heather. Bahkan sampai pulang sekolah pun, Vincent masih mencoba berkawan dengan Heather. Heather tidak tertarik berkawan karena toh sebentar lagi dirinya akan pindah kota lagi bersama ayahnya, jadi untuk apa berkawan dengan orang lain?. Heather pun lebih memilih pulang dari pada meladeni Vincent. Di depan sekolahnya ia melihat ada seseorang yang mengaku sebagi detektif pagi tadi sebelum ia naik bus sekolah. Heather segera menelpon ayahnya untuk bertemu di mall saja.
Vincent
Sayangnya sampai menjelang malam ayahnya tidak kunjung datang ke mall tempat janjian mereka. Malah pria asing yang mengaku sebagai detektif tadi yang muncul. Heather segera lari menuju tangga gudang mall. Detektif itu terus mengajar dan memanggil-mangilnya. Akhirnya Heather terkejar oleh si detektif tadi. Si detektif mengatakan bahwa ia disewa oleh sebuah ordo untuk mencari Heather. Detektif itu juga bilang bahwa ia tau siapa Heather sesungguhnya, yaitu Sharon yang pernah berada di Silent Hill. Heather awalnya tidak percaya namun ia percaya pada si detektif ketika mereka diserang monster berbentuk wanita mengerikan bersenjatakan semacam pisau tajam di tangan. diwajah monster itu terdapat semacam piringan besi yang tertanam ditengkoraknya. Si Detektif tewas ditangan monster tersebut, tapi Heather berhasil kabur. Ia pun pergi dari mall dan pulang menuju rumah. Di luar mall ia bertemu Vincent yang bersikeras mengantarnya pulang. Heather awalnya tidak suka dengan tawaran Vincent, namun akhirnya ia membiarkan Vincent berjalan mengiringi ia pulang.
Heather sangat cemas dan bertanya-tanya mengapa ayahnya tidak datang ke mall. Ketika sampai di rumah ia menemukan bahwa ayahnya telah lenyap. Ia hanya menemukan di dinding ruang tamunya tertulis "Come To Silent Hill" berwarna merah darah dengan simbol-simbol aneh. Heather tahu ia harus pergi kemana! Ia tahu ia harus melanggar janjinya kepada sang ayah! Ia harus pergi ke SILENT HILL...
come back.....
Film sequel dari Silent Hill ini cukup menyajikan banyak efek-efek yang bisa dikatakan lebih baik dari film pendahulunya. Meski efek CGI-nya masih kelihatan sih. Ada beberapa monster dari film pertama yang muncul lagi di sequel ini. Antara lain makhluk tak bertangan yang mengeluarkan cairan asam, monster dengan kepala segitiga besi bersenjatakan pisau raksasa, juga masih ada para suster ber-body seksi tapi berwajah mengerikan. Selain itu masih ada monster-monster baru yang menghiasi film ini. Seperti monster laba-laba manekin dan yang terspektakuler adalah monster wanita dengan gigi tajam serta kepala ada besinya.
Suster seksi hahaha
Menurut Epik sih film ini termasuk film yang ditunggu-tunggu bagi penggemar film atau game Silent Hill. Tapi bagi penonton yang baru nonton film ini, pasti bakalan bingung banget. Karena sepertinya film ini tidak bisa berdiri sendiri dan dinikmati secara utuh sebagai film non sequel. Susi (temennya Epik) kelihatan super bingung saat nonton film ini karena sebelumnya di belum pernah nonton Silent Hill yang pertama.
Silent Hill (2006)
Kemudian alur-nya yang terasa bener-bener cepat. Seolah ada banyak unsur yang mau dimasukan ke dalam film yang cuma berdurasi 94 menit’an ini. Jadi kerasa kurang gereget gituh! Monsternya juga terlalu mudah dikalahkan (bahkan hampir tanpa perlawanan). Ketegangan filmnya juga kurang bila dibandingkan dengan film yang pertama. Mungkin banyak pecinta Silent Hill yang kecewa dengan film ini. Reyko juga bilang bahwa film ini agak mengecewakan (kecuali efeknya). Tapi Epik pribadi sih suka kok dengan film ini. Alasannya adalah efek film yang bagus. Apalagi dikemas dengan format 3D yang bikin seolah-olah film-nya keluar dari layar bioskop. Lagi-lagi masalah bagus atau tidak-nya film ini sih menyangkut masalah selera... Gimana menurut KIKOSer yang udah nonton film ini?

Referensi:
- http://www.imdb.com/title/tt0938330/

Nih Epik kasih gambar-gambarnya:

Bad Dream
Kelinci berlumuran darah




Heather dan Vincent

Efek 3D hahaha
Alessa
Another Movie Poster

Tidak ada komentar:

Posting Komentar