Selamat siang menjelang
sore KIKOSer...
Kemarin
(23/04) Epik diajak mama sama papa-nya Epik pergi ke Royal Mall Surabaya.
Kebetulan disana ada book fair dari
Gramedia, terang aja Epik ginjal-ginjal (alias:gulung-gulung
kegirangan) liat ada book fair. Epik
pun pilih-pilih buku dan akhirnya pilihan Epik jatuh ke dua buku yaitu novel
berjudul Perfect Match karya Jodi Picoult dan Charlie and The Chocolate Factory
karya Roald Dahl. KIKOSer tau Charlie and The Chocolate Factory kan?.
Epik baru
tahu kalau Charlie and The Chocolate Factory itu berasal dari novel anak lo...
Dan kisahnya emang seru. FYI, novel ini sudah 2 kali difilmkan yaitu tahun 1971
dengan judul “Willy Wonka and The Chocolate Factory” dan tahun 2005 dengan judlu sama dengan novel yang diperankan
Johnny Depp dan bintang cilik Freddie Blackmore. Nah dari pada lama-lama
langsung aja ya :D
Judul
|
Charlie
and The Chocolate Factory
|
Penulis
|
Roald
Dahl
|
Genre
|
Novel
anak
|
Penerbit
|
Gramedia
|
Jumlah
Halaman
|
200
|
Tahun
Terbit
|
Januari
2010 (cetakan ke-4)
|
Roald Dahl |
Charlie
Bucket adalah anak lelaki satu-satunya Mr. dan Mrs. Bucket. Charlie memiliki 2
kakek dan 2 nenek yang tinggal bersama dalam rumah kayu kecil pinggir kota.
Grandpa Joe dan Grandma Josephine adalah ayah dan ibu Mr. Bucket, sedangkan
Grandpa George dan Grandma Georgia adalah ayah dan ibu Mrs. Bucket.
Satu-satunya angggota keluarga yang bekerja hanyalah Mr. Bucket dan ia bekerja
di pabrik odol sebagai tukang penutup odol. Tentu saja gajinya tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga yang ia tanggung. Mereka
berhemat mati-matian agar gaji Mr. Bucket dapat cukup untuk makan.
Setiap
pagi keluarga Charlie hanya makan roti dan margarin untuk sarapan, kentang dan
kubis rebus untuk makan siang, dan sup kubis encer untuk makan malam. Meski
mereka tidak kelaparan tapi tentu saja mereka kekurangan. Charlie adalah
penggemar coklat meski ia tak mampu membelinya. Di jalan yang ia lewati saat
pulang dan pergi sekolah ada sebuah pabrik coklat yang paling besar dan
menciptakan coklat terenak diseluruh dunia. Pabrik itu milik seorang pria
pencipta berbagai coklat bernama Willy Wonka. Pabrik coklat Willy Wonka sungguh
misterius. Tidak ada satupun pekerja yang keluar masuk pabrik tetapi berbagai
coklat batangan Willy Wonka tetap dijual dipasaran dan setiap hari aroma coklat
yang lezat tercium dari sekeliling tembok pabrik. Sayang Charlie tidak bisa
membeli coklat sesering yang dilakukan anak-anak lain.
Saat
Charlie ulang tahun ia akan mendapat kado spesial dari kedua orang tua-nya.
Meski mereka dari keluarga yang kurang berpunya tetapi Mr. dan Mrs. Bucket
tidak pernah lupa menyisihkan uang untuk membeli kado untuk Charlie yaitu
sebatang coklat buatan pabrik coklat Willy Wonka yang lezat dan itulah saat
yang paling dinanti-nantikan Charlie. Coklat itu akan disimpan dalam kotak dan
setiap hari akan ia lihat. Jika ia sudah tak tahan, ia akan mulai membuka
bungkus coklat tersebut dan mulai mencuil sedikit demi sedikit setiap harinya
hingga coklat itu habis dalam waktu satu bulan.
Suatu
hari, seminggu sebelum ulang tahun Charlie, ada pengumuman dalam surat kabar
dari Willy Wonka bahwa ia mengundang 5 orang anak beruntung untuk mengunjungi
pabrik Willy Wonka serta mendapatkan persediaan coklat seumur hidup. Syaratnya
cukup temukan selembar dari 5 tiket emas yang sudah disebar dalam seluruh
produk permen coklat buatan pabrik Willy Wonka. Orang-orang menjadi gila
memborong coklat produksi pabrik Willy Wonka. Dimana-mana coklat Willy Wonka di
buru dan jadi rebutan. Semua ingin memenangkan tiket emas tersebut, tak
terkecuali Charlie Bucket. Meski kesempatan Charlie memenangkannya sangat kecil
tetapi tetap saja Charlie sungguh ingin mengunjungi pabrik Willy Wonka yang
terkenal itu.
Sehari
setelah pengumuman di koran itu dicetak, selembar tiket sudah ditemukan oleh
seorang anak lelaki bertubuh tambun bernama Augustus Gloop. Sontak saja
Augustus jadi incaran media. Ibunya bertutur bahwa setiap hari Augustus selalu
makan coklat berbatang-batang tak heran jika anaknya tersebut menemukan tiket
emas Willy Wonka. Sehari sebelum ulang tahun Charlie selembar tiket kembali
ditemukan. Kali ini ditemukan seorang gadis manja bernama Veruca Salt, anak
dari Mr. dan Mrs. Salt yang seorang pengusaha kacang kupas asin. Saat Veruca
menginginkan selembar tiket emas, Mr. Salt segera memborong berkotak-kotak
coklat dan mulai mempekerjakan pegawai pabriknya untuk mengupas bungkus coklat
hingga menemukan selembar tiket emas. Tak lama kemudian dua tiket emas kembali
ditemukan. Tiket ketiga ditemukan seorang gadis usil yang gemar makan permen
karet bernama Violet Beauregarde. Ia berkata bahwa sepanjang hari biasanya
mengunyah permen karet tetapi begitu mengetahui sayembara Willy Wonka ia mulai
menguyah coklat hingga menemukan selembar tiket emas. Tiket keempat ditemukan
Mike Teavee seorang anak pencandu TV. Hari-harinya dihabiskan di depan layar
kaca nonton TV. Acara favoritnya adalah acara koboi dan acara dimana penjahat
dipukuli. Maka tinggalah selembar lagi tiket tersisa. Bagaimana kisah Charlie
memenangkan tiket emas? Lalu bagaimana dengan 4 orang lainnya yang
Charlie
and The Chocolate Factory mengajarkan bahwa anak yang terlalu rakus itu
merugikan, anak yang tidak sopan itu menyebalkan, anak yang terlalu dimanja itu
minta dipukul pantat-nya, dan anak yang terlalu banyak nonton tv itu jadi mati
otak serta imajinasi-nya. Haduh ngga kebayang kalau si penulis nulis kisah
Charlie and The Chocolate ini di tahun 2013. Mungkin karakter tokoh yang
dimasukkan bakal ditambah lebih banyak seperti anak yang terlalu sering bermain
gadget, anak yang terlalu sering update status di jejarsos, anak yang
dewasa terlalu dini, dan anak yang terlalu sering main game online sampe lupa waktu. Hahaha...
Dalam
kisah Charlie and The Chocolate Factory, masalah-masalah yang muncul adalah
masalah-masalah yang dihadapi oleh orang tua terhadap anak-anaknya di jaman
novel ini terbit (tahun 70'an). Terlalu banyak makan, terlalu banyak mengunyah
permen karet (jaman dulu mengunyah permen karet bagi wanita dianggap tidak
sopan), terlalu suka merengek, dan tentu saja musuh imajinasi yaitu TV. Tetapi
penulis juga tidak serta merta menyalahkan si anak yang nakal. Tetapi secara
tidak langsung juga menegur para orang tua yang membiarkan anak-anak mereka
menjadi sosok yang ia gambarkan dalam novel-nya ini. Seperti orang tua Augustus
Gloop yang berpikir bahwa lebih baik
anaknya makan berlebih daripada menjadi penjahat tanpa memikirkan gizi dan
kalori yang dibutuhkan anaknya. Lalu ada orang tua Violet Beauregarde yang membiarkan
anaknya berlebihan mengunyah permen karet dan bertindak sesuka hati. Ada juga
orang tua Veruca Salt yang memanjakan anaknya hingga anaknya menjadi gadis yang
egois dan suka merengek jika permintaannya belum terpenuhi. Tidak lupa ada
pasangan Mr dan Mrs Teavee yang membiarkan Mike Teavee menonton televisi
seharian dan menonton film penuh kekerasan tanpa pengawasan orang tua.
Melalui
sosok Oompa-Loompa, manusia kerdil yang bekerja untuk Tuan Willy Wonka, baik
anak dan orang tua seolah diingatkan agar tidak sampai seperti keempat anak
diatas melalui lagu-lagu yang sebenarnya sedikit jail tapi memang ada benarnya.
Bahkan Roald Dahl melalui lirik jenaka Oompa-Loompa, terang-terangan mengatakan
bahwa televisi itu buruk untuk anak-anak dan memberi solusi agar anak tidak
rewel meski tanpa televisi yaitu dengan membaca. Epik setuju banget dengan
Roald Dahl mengenai hal ini. Kadang memang televisi membantu anak untuk diam
dan tidak merepotkan orang tua yang sedang bekerja, tetapi dampak buruknya otak
anak jadi tumpul karena terbiasa menonton gambar bergerak tanpa perlu
repot-repot mengimajinasikan dalam otak (kasar'annya sih nonton aja tanpa
mikir), beda dengan membaca yang perlu imajinasi dalam otak untuk menggambarkan
setiap kejadian dalam buku yang dibaca. Membaca membuat anak lebih kreatif
dalam menghadapi berbagai hal. Satu hal yang Epik sesalkan dalam hidup Epik,
kenapa Epik ngga membaca dari dulu-dulu banget, ngga lebih awal dan lebih
banyak. Curcol, Epik mulai benar-benar giat membaca itu sejak SMA... :(
dan
begitu banyak Epik buang waktu sia-sia, bukan-nya untuk membaca :(
Back to review,
diantara anak-anak nakal tadi tak lupa diselipkan tokoh protagonis yaitu
Charlie Bucket, anak periang yang keluarganya kurang beruntung. Charlie itu
menurut Epik gabungan antara anak yang baik budi-nya, penuh pengertian terhadap
keluarga-nya, tak banyak menuntut dengan keadaan, penyabar, dan imajinatif.
Meskipun pernyataan-pernyataan Tuan Willy Wonka terkadang tidak masuk akal,
Charlie tetap mendengarkannya tanpa menyela sedikitpun. Sesekali ia akan
bertanya jika ia tidak mengerti apa yang maksudkan Tuan Willy Wonka.
Benar-benar anak yang baik. \(^ o ^)/
Epik ngga
nyesel banget baca apalagi beli novel Charlie and The Chocolate Factory ini
deh... Keren dan berharga banget apa yang diajarkan. Ringan tapi bergizi. Seru
tapi ngga sekedar cerita kosong. Worth it
banget dah :D Pokoknya ini baca'an wajib bagi KIKOSer dari segala usia.
For Your
Information:
Roald Dahl ini penulis terkenal. Selain Charlie
and The Chocolate Factory karya lainnya yang terkenal dan sudah dibuat
animasinya adalah Fantastic Mr. Fox yang pengisi suaranya antara lain George
Clooney dan Meryl Streep. Epik kasih gambar-gambar cover berbagai karya Roald Dahl:
Postingan Terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar