Selamat Sahur
KIKOSer…
Malam ini
Epik akan me-review buku yang super aman untuk anak-anak hingga dewasa!. Hahaha
soalnya cerita-nya sama sekali ngga ada unsur porno-porno-nya. Nah dari pada
lama-lama langsung aja ya~
Judul
|
Heidi
|
Penulis
|
Johanna
Spyri
|
Genre
|
Novel Drama
Anak-anak
|
Penerbit
|
Atria
|
Jumlah
Halaman
|
396
|
Tahun
Terbit
|
April
2010 (cetakan kedua)
|
Johanna Spyri |
Novel
Heidi menceritakan seputar kehidupan seorang gadis cilik bernama Heidi. Heidi
adalah anak yatim piatu yang diasuh oleh kakek-nya yang dikenal dengan
panggilan Paman Alm. Sebelum tinggal dengan Paman Alm, Heidi tinggal bersama
bibi-nya yang bernama Dete dari usia setahun hingga berusia lima tahun setelah
kedua orang tua Heidi meninggal. Setelah Heidi berusia lima tahun, Dete
melimpahkan tanggung jawab mengasuh Heidi pada Paman Alm.
Paman Alm
tinggal sendirian di pondok kecil di gunung Alm berdekatan dengan desa Dorfli
(karena itu ia dipanggil Paman Alm). Paman Alm terkenal kurang ramah dan tidak
suka bergaul, tak banyak warga desa Dorfli yang berani mengusiknya. Sebagian
warga Dorfli menyayangkan keputusan Dete menyerahkan Heidi pada Paman Alm dan
mengira Heidi tak akan betah tinggal dengan Paman Alm yang mungkin saja
mengasarinya. Dete bersikeras meninggalkan Heidi dengan Paman Alm karena ia
mendapat tawaran pekerjaan yang bagus di Frankfurt dan itu berarti tak ada
orang yang bisa menjaga Heidi.
Namun
justru sebaliknya, dugaan orang-orang
malah meleset. Paman Alm nampak menyayangi Heidi, begitu pula sebaliknya. Heidi
tidak pernah sekalipun jadi anak manja dan menyebalkan, justru Heidi adalah
anak yang selalu ingin tahu dan ceria. Setiap hari ia bermain-main dengan dua
ekor kambing peliharaan Paman Alm yang diberi nama Little Swan dan Little Bear.
Apa lagi saat kedua kambing itu dititipkan pada Peter untuk digembalakan. Peter
adalah bocah gembala yang tinggal diantara Desa Dorfli dan rumah Paman Alm,
usianya lebih tua beberapa tahun dari Heidi. Peter dan Heidi menikmati
pemandangan gunung yang indah sambil bersama-sama menggembalakan kambing. Tak
hanya Peter seorang yang nampaknya suka dengan Heidi, namun ibu dan nenek-nya
pun ikut jatuh cinta dengan sosok Heidi yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Beberapa
tahun kemudian saat Heidi berusia 8 tahun, Dete kembali menemui Paman Alm. Dete
berkata bahwa ia ingin membawa Heidi ke Frankfurt dengan alasan ada pekerjaan
bagus untuk Heidi dan pekerjaan itu akan membuat Heidi bahagia. Paman Alm yang
kecewa kepada Dete, menyuruh Dete pergi membawa Heidi dan jangan sampai muncul
lagi dihadapan Paman Alm. Heidi awalnya tidak mau meninggalkan Paman Alm dan
kehidupannya di gunung, namun Dete terus membujuk Heidi untuk tinggal di
Frankfurt dengan iming-iming Heidi dapat membelikan nenek Peter roti putih yang
lezat dan lagi pula Heidi bisa pulang kapanpun ia mau. Akhirnya Heidi termakan
bujukan itu dan diantar Dete menuju rumah salah seorang pengusaha kaya di
Frankfurt.
Pekerjaan
Heidi tidaklah berat, ia hanya perlu menemani anak perempuan Tuan Sesemann bernama
Clara yang tidak bisa berjalan. Tuan Sesemann sendiri sangat sibuk sehingga
jarang ada di rumah. Sementara Clara tinggal di rumah besar bersama beberapa
orang pelayan dan seorang pengurus rumah tangga yang judes bernama Nona
Rottenmeier.
Saat
pertama kali melihat Heidi, Nona RotteNmeier sudah nampak tidak suka. Heidi
dianggap terlalu kecil untuk menemani Clara yang saat itu berusia 12 tahun.
Selain itu Heidi terlihat kampungan dan tak punya tata krama ala bangsawan,
ditambah lagi Heidi tidak bisa baca tulis. Sedangkan Clara justru merasa senang
dengan kehadiran Heidi yang lucu dan ceria. Clara merasa punya teman yang bisa
ia ajari untuk baca tulis. Meski Heidi sendiri merasa nyaman tinggal di rumah
Clara, namun bagaimana pun juga ia tetap lebih ingin tinggal di gunung Alm
bersama kakeknya dan bermain-main dengan kambing-kambing kesayangannya. Sikap
ramah serta perlakuan baik Clara dan keluarga-nya membuat Heidi tak mampu
mengatakan bahwa ia sebetulnya ingin pulang. Mampukah Heidi pulang ke rumahnya
dan bertemu kembali dengan kakek berserta kambing-kambing kesayangan? Serta
bagaimana kisah seru Heidi tinggal di Frankfurt? Baca ya~
Hahaha...
Siapa pun bakal jatuh cinta dengan sosok Heidi. Gimana ngga... Udah secara
fisik dia itu digambarkan lucu dan imut dengan pipi menggembung dan merona.
Udah gitu sikapnya bener-bener manis dan baik hati. Heidi ngga pernah sekalipun
digambarkan egois meski kadan juga suka nyuruh-nyuruh Peter se-enak udel
hahaha. Andai punya anak kayak Heidi pasti seneng.
Dari segi
cerita sebenernya tergolong cerita sederhana. Tokoh dan konflik-nya pun dibuat
sederhana soalnya sasaran pembaca-nya emang anak-anak. Meskipun termasuk novel
terjemahan, gaya bahasa dan pemilihan kata yang digunakan tidaklah berat,
justru mudah untuk dipahami. Dijamin anak-anak pasti suka...
Karena
sasaran pembaca-nya anak-anak, tentu saja novel ini memuat pesan moral yang
mengajarkan kebaikan. Melalui sifat-sifat tokoh yang ada, penulis berusaha
mengajarkan berbagai hal baik kepada pembaca. Mulai dari kehidupan sosial,
moral, hingga agama loh... Yang paling Epik suka adalah pesan-pesan mengenai
agama. Diceritakan bahwa Paman Alm dan Heidi ini tidak terlalu dekat dengan
Tuhan. Suatu ketika di Frankfurt, nenek Clara yang dipanggil dengan sebutan Oma
mengajarkan kepada Heidi mengenai Tuhan. Bahwa meski nampak-nya Tuhan tidak
atau belum mengabulkan harapan kita, tetapi sebenarnya Tuhan sedang
mempersiapkan sesuatu yang lebih baik dan indah daripada yang kita inginkan.
Waktu akan membuktikan bahwa Tuhan itu tidak melupakan kita dengan syarat kita
juga tidak melupakan Tuhan dengan cara berdo'a dan terus mengingatnya.
Kesimpulan
Epik tetang novel ini adalah BAGUS Beud!. Ngga salah kalau novel ini udah
diterbitkan ke berbagai belahan dunia dan jadi bestseller!. Bagi KIKOSer yang penasaran dengan kisah Heidi ini,
baca sendiri novel-nya ya~
Referensi:
-http://heidi-children-story-books.all-about-switzerland.info/index.html
-http://en.wikipedia.org/wiki/Heidi,_Girl_of_the_Alps
For Your
Information:
1.
Novel Heidi ini pertama kali dipublikasikan tahun
1879-1880 dan jadi novel laris manis di seluruh penjuru dunia,
2.
Novel ini sudah dibuat film beberapa kali sejak
tahun 1920 (film bisu dari Amerika), sempat dire-make jadi manga di Jepang bahkan tahun 1992 Walt Disney membuat
versi short television series novel
ini.
3.
Tahun 1974 Heidi dijadikan anime oleh Jepang
dengan judul anime “Heidi: Girl of The Alps” (アルプスの少女ハイジ Arupusu
no Shōjo Haiji).
Heidi: Girl of The Alps Movie Cover |
Dulu kalau liat filmnya aq nangiss looo.ahahah,emang bagus.
BalasHapusbesok2 pinjem novelnya yaa Epik
Hahaha beres :D
HapusHallo kak.. Salam kenal..
BalasHapusKalau boleh tau ni buku aslinya pakai bahasa apa ya? Inggris atau jerman?
Hai Makarti, bukunya pakai bahasa Indonesia kok ^^
Hapus-Epik-
Hy kikos,,aku lagi cari bukunya nih,udah ga nemu lagi,buat bhan skripsi,,ada saran ga bisa nemu bukunya dimana?
BalasHapushaii kak, bisa pesan di kita deh, nanti bisa kita bantu cari ^^
HapusBisa cek IG kita yaaa : @Kisah_kikos