Minggu, 30 Juni 2013

Perfect Match "Apa yang Harus Kamu Lakukan Saat Anakmu Disakiti?"



Selamat Pagi menjelas siang KIKOSer... \(^o^)/
Mumpung Epik nganggur Epik bakal bagi-bagi review'an sama KIKOSer neh... Masih ingetkan minggu kemarin Epik beli 2 buku di Gramedia Book Fair waktu ke Royal, Charlie and The Chocolate Factory dan Perfect Match. Nah buku yang Charlie and The Chocolate Factory kan uda Epik review, sekarang giliran buku Perfect Match yang bakalan Epik review... Dari pada lama-lama baca ya~



Judul
Perfect Match
Penulis
Jodi Picoult
Genre
Novel Drama
Penerbit
Gramedia
Jumlah Halaman
499
Tahun Terbit
2010


Jodi Picoult

Ikatan seorang ibu dengan anak yang pernah berada dikandungannya selama 9 bulan sangatlah kuat. Hal itu yang mampu membuat ibu melakukan apapun dan bagaimanapun demi seorang manusia yang pernah tumbuh dalam dirinya.

Nina Frost adalah seorang jaksa penuntut yang telah bekerja selama tujuh tahun dalam kasus-kasus pelecehan seksual serta penganiayaan terutama pada anak dan wanita. Nina sering menghadapi kasus-kasus pelecehan yang tak mudah terutama pelecehan terhadap anak. Peluangnya untuk memenjarakan pelaku kasus pelecehan seksual terhadap anak bisa dibilang kecil karena minim bukti dan minim saksi. Hal yang lebih disayangkan adalah hukum yang berlaku kurang memihak korban kejahatan seksual anak.

Jika ingin memenjarakan pelaku kejahatan, seorang anak yang mengaku diperkosa harus mengikuti competency hearing agar hakim dapat memutuskan bahwa si anak mampu bersaksi dan kesaksiannya dapat dipertanggungjawabkan. Apabila si korban dianggap tidak berkompeten maka kasus akan ditutup dan si penjahat bisa melenggang bebas. Namun apabila korban dinyatakan berkompeten maka wajib hadir dalam persidangan melawan pelaku pemerkosaan. Korban harus berhadapan dengan jaksa pembela yang sering kali memberikan pertanyaan-pertanyaan menjebak dan lebih parahnya lagi adalah harus berhadapan dengan pelaku pemerkosaan secara langsung tentu saja hal itu menambah trauma psikis si korban. Kalaupun korban bisa bersaksi dan pelaku terbukti bersalah hukuman pidana untuk pelaku tak lebih dari 10 tahun.

Nina adalah jaksa di pengadilan, tetapi di rumah ia hanyalah seorang istri dan ibu biasa. Caleb, suaminya bekerja membangun taman dan Nathaniel, anak laki-lakinya baru berusia lima  tahun benar-benar membuat hidup Nina sempurna. Nathaniel adalah karunia Tuhan yang tak terduga. Setelah dokter mengangkat kista dari rahim Nina, harapan untuk mempunyai anak pun semakin menipis. Namun Nathaniel hadir dan tumbuh dalam rahim seolah sebuah mukzizat kecil dari Tuhan.

Suatu hari sikap Nathaniel yang ceria dan selalu ingin tahu berubah menjadi pendiam dan mogok bicara. Nina awalnya tak menanggapi terlalu serius perilaku Nathaniel. Tapi kemudian ia dan Caleb merasa ada yang tidak beres dengan Nathaniel dan membawanya ke psikiater anak. Disana Nathaniel dibiarkan bermain selama kedua orang tuanya berbicara dengan si psikiater. Nathaniel bermain dengan boneka berbentuk manusia, entah mengapa ia mengambil krayon dan menusukan krayon itu ke bagian bokong boneka. Psikiater memberi kesimpulan sementara yaitu Nathaniel menunjukan isyarat bahwa ia menjadi korban pelecehan seksual. Untuk lebih yakinnya lagi perlu dilakukan visum dari dokter.

Mendengar hal itu tentu saja batin Nina menolak keras duga'an itu. Tapi begitu menerima visum dokter bahwa (maaf) anus Nathaniel memang ada tanda-tanda mengalami penetrasi, kehancuran hati Nina tak dapat dicegah lagi. Nina terus mencoba mengorek-ngorek pelakunya dari Nathaniel namun Nathaniel masih terus bungkam. Kebungkaman ini membuat Nina semakin frustasi. Apalagi Nina tahu seandainya Nathaniel mampu berbicara siapa pelakunya, hukum di negaranya tidak akan mampu adil atau bahkan menyembuhkan trauma Nathaniel. Apa yang harus dilakukan Nina? Ketika