Selasa, 28 Januari 2014

Perempuan Suci:Saat Wanita Tidak Berkuasa Menentukan Pilihan Hati dan Hidup



Assalammuala’ikum KIKOSer


Selamat sore, entahlahh beberapa hari ini Reyko ngerasa Surabaya and Sidoarjo ber-angin n dingin. kalau lagi ujan and mendung2 gini enaknya duduk2 di rumah atau cafe sambil baca novel.heheh.
Untuk pertama kalinya Reyko bakal review novel (kayaknya sihh, biasanya kan Epik.ahaha) . Walaupun bukan novel baru tapi waktu bongkar2 Perpus rumah, Aq nemuin novel2 WOW jaman2 jadul.

                                  Perempuan Suci (The Holy Woman)

Pengarang   : Qaisra Shahraz (Novel Perdana)
Penerbit       : Mizan
Tebal              : Cukup tebal.ahahah. 

Cuzz intip Novelnya!!

          Berhubung ini novel uda lama banget Aq bacanya (jaman2 SMA atau SMP.lupaa.) jadi nggak bakal Aq review yang detail. Maafkan KIKOSer.

          Novel ini berkisah tentang perjuangan seorang wanita di tengah-tengah budaya yang tidak terlalu memihak wanita, bisa Aq bilang wanita nggak bebas melakukan apa yang dia suka.
          Zarri Bano merupakan seorang wanita cantik, menarik, ceria, matang (ber-umur) dan berasal dari keluarga terpandang di salah satu Provinsi di Pakistan. Karena berasal dari keluarga terpandag si Zarri (Biar akrab Aq panggil gini aja yaa) kerap diperebutkan banyak pria KIKOSer. Tapi setiap lamaran pria yang datang selalu ia tolak, sampai-sampai adik-adiknya sering meggodanya dan membantu perjodohan kakak perempuan mereka. Zarri bisa dikatakan adalah perempuan yang meredeka, ia tidak terlalu suka dengan “ikatan”, terlebih wanita-wanita di daerahnya selalu menikah muda karena himpitan ekonomi, membuat Zarri merasa beruntung karena ia termasuk keluarga berada jadi keluarga, terutama sang Ayah (Habib) tidak banyak menuntut putri tertuanya, karena Habib menginginkan anaknya menikah dengan orang yang pantas, dari keturunan yang unggul dan status sosial yang baik (Ayah yang posesif~_~)


          Suatu hari Jafar (Adik Zarri) ingin menjodohkan teman bisnisnya, Sikander degan Zarri karena ia rasa kakak dan temannya ini sangat cocok. makan diadakanlah pertemuan kedua keluarga, walaupun Habib ragu apakah putrinya akan menerima Sikander. Tapi ternyata Zarri pernah melihat Sikander sebelumnya, dan ia pun berbincang-bincang dengan Sikander tanpa berkenalan resmi. Sayangnya Sikander lebih tertarik dengan biskuit dari pada menatap Zarri, perlakuan yang tidak pernah ia dapatkan dari pria-pria lain yang mengejarnya membuat Zarri sebal dengan perilaku Sikander. Tapi semakin lama Zarri mulai membuka diri dengan keberadaan Sikander, dan ia dengan senang hati menerima undangan keluarga Sikander untuk berkunjung. Sampai akhirnya Zarri berbicara kepada ibunya (Shahzada) bahwa ia ingin menikah dengan Sikander. Namun Sayangnya KIKOSer Bapak Habib, tidak setuju kalau putrinya menikah dengan Sikander.
          Beruntung Zarri belum mengetahui penolakan ayahnya ini, membuat hubungan Zarri dan Sikander semakin dekat dan keduanya memutuskan untuk segera menikah. Tetapi kesenangan Zarri hanya sesaat, karena  Jafar meninggal dunia. Ini membuat Zarri harus mengambil alih tugas adiknya, menjaga martabat keluarga dan menjadi “Perempuan Suci”, karena Zarri adalah wanita. Menjadi Permpuan Suci artinya, Zarri tidak boleh menikah.(Ia hanya menikah dengan Al-Quran, nah Lohh)

Penderitaan Zarripun tidak berhenti sampai disini, Sikander pria yang ia cintai akhirnya menikah dengan adik perempuannya, Ruby. Aq baca aja sampai ikutan galau, nangis, and marah banget (Nah..sapa guaa??).       

         
Novel ini bisa dibilang nggak monoton KIKOSer, nggak melulu terfokus sama kehidupan Zarri, tapi ada juga cerita-cerita mengharukan dari Khawar dan Firdaus (Anak dari Fatimah, Pelayan Zarri).


Waktu baca novel ini uda berlembar2 tisu habis. Ngebayangin  orang yang kita suka, menikah dengan adik kita, sedangkan kita “dipaksa” jadi Perempuan Suci demi mempertahankan tradisi. Waktu baca ini sumpah deh perasaan KIKOSer bakalan campur aduk, ikutan galau, ikutan sedih, tapi kalau lagi baca bagiannya Habib rasanya pengen ngiket Bapak ini di Pohon, gemess sama kelakuannya yang ngatur2 kehidupan anaknya. Habib ini pria otoriter dan kolot banget, Aq nggak tega waktu istrinya berjuang mati-matian buat “kebebasan” putri tertuanya, tapi apadaya ia tidak berkuasa.

Dalam novel ini di jelaskan secara gamblang, betapa wanita tidak bebas memilih jalan hidup dan harus terkekang dengan kebijakan2 pria. Banyak pelajaran yang bisa di ambil KIKOSer, beneran gregetan banget lahh waktu baca. Betapa manusia itu sangat lemah, Cuma bisa merencanakan dan selanjutnya Allah yang menentukan. Tapi Aq kasi tau yaa KIKOSer, seberat apapun kita hidup pasti ada hikmahnya, and seperti lagu Afgan-Jodoh pasti bertemu.ahahaha.

semoga KIKOSer makin penasaran and berburu novelnya. Sekian dari Reyko semoga bermanfaat^^. 




Makasii: Buat ayah,yang selalu ngisi perpus ama novel2 sastra yg setebel buku telfon, yang awalanya males banget aq bacanya.hahaha tapi lama2 doyan.



3 komentar:

  1. hahaha Reyko seru banget nge-review-nya.... :D

    -Epik-

    BalasHapus
  2. Makasi Epik,masih kudu banyak belajar buat review novel yg serius nie.ahahha

    ~Reyko~

    BalasHapus