Selamat Puasa KIKOSer...
Ditengah minim-nya duit, akhirnya Epik kesampaian juga beli buku ini... Hahaha... Awal, Epik tahu buku ini tuh waktu Epik sama Reyko pergi ke toko buku Gunung Agung. Tapi pas lihat harganya mata Epik melotot.... 45ribu tanpa diskon. Argh.... Tapi Epik yakin di Togamas lebih murah dan setelah sekian lama mengunggu alhamdulillah bisa beli juga :D
Ditengah minim-nya duit, akhirnya Epik kesampaian juga beli buku ini... Hahaha... Awal, Epik tahu buku ini tuh waktu Epik sama Reyko pergi ke toko buku Gunung Agung. Tapi pas lihat harganya mata Epik melotot.... 45ribu tanpa diskon. Argh.... Tapi Epik yakin di Togamas lebih murah dan setelah sekian lama mengunggu alhamdulillah bisa beli juga :D
Judul
|
Kisah
Tragis Nina Wang
|
Penulis
|
Agnes
Davonar
|
Genre
|
Novel biografi
|
Penerbit
|
AD
Publisher
|
Jumlah Halaman
|
235
|
Tahun Terbit
|
Desember 2012 (cetakan ke-1)
|
Nina Wang
dengan nama asli Kung Yu Sum adalah anak pertama dari empat bersaudara lahir
dari keluarga sederhana. Ayahnya memiliki sebuah toko kelontong kecil yang
menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Sejak kecil, ia dididik untuk
tidak boros karena memang keadaan keluarga-nya mengharuskan ia berhemat agar ia
dan adik-adiknya dapat makan serta bersekolah.
Nina
kecil sangatlah tomboy. Cita-citanya ingin menjadi tentara karena menurutnya
tentara itu keren. Wajahnya selalu kusam dan berdebu bahkan saat ia dan
keluarganya terpaksa pindah ke Shanghai demi peruntungan dagang yang lebih
baik, salah seorang teman sekelasnya mengejek dengan mengatakan Nina mirip
dengan orang mongol. Orang mongol sendiri terkenal sebagai orang bar-bar yang
memiliki wajah kucel karena sering berada di jalanan saat berpindah-pindah
tempat tinggal. Meski tersinggung ia hanya melirik sinis kepada temannya tadi.
Sebenarnya kehidupan di sekolah tidak terlalu disukai Nina.
Suatu
hari, Nina bersiap untuk makan bekal yang ia bawa dari rumah. Ia duduk di
pinggir lapangan dan mulai makan. Sayangnya entah dari mana datangnya,
tiba-tiba ada bola yang melesat dan menjatuhkan isi kotak bekal ke tanah.
Temannya yang bernama Teddy Wang dengan santai mengambil bola sepak tadi dan
melenggang pergi tanpa minta maaf. Nina tentu saja marah dan berkalahi dengan
Teddy. Awalnya Nina tidak suka dengan Teddy. Namun saat Teddy minta maaf dan
bersedia mentraktir Nina makan bakmi, hubungan Nina dan Teddy membaik bahkan
jadi sahabat.
Saat itu
perang antar saudara di China sedang panas-panasnya, ayah Teddy yang khawatir
akan keadaan keluarga dan usahanya memutuskan untuk pindah ke Hongkong. Nina
pun melepas kepergian Teddy dengan bersedih. Sebelum pergi Teddy memberi sebuah
jam saku dan berjanji suatu hari akan pulang ke Shanghai dan mencari Nina. Nina
percaya akan janji itu dan mengucap selamat tinggal pada Teddy.
Beberapa
tahun berlalu, Nina kini tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Setelah lulus
pendidikan menengah, ia mendapat pekerjaan di sebuah pabrik garmen. Si pemilik
pabrik melihat potensi keterampilan Nina dan akhirnya memberi Nina beasiswa
untuk sekolah desain. Nina pun senang bukan kepang apalagi selama bersekolah ia
masih bisa mendapat gaji bulanannya. Saat pemerintahan komunis memenangkan
perang saudara banyak perusahaan besar diambil alih negara dengan dalih demi kepentingan negara China. Tak terkecuali
perusahaan garmen yang memberi Nina beasiswa. Si pemiliki garmen cepat-cepat
memindahkan usaha garmennya ke Hongkong maka terputuslah beasiswa dari
perusahaan tersebut.
Masa
kuliah Nina tinggal setahun lagi, akan sangat disayangkan apabila ia berhenti
karena tidak ada biaya. Kedua orang tua Nina berusaha membayar uang semester
Nina dengan menjual emas dan perhiasan simpanan yang terakhir. Pokoknya Nina
harus menyelesaikan sekolah. Nina begitu tersentuh dan terharu akan
perngorbanan orang tua-nya maka dari itu ia berjanji tidak akan merepotkan
orang tuanya. Untuk mendapat uang lebih ia berinisiatif berjualan bakpau daging
di kampus.
Setelah
lulus, Nina mendapat tawaran kerja di perusahaan garmen yang memberi beasiswa
dulu. Kesempatan itu tak disia-siakan Nina selain karena itu adalah kesempatan
bagus, Nina juga masih ingin mencari Teddy, sahabat masa kecilnya, di Hongkong.
Suatu saat Nina bertemu dengan Teddy tepi bagaimana kisah pertemuan Nina dan
Teddy di Hongkong? Bagaimana lika-liku Nina menapaki dunia bisnis yang sukses
ia bangun dengan suaminya? Baca sendiri ya~
Wow… Epik
cukup suka dengan novel ini apalagi novel ini diambil dari kisah nyata
perjuangan tokoh wanita terkaya se-Asia versi majalah Forbes tahun 2007. Nina
Wang digambarkan sebagai sosok pekerja keras dan super hemat. Bukannya pelit
sih tapi HEMATTTT… Nina tak segan memberi bonus pada karyawan-nya apabila
target penghematan perusahaannya dapat terpenuhi. Hm… tapi itu yang ada di
dalam novel loh ya~ Aslinya sih ngga tahu~vMeski tahu buku ini hanyalah novel
yang belum tentu mirip 100% dengan kisah nyata Nina Wang. Sayangnya cukup sulit
untuk tidak membayangkan bahwa sosok
Nina Wang itu ya kayak yang di novel.
Kekurangan
dari novel yang terinspirasi dari kisah ini adalah banyaknya typo alias salah
tulis atau salah ketik. Kadang ada pengulangan kata dan double spasi. Rasanya kayak lagi baca makalah yang belum ter-edit. Menurut Epik buku yang dicetak itu
harusnya udah melalui tahap editing
dan kalau bisa ngga boleh ada typo sebelum turun cetak. Wajar sih nemuin typo
dalam novel atau buku, karena penulis dan editor-nya juga manusia yang ngga
sempurna. Tapi typo-nya ngga sebanyak ini juga dung... Malahan kayak ngga
melalui proses editing.
Overall
bagus banget kok… Epik juga sampe nangis terharu dengan sosok Nina ini. Mungkin
hanya typo-nya yang sedikit mengganggu hahaha
Nih Epik
kasih gambar-gambarnya:
Gaya Nina Wang saat kerja |
Tony Chan, pengacara Nina Wang yang memperkarakan warisan Nina |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar