Selamat Pagi KIKOSer... Epik bagi'in info mengenai iitoko-dori ya... Apa sih iitoko-dori itu?. Iitoko-Dori
(いいとこ取り) berasal dari dua kata yakni kata iitoko (いいと) yang memiliki arti "good point" dan kata dori atau tori (取り) yang memiliki arti "mengambil". Tapi apa sih iitoko-dori itu?. Silahkan baca ya KIKOSer~
Kata
Iitoko-Dori di Zkanji berarti:
“Focusing
on only the good points or strong points”
“incorporating
the benefits (while ignoring the drawback)”
“Picking
the best of both (everything)”
Intro:
Sudah
umum diketahui bahwa perkembangan ekonomi negara Jepang adalah yang paling
terdepan di Asia. Karenanya timbul berbagai pertanyaan mengenai kemajuan pesat
perkembangan ekonomi Jepang.
Ada
pendapat bahwa ekonomi Jepang maju karena Jepang punya sikap yang baik untuk
menerima teknologi dari Barat karena di jaman Tokugawa antara industri rumah
(industri kecil) dan sistem keuangannya cukup berkembang baik. Tapi dibalik itu
justru ada alasan yang penting yaitu: Jepang punya tradisi yang sudah lama
dipertahankan dalam mengadopsi elemen dari “budaya luar” dan mengadaptasi hal
itu untuk dipakai di Jepang.
Jika
dirunut, tradisi ini bisa ditemukan dalam sistem kepercayaan Jepang yang paling
awal, yaitu Shinto dan Buddha. Shinto (seperti yang diketahui teman-teman),
adalah kepercayaan dari Jepang yang memuja leluhur serta alam (termasuk segala
fenomena yang ada di alam). Kemudian pada abad ke-6, masuklah agama Buddha yang
(seperti yang diketahui teman-teman) menawarkaan berbagai menarik yang tidak
ada dalam agama Shinto (misal konsep bahwa jika menjadi orang baik maka kelak
jika mati akan ke nirwana). Masuknya agama Buddha ini membawa dampak
serius pada sistem politik dan
pemerintahan kaisar yang memeluk Shinto. Menurut kepercayaan Shinto Kaisar
Jepang adalah keturunan langsung dewi Amaterasu. Bila rakyat memeluk Buddha
secara tidak langsung anggapan bahwa Kaisar adalah keturunan dewi Amaterasu
harus digugurkan karena tidak sesuai dengan pengajaran agama Buddha.
Mumpung
yang masih memeluk agama Buddha masih belum terlalu banyak Pangeran Shotoku
(sepupu dari Ratu Suiko) memberi solusi agar kepercayaan Shinto dan agama
Buddha ini bisa hidup berdampingan ditambah juga dengan sistem kepercayaan lain
yang datang dari China yakni Konfusianisme.
Pangeran
Shotoku mengatakan:
“Shinto
is the trunk, Buddhism is the branches, and Confucianism is the leaves”
(Sakiya, 1991:140)
Maksudnya
pernyataan ini adalah bahwa Shinto, Buddha, dan Konfusianisme saling
berhubungan. Dengan begitu perselisihan Shinto, Buddha, dan Konfusianisme dapat
dilebur.
Dengan
mengikuti jalan diatas Jepang mampu menerima konsep dari kepercayaan dan agama
yang baru, serta menyerap nilai budaya dan hal-hal baik yang juga ikut masuk.
Jepang seolah bisa mendamaikan (menegosiasikan) konsep baru yang kontradiksi
dengan konsep yang sudah ada.
Sisi
positif iitoko-dori adalah Jepang mampu mengambil nilai-nilai positif dari luar
Jepang dan digunakan untuk membangun Jepang. Contohnya adalah pabrik pemintalan
sutra Tomioka. Pada tahun 1868 Jepang mengadopsi teknik pemintalan yang baru
dari Perancis dan pada tahun 1873 pabrik pemintalan sutra Tomioka yang
menggunakan sistem pemintalan Perancis dibangun. Dengan begitu Jepang mampu
membuat sutra sebaik Perancis hingga mampu memasarkan produknya keluar negeri.
Sisi lain
iitoko-dori juga memiliki sisi negatif. Kebudayaan asli Jepang sedikit demi
sedikit tergeser. Dalam majalah Akses edisi 6 tahun 2007,
“……
penggunaan celana blue jeans, musik rock, dan konsumsi makanan cepat saji (fast
food) sangat populer di Jepang.”
Samisen vs Guitar |
Mulai
dari wafuku yang dikalahkan yofuku, futon yang dikalahkan spring bed, musik
tradisional Jepang yang dikalahkan musik-musik rock.
Kesimpulannya
adalah modernisasi melalui proses Iitoko-Dori telah
memberikan dampak yang sangat kuat bagi cara berpikir orang Jepang dan merupakan
salah satu faktor utama yang mendorong kebangkitan perekonomian Jepang. Namun
proses Iitoko-Dori harus
berhadapan dengan konsekuensi terkikisnya budaya Jepang yang termasyhur di
dunia dengan ciri khas dan nilai estetikanya yang sangat tinggi. Sebaiknya
iitoko-dori juga diiringi rasa cinta terhadap budaya lokal.
Makasih ya KIKOSer sudah meluangkan waktu baca info Epik~ makasih :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar