Senin, 24 Juni 2013

Charlie and The Chocolate Factory novel "Seru-nya Masuk Pabrik Coklat Willy Wonka"



Selamat siang menjelang sore KIKOSer...
Kemarin (23/04) Epik diajak mama sama papa-nya Epik pergi ke Royal Mall Surabaya. Kebetulan disana ada book fair dari Gramedia,  terang aja Epik ginjal-ginjal (alias:gulung-gulung kegirangan) liat ada book fair. Epik pun pilih-pilih buku dan akhirnya pilihan Epik jatuh ke dua buku yaitu novel berjudul Perfect Match karya Jodi Picoult dan Charlie and The Chocolate Factory karya Roald Dahl. KIKOSer tau Charlie and The Chocolate Factory kan?.

Epik baru tahu kalau Charlie and The Chocolate Factory itu berasal dari novel anak lo... Dan kisahnya emang seru. FYI, novel ini sudah 2 kali difilmkan yaitu tahun 1971 dengan judul “Willy Wonka and The Chocolate Factory” dan tahun 2005 dengan  judlu sama dengan novel yang diperankan Johnny Depp dan bintang cilik Freddie Blackmore. Nah dari pada lama-lama langsung aja ya :D


Judul
Charlie and The Chocolate Factory
Penulis
Roald Dahl
Genre
Novel anak
Penerbit
Gramedia
Jumlah Halaman
200
Tahun Terbit
Januari 2010 (cetakan ke-4)



Roald Dahl
Charlie Bucket adalah anak lelaki satu-satunya Mr. dan Mrs. Bucket. Charlie memiliki 2 kakek dan 2 nenek yang tinggal bersama dalam rumah kayu kecil pinggir kota. Grandpa Joe dan Grandma Josephine adalah ayah dan ibu Mr. Bucket, sedangkan Grandpa George dan Grandma Georgia adalah ayah dan ibu Mrs. Bucket. Satu-satunya angggota keluarga yang bekerja hanyalah Mr. Bucket dan ia bekerja di pabrik odol sebagai tukang penutup odol. Tentu saja gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga yang ia tanggung. Mereka berhemat mati-matian agar gaji Mr. Bucket dapat cukup untuk makan.

Setiap pagi keluarga Charlie hanya makan roti dan margarin untuk sarapan, kentang dan kubis rebus untuk makan siang, dan sup kubis encer untuk makan malam. Meski mereka tidak kelaparan tapi tentu saja mereka kekurangan. Charlie adalah penggemar coklat meski ia tak mampu membelinya. Di jalan yang ia lewati saat pulang dan pergi sekolah ada sebuah pabrik coklat yang paling besar dan menciptakan coklat terenak diseluruh dunia. Pabrik itu milik seorang pria pencipta berbagai coklat bernama Willy Wonka. Pabrik coklat Willy Wonka sungguh misterius. Tidak ada satupun pekerja yang keluar masuk pabrik tetapi berbagai coklat batangan Willy Wonka tetap dijual dipasaran dan setiap hari aroma coklat yang lezat tercium dari sekeliling tembok pabrik. Sayang Charlie tidak bisa membeli coklat sesering yang dilakukan anak-anak lain.

Saat Charlie ulang tahun ia akan mendapat kado spesial dari kedua orang tua-nya. Meski mereka dari keluarga yang kurang berpunya tetapi Mr. dan Mrs. Bucket tidak pernah lupa menyisihkan uang untuk membeli kado untuk Charlie yaitu sebatang coklat buatan pabrik coklat Willy Wonka yang lezat dan itulah saat yang paling dinanti-nantikan Charlie. Coklat itu akan disimpan dalam kotak dan setiap hari akan ia lihat. Jika ia sudah tak tahan, ia akan mulai membuka bungkus coklat tersebut dan mulai mencuil sedikit demi sedikit setiap harinya hingga coklat itu habis dalam waktu satu bulan.

Suatu hari, seminggu sebelum ulang tahun Charlie, ada pengumuman dalam surat kabar dari Willy Wonka bahwa ia mengundang 5 orang anak beruntung untuk mengunjungi pabrik Willy Wonka serta mendapatkan persediaan coklat seumur hidup. Syaratnya cukup temukan selembar dari 5 tiket emas yang sudah disebar dalam seluruh produk permen coklat buatan pabrik Willy Wonka. Orang-orang menjadi gila memborong coklat produksi pabrik Willy Wonka. Dimana-mana coklat Willy Wonka di buru dan jadi rebutan. Semua ingin memenangkan tiket emas tersebut, tak terkecuali Charlie Bucket. Meski kesempatan Charlie memenangkannya sangat kecil tetapi tetap saja Charlie sungguh ingin mengunjungi pabrik Willy Wonka yang terkenal itu.

Sehari setelah pengumuman di koran itu dicetak, selembar tiket sudah ditemukan oleh seorang anak lelaki bertubuh tambun bernama Augustus Gloop. Sontak saja Augustus jadi incaran media. Ibunya bertutur bahwa setiap hari Augustus selalu makan coklat berbatang-batang tak heran jika anaknya tersebut menemukan tiket emas Willy Wonka. Sehari sebelum ulang tahun Charlie selembar tiket kembali ditemukan. Kali ini ditemukan seorang gadis manja bernama Veruca Salt, anak dari Mr. dan Mrs. Salt yang seorang pengusaha kacang kupas asin. Saat Veruca menginginkan selembar tiket emas, Mr. Salt segera memborong berkotak-kotak coklat dan mulai mempekerjakan pegawai pabriknya untuk mengupas bungkus coklat hingga menemukan selembar tiket emas. Tak lama kemudian dua tiket emas kembali ditemukan. Tiket ketiga ditemukan seorang gadis usil yang gemar makan permen karet bernama Violet Beauregarde. Ia berkata bahwa sepanjang hari biasanya mengunyah permen karet tetapi begitu mengetahui sayembara Willy Wonka ia mulai menguyah coklat hingga menemukan selembar tiket emas. Tiket keempat ditemukan Mike Teavee seorang anak pencandu TV. Hari-harinya dihabiskan di depan layar kaca nonton TV. Acara favoritnya adalah acara koboi dan acara dimana penjahat dipukuli. Maka tinggalah selembar lagi tiket tersisa. Bagaimana kisah Charlie memenangkan tiket emas? Lalu bagaimana dengan 4 orang lainnya yang


