Minggu, 14 Juli 2013

Kisah Tragis Nina Wang "Novel yang Terinspirasi Kisah Nyata Wanita Terkaya Di Asia versi Majalah Forbes"

Selamat Puasa KIKOSer...

Ditengah minim-nya duit, akhirnya Epik kesampaian juga beli buku ini... Hahaha... Awal, Epik tahu buku ini tuh waktu Epik sama Reyko pergi ke toko buku Gunung Agung. Tapi pas lihat harganya mata Epik melotot.... 45ribu tanpa diskon. Argh.... Tapi Epik yakin di Togamas lebih murah dan setelah sekian lama mengunggu alhamdulillah bisa beli juga :D


Judul
Kisah Tragis Nina Wang
Penulis
Agnes Davonar
Genre
Novel biografi
Penerbit
AD Publisher
Jumlah Halaman
235
Tahun Terbit
Desember 2012 (cetakan ke-1)

 
Agnes Dovonar
Nina Wang dengan nama asli Kung Yu Sum adalah anak pertama dari empat bersaudara lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya memiliki sebuah toko kelontong kecil yang menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Sejak kecil, ia dididik untuk tidak boros karena memang keadaan keluarga-nya mengharuskan ia berhemat agar ia dan adik-adiknya dapat makan serta bersekolah.

Nina kecil sangatlah tomboy. Cita-citanya ingin menjadi tentara karena menurutnya tentara itu keren. Wajahnya selalu kusam dan berdebu bahkan saat ia dan keluarganya terpaksa pindah ke Shanghai demi peruntungan dagang yang lebih baik, salah seorang teman sekelasnya mengejek dengan mengatakan Nina mirip dengan orang mongol. Orang mongol sendiri terkenal sebagai orang bar-bar yang memiliki wajah kucel karena sering berada di jalanan saat berpindah-pindah tempat tinggal. Meski tersinggung ia hanya melirik sinis kepada temannya tadi. Sebenarnya kehidupan di sekolah tidak terlalu disukai Nina.

Suatu hari, Nina bersiap untuk makan bekal yang ia bawa dari rumah. Ia duduk di pinggir lapangan dan mulai makan. Sayangnya entah dari mana datangnya, tiba-tiba ada bola yang melesat dan menjatuhkan isi kotak bekal ke tanah. Temannya yang bernama Teddy Wang dengan santai mengambil bola sepak tadi dan melenggang pergi tanpa minta maaf. Nina tentu saja marah dan berkalahi dengan Teddy. Awalnya Nina tidak suka dengan Teddy. Namun saat Teddy minta maaf dan bersedia mentraktir Nina makan bakmi, hubungan Nina dan Teddy membaik bahkan jadi sahabat.

Saat itu perang antar saudara di China sedang panas-panasnya, ayah Teddy yang khawatir akan keadaan keluarga dan usahanya memutuskan untuk pindah ke Hongkong. Nina pun melepas kepergian Teddy dengan bersedih. Sebelum pergi Teddy memberi sebuah jam saku dan berjanji suatu hari akan pulang ke Shanghai dan mencari Nina. Nina percaya akan janji itu dan mengucap selamat tinggal pada Teddy.

Beberapa tahun berlalu, Nina kini tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Setelah lulus pendidikan menengah, ia mendapat pekerjaan di sebuah pabrik garmen. Si pemilik pabrik melihat potensi keterampilan Nina dan akhirnya memberi Nina beasiswa untuk sekolah desain. Nina pun senang bukan kepang apalagi selama bersekolah ia masih bisa mendapat gaji bulanannya. Saat pemerintahan komunis memenangkan perang saudara banyak perusahaan besar diambil alih negara dengan dalih  demi kepentingan negara China. Tak terkecuali perusahaan garmen yang memberi Nina beasiswa. Si pemiliki garmen cepat-cepat memindahkan usaha garmennya ke Hongkong maka terputuslah beasiswa dari perusahaan tersebut.

Masa kuliah Nina tinggal setahun lagi, akan sangat disayangkan apabila ia berhenti karena tidak ada biaya. Kedua orang tua Nina berusaha membayar uang semester Nina dengan menjual emas dan perhiasan simpanan yang terakhir. Pokoknya Nina harus menyelesaikan sekolah. Nina begitu tersentuh dan terharu akan perngorbanan orang tua-nya maka dari itu ia berjanji tidak akan merepotkan orang tuanya. Untuk mendapat uang lebih ia berinisiatif berjualan bakpau daging di kampus.

Setelah lulus, Nina mendapat tawaran kerja di perusahaan garmen yang memberi beasiswa dulu. Kesempatan itu tak disia-siakan Nina selain karena itu adalah kesempatan bagus, Nina juga masih ingin mencari Teddy, sahabat masa kecilnya, di Hongkong. Suatu saat Nina bertemu dengan Teddy tepi bagaimana kisah pertemuan Nina dan Teddy di Hongkong? Bagaimana lika-liku Nina menapaki dunia bisnis yang sukses ia bangun dengan suaminya? Baca sendiri ya~

Wow… Epik cukup suka dengan novel ini apalagi novel ini diambil dari kisah nyata perjuangan tokoh wanita terkaya se-Asia versi majalah Forbes tahun 2007. Nina Wang digambarkan sebagai sosok pekerja keras dan super hemat. Bukannya pelit sih tapi HEMATTTT… Nina tak segan memberi bonus pada karyawan-nya apabila target penghematan perusahaannya dapat terpenuhi. Hm… tapi itu yang ada di dalam novel loh ya~ Aslinya sih ngga tahu~vMeski tahu buku ini hanyalah novel yang belum tentu mirip 100% dengan kisah nyata Nina Wang. Sayangnya cukup sulit untuk tidak  membayangkan bahwa sosok Nina Wang itu ya kayak yang di novel.

Kekurangan dari novel yang terinspirasi dari kisah ini adalah banyaknya typo alias salah tulis atau salah ketik. Kadang ada pengulangan kata dan double spasi. Rasanya kayak lagi baca makalah yang belum ter-edit. Menurut Epik buku yang dicetak itu harusnya udah melalui tahap editing dan kalau bisa ngga boleh ada typo sebelum turun cetak. Wajar sih nemuin typo dalam novel atau buku, karena penulis dan editor-nya juga manusia yang ngga sempurna. Tapi typo-nya ngga sebanyak ini juga dung... Malahan kayak ngga melalui proses editing.

Overall bagus banget kok… Epik juga sampe nangis terharu dengan sosok Nina ini. Mungkin hanya typo-nya yang sedikit mengganggu hahaha

Nih Epik kasih gambar-gambarnya:
 
Nina dan Teddy Wang semasa muda

Gaya Nina Wang saat kerja

Tony Chan, pengacara Nina Wang yang memperkarakan warisan Nina



Tidak ada komentar:

Posting Komentar