Kamis, 02 Januari 2014

Iitoko-Dori (いいとこ取り)



 
Selamat Pagi KIKOSer... Epik bagi'in info mengenai iitoko-dori ya... Apa sih iitoko-dori itu?. Iitoko-Dori (いいとこ取り) berasal dari dua kata yakni kata iitoko (いいと) yang memiliki arti "good point" dan kata dori atau tori (取り) yang memiliki arti "mengambil". Tapi apa sih iitoko-dori itu?. Silahkan baca ya KIKOSer~



Kata Iitoko-Dori di Zkanji berarti:
“Focusing on only the good points or strong points”
“incorporating the benefits (while ignoring the drawback)”
“Picking the best of both (everything)”

Intro:
Sudah umum diketahui bahwa perkembangan ekonomi negara Jepang adalah yang paling terdepan di Asia. Karenanya timbul berbagai pertanyaan mengenai kemajuan pesat perkembangan ekonomi Jepang.

Ada pendapat bahwa ekonomi Jepang maju karena Jepang punya sikap yang baik untuk menerima teknologi dari Barat karena di jaman Tokugawa antara industri rumah (industri kecil) dan sistem keuangannya cukup berkembang baik. Tapi dibalik itu justru ada alasan yang penting yaitu: Jepang punya tradisi yang sudah lama dipertahankan dalam mengadopsi elemen dari “budaya luar” dan mengadaptasi hal itu untuk dipakai di Jepang.

Jika dirunut, tradisi ini bisa ditemukan dalam sistem kepercayaan Jepang yang paling awal, yaitu Shinto dan Buddha. Shinto (seperti yang diketahui teman-teman), adalah kepercayaan dari Jepang yang memuja leluhur serta alam (termasuk segala fenomena yang ada di alam). Kemudian pada abad ke-6, masuklah agama Buddha yang (seperti yang diketahui teman-teman) menawarkaan berbagai menarik yang tidak ada dalam agama Shinto (misal konsep bahwa jika menjadi orang baik maka kelak jika mati akan ke nirwana). Masuknya agama Buddha ini membawa dampak serius  pada sistem politik dan pemerintahan kaisar yang memeluk Shinto. Menurut kepercayaan Shinto Kaisar Jepang adalah keturunan langsung dewi Amaterasu. Bila rakyat memeluk Buddha secara tidak langsung anggapan bahwa Kaisar adalah keturunan dewi Amaterasu harus digugurkan karena tidak sesuai dengan pengajaran agama Buddha.
 
Shinto and buddism
Mumpung yang masih memeluk agama Buddha masih belum terlalu banyak Pangeran Shotoku (sepupu dari Ratu Suiko) memberi solusi agar kepercayaan Shinto dan agama Buddha ini bisa hidup berdampingan ditambah juga dengan sistem kepercayaan lain yang datang dari China yakni Konfusianisme.

Pangeran Shotoku mengatakan:
“Shinto is the trunk, Buddhism is the branches, and Confucianism is the leaves” (Sakiya, 1991:140)

Maksudnya pernyataan ini adalah bahwa Shinto, Buddha, dan Konfusianisme saling berhubungan. Dengan begitu perselisihan Shinto, Buddha, dan Konfusianisme dapat dilebur.

Dengan mengikuti jalan diatas Jepang mampu menerima konsep dari kepercayaan dan agama yang baru, serta menyerap nilai budaya dan hal-hal baik yang juga ikut masuk. Jepang seolah bisa mendamaikan (menegosiasikan) konsep baru yang kontradiksi dengan konsep yang sudah ada.

Sisi positif iitoko-dori adalah Jepang mampu mengambil nilai-nilai positif dari luar Jepang dan digunakan untuk membangun Jepang. Contohnya adalah pabrik pemintalan sutra Tomioka. Pada tahun 1868 Jepang mengadopsi teknik pemintalan yang baru dari Perancis dan pada tahun 1873 pabrik pemintalan sutra Tomioka yang menggunakan sistem pemintalan Perancis dibangun. Dengan begitu Jepang mampu membuat sutra sebaik Perancis hingga mampu memasarkan produknya keluar negeri.
 
Didalam gedung Tomioka Silk Mill
Sisi lain iitoko-dori juga memiliki sisi negatif. Kebudayaan asli Jepang sedikit demi sedikit tergeser. Dalam majalah Akses edisi 6 tahun 2007,
“…… penggunaan celana blue jeans, musik rock, dan konsumsi makanan cepat saji (fast food) sangat populer di Jepang.”

Samisen vs Guitar

 Mulai dari wafuku yang dikalahkan yofuku, futon yang dikalahkan spring bed, musik tradisional Jepang yang dikalahkan musik-musik rock.

Kesimpulannya adalah modernisasi melalui proses Iitoko-Dori telah memberikan dampak yang sangat kuat bagi cara berpikir orang Jepang dan merupakan salah satu faktor utama yang mendorong kebangkitan perekonomian Jepang. Namun proses Iitoko-Dori harus berhadapan dengan konsekuensi terkikisnya budaya Jepang yang termasyhur di dunia dengan ciri khas dan nilai estetikanya yang sangat tinggi. Sebaiknya iitoko-dori juga diiringi rasa cinta terhadap budaya lokal.

Makasih ya KIKOSer sudah meluangkan waktu baca info Epik~ makasih :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar