Senin, 05 Agustus 2013

Heidi “Novel tentang Gadis Cilik yang Penuh Rasa Syukur”



Selamat Sahur KIKOSer…
Malam ini Epik akan me-review buku yang super aman untuk anak-anak hingga dewasa!. Hahaha soalnya cerita-nya sama sekali ngga ada unsur porno-porno-nya. Nah dari pada lama-lama langsung aja ya~


Judul
Heidi
Penulis
Johanna Spyri
Genre
Novel Drama Anak-anak
Penerbit
Atria
Jumlah Halaman
396
Tahun Terbit
April 2010 (cetakan kedua)

Johanna Spyri
Novel Heidi menceritakan seputar kehidupan seorang gadis cilik bernama Heidi. Heidi adalah anak yatim piatu yang diasuh oleh kakek-nya yang dikenal dengan panggilan Paman Alm. Sebelum tinggal dengan Paman Alm, Heidi tinggal bersama bibi-nya yang bernama Dete dari usia setahun hingga berusia lima tahun setelah kedua orang tua Heidi meninggal. Setelah Heidi berusia lima tahun, Dete melimpahkan tanggung jawab mengasuh Heidi pada Paman Alm.

Paman Alm tinggal sendirian di pondok kecil di gunung Alm berdekatan dengan desa Dorfli (karena itu ia dipanggil Paman Alm). Paman Alm terkenal kurang ramah dan tidak suka bergaul, tak banyak warga desa Dorfli yang berani mengusiknya. Sebagian warga Dorfli menyayangkan keputusan Dete menyerahkan Heidi pada Paman Alm dan mengira Heidi tak akan betah tinggal dengan Paman Alm yang mungkin saja mengasarinya. Dete bersikeras meninggalkan Heidi dengan Paman Alm karena ia mendapat tawaran pekerjaan yang bagus di Frankfurt dan itu berarti tak ada orang yang bisa menjaga Heidi.

Namun justru sebaliknya,  dugaan orang-orang malah meleset. Paman Alm nampak menyayangi Heidi, begitu pula sebaliknya. Heidi tidak pernah sekalipun jadi anak manja dan menyebalkan, justru Heidi adalah anak yang selalu ingin tahu dan ceria. Setiap hari ia bermain-main dengan dua ekor kambing peliharaan Paman Alm yang diberi nama Little Swan dan Little Bear. Apa lagi saat kedua kambing itu dititipkan pada Peter untuk digembalakan. Peter adalah bocah gembala yang tinggal diantara Desa Dorfli dan rumah Paman Alm, usianya lebih tua beberapa tahun dari Heidi. Peter dan Heidi menikmati pemandangan gunung yang indah sambil bersama-sama menggembalakan kambing. Tak hanya Peter seorang yang nampaknya suka dengan Heidi, namun ibu dan nenek-nya pun ikut jatuh cinta dengan sosok Heidi yang penuh perhatian dan kasih sayang.

Beberapa tahun kemudian saat Heidi berusia 8 tahun, Dete kembali menemui Paman Alm. Dete berkata bahwa ia ingin membawa Heidi ke Frankfurt dengan alasan ada pekerjaan bagus untuk Heidi dan pekerjaan itu akan membuat Heidi bahagia. Paman Alm yang kecewa kepada Dete, menyuruh Dete pergi membawa Heidi dan jangan sampai muncul lagi dihadapan Paman Alm. Heidi awalnya tidak mau meninggalkan Paman Alm dan kehidupannya di gunung, namun Dete terus membujuk Heidi untuk tinggal di Frankfurt dengan iming-iming Heidi dapat membelikan nenek Peter roti putih yang lezat dan lagi pula Heidi bisa pulang kapanpun ia mau. Akhirnya Heidi termakan bujukan itu dan diantar Dete menuju rumah salah seorang pengusaha kaya di Frankfurt.

Pekerjaan Heidi tidaklah berat, ia hanya perlu menemani anak perempuan Tuan Sesemann bernama Clara yang tidak bisa berjalan. Tuan Sesemann sendiri sangat sibuk sehingga jarang ada di rumah. Sementara Clara tinggal di rumah besar bersama beberapa orang pelayan dan seorang pengurus rumah tangga yang judes bernama Nona Rottenmeier.

Saat pertama kali melihat Heidi, Nona RotteNmeier sudah nampak tidak suka. Heidi dianggap terlalu kecil untuk menemani Clara yang saat itu berusia 12 tahun. Selain itu Heidi terlihat kampungan dan tak punya tata krama ala bangsawan, ditambah lagi Heidi tidak bisa baca tulis. Sedangkan Clara justru merasa senang dengan kehadiran Heidi yang lucu dan ceria. Clara merasa punya teman yang bisa ia ajari untuk baca tulis. Meski Heidi sendiri merasa nyaman tinggal di rumah Clara, namun bagaimana pun juga ia tetap lebih ingin tinggal di gunung Alm bersama kakeknya dan bermain-main dengan kambing-kambing kesayangannya. Sikap ramah serta perlakuan baik Clara dan keluarga-nya membuat Heidi tak mampu mengatakan bahwa ia sebetulnya ingin pulang. Mampukah Heidi pulang ke rumahnya dan bertemu kembali dengan kakek berserta kambing-kambing kesayangan? Serta bagaimana kisah seru Heidi tinggal di Frankfurt? Baca ya~

Hahaha... Siapa pun bakal jatuh cinta dengan sosok Heidi. Gimana ngga... Udah secara fisik dia itu digambarkan lucu dan imut dengan pipi menggembung dan merona. Udah gitu sikapnya bener-bener manis dan baik hati. Heidi ngga pernah sekalipun digambarkan egois meski kadan juga suka nyuruh-nyuruh Peter se-enak udel hahaha. Andai punya anak kayak Heidi pasti seneng.

Dari segi cerita sebenernya tergolong cerita sederhana. Tokoh dan konflik-nya pun dibuat sederhana soalnya sasaran pembaca-nya emang anak-anak. Meskipun termasuk novel terjemahan, gaya bahasa dan pemilihan kata yang digunakan tidaklah berat, justru mudah untuk dipahami. Dijamin anak-anak pasti suka...

Karena sasaran pembaca-nya anak-anak, tentu saja novel ini memuat pesan moral yang mengajarkan kebaikan. Melalui sifat-sifat tokoh yang ada, penulis berusaha mengajarkan berbagai hal baik kepada pembaca. Mulai dari kehidupan sosial, moral, hingga agama loh... Yang paling Epik suka adalah pesan-pesan mengenai agama. Diceritakan bahwa Paman Alm dan Heidi ini tidak terlalu dekat dengan Tuhan. Suatu ketika di Frankfurt, nenek Clara yang dipanggil dengan sebutan Oma mengajarkan kepada Heidi mengenai Tuhan. Bahwa meski nampak-nya Tuhan tidak atau belum mengabulkan harapan kita, tetapi sebenarnya Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih baik dan indah daripada yang kita inginkan. Waktu akan membuktikan bahwa Tuhan itu tidak melupakan kita dengan syarat kita juga tidak melupakan Tuhan dengan cara berdo'a dan terus mengingatnya.

Kesimpulan Epik tetang novel ini adalah BAGUS Beud!. Ngga salah kalau novel ini udah diterbitkan ke berbagai belahan dunia dan jadi bestseller!. Bagi KIKOSer yang penasaran dengan kisah Heidi ini, baca sendiri novel-nya ya~

Referensi:
-http://heidi-children-story-books.all-about-switzerland.info/index.html
-http://en.wikipedia.org/wiki/Heidi,_Girl_of_the_Alps

For Your Information:
1.    Novel Heidi ini pertama kali dipublikasikan tahun 1879-1880 dan jadi novel laris manis di seluruh penjuru dunia,
2.   Novel ini sudah dibuat film beberapa kali sejak tahun 1920 (film bisu dari Amerika), sempat dire-make jadi manga di Jepang bahkan tahun 1992 Walt Disney membuat versi short television series novel ini.
3.   Tahun 1974 Heidi dijadikan anime oleh Jepang dengan judul anime “Heidi: Girl of The Alps” (アルプスの少女ハイジ Arupusu no Shōjo Haiji).
Heidi: Girl of The Alps Movie Cover


6 komentar:

  1. Dulu kalau liat filmnya aq nangiss looo.ahahah,emang bagus.
    besok2 pinjem novelnya yaa Epik

    BalasHapus
  2. Hallo kak.. Salam kenal..
    Kalau boleh tau ni buku aslinya pakai bahasa apa ya? Inggris atau jerman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Makarti, bukunya pakai bahasa Indonesia kok ^^

      -Epik-

      Hapus
  3. Hy kikos,,aku lagi cari bukunya nih,udah ga nemu lagi,buat bhan skripsi,,ada saran ga bisa nemu bukunya dimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. haii kak, bisa pesan di kita deh, nanti bisa kita bantu cari ^^

      Bisa cek IG kita yaaa : @Kisah_kikos

      Hapus