Charlie and The Chocolate Factory mengajarkan bahwa anak yang terlalu rakus itu merugikan, anak yang tidak sopan itu menyebalkan, anak yang terlalu dimanja itu minta dipukul pantat-nya, dan anak yang terlalu banyak nonton tv itu jadi mati otak serta imajinasi-nya. Haduh ngga kebayang kalau si penulis nulis kisah Charlie and The Chocolate ini di tahun 2013. Mungkin karakter tokoh yang dimasukkan bakal ditambah lebih banyak seperti anak yang terlalu sering bermain gadget, anak yang terlalu sering update status di jejarsos, anak yang dewasa terlalu dini, dan anak yang terlalu sering main game online sampe lupa waktu. Hahaha...

Dalam kisah Charlie and The Chocolate Factory, masalah-masalah yang muncul adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh orang tua terhadap anak-anaknya di jaman novel ini terbit (tahun 70'an). Terlalu banyak makan, terlalu banyak mengunyah permen karet (jaman dulu mengunyah permen karet bagi wanita dianggap tidak sopan), terlalu suka merengek, dan tentu saja musuh imajinasi yaitu TV. Tetapi penulis juga tidak serta merta menyalahkan si anak yang nakal. Tetapi secara tidak langsung juga menegur para orang tua yang membiarkan anak-anak mereka menjadi sosok yang ia gambarkan dalam novel-nya ini. Seperti orang tua Augustus Gloop yang berpikir  bahwa lebih baik anaknya makan berlebih daripada menjadi penjahat tanpa memikirkan gizi dan kalori yang dibutuhkan anaknya. Lalu ada orang tua Violet Beauregarde yang membiarkan anaknya berlebihan mengunyah permen karet dan bertindak sesuka hati. Ada juga orang tua Veruca Salt yang memanjakan anaknya hingga anaknya menjadi gadis yang egois dan suka merengek jika permintaannya belum terpenuhi. Tidak lupa ada pasangan Mr dan Mrs Teavee yang membiarkan Mike Teavee menonton televisi seharian dan menonton film penuh kekerasan tanpa pengawasan orang tua.

Melalui sosok Oompa-Loompa, manusia kerdil yang bekerja untuk Tuan Willy Wonka, baik anak dan orang tua seolah diingatkan agar tidak sampai seperti keempat anak diatas melalui lagu-lagu yang sebenarnya sedikit jail tapi memang ada benarnya. Bahkan Roald Dahl melalui lirik jenaka Oompa-Loompa, terang-terangan mengatakan bahwa televisi itu buruk untuk anak-anak dan memberi solusi agar anak tidak rewel meski tanpa televisi yaitu dengan membaca. Epik setuju banget dengan Roald Dahl mengenai hal ini. Kadang memang televisi membantu anak untuk diam dan tidak merepotkan orang tua yang sedang bekerja, tetapi dampak buruknya otak anak jadi tumpul karena terbiasa menonton gambar bergerak tanpa perlu repot-repot mengimajinasikan dalam otak (kasar'annya sih nonton aja tanpa mikir), beda dengan membaca yang perlu imajinasi dalam otak untuk menggambarkan setiap kejadian dalam buku yang dibaca. Membaca membuat anak lebih kreatif dalam menghadapi berbagai hal. Satu hal yang Epik sesalkan dalam hidup Epik, kenapa Epik ngga membaca dari dulu-dulu banget, ngga lebih awal dan lebih banyak. Curcol, Epik mulai benar-benar giat membaca itu sejak SMA... :(
dan begitu banyak Epik buang waktu sia-sia, bukan-nya untuk membaca :(


Back to review, diantara anak-anak nakal tadi tak lupa diselipkan tokoh protagonis yaitu Charlie Bucket, anak periang yang keluarganya kurang beruntung. Charlie itu menurut Epik gabungan antara anak yang baik budi-nya, penuh pengertian terhadap keluarga-nya, tak banyak menuntut dengan keadaan, penyabar, dan imajinatif. Meskipun pernyataan-pernyataan Tuan Willy Wonka terkadang tidak masuk akal, Charlie tetap mendengarkannya tanpa menyela sedikitpun. Sesekali ia akan bertanya jika ia tidak mengerti apa yang maksudkan Tuan Willy Wonka. Benar-benar anak yang baik. \(^ o ^)/

Epik ngga nyesel banget baca apalagi beli novel Charlie and The Chocolate Factory ini deh... Keren dan berharga banget apa yang diajarkan. Ringan tapi bergizi. Seru tapi ngga sekedar cerita kosong. Worth it banget dah :D Pokoknya ini baca'an wajib bagi KIKOSer dari segala usia.



For Your Information:
Roald Dahl ini penulis terkenal. Selain Charlie and The Chocolate Factory karya lainnya yang terkenal dan sudah dibuat animasinya adalah Fantastic Mr. Fox yang pengisi suaranya antara lain George Clooney dan Meryl Streep. 

Epik kasih gambar-gambar cover berbagai karya Roald Dahl:




Postingan Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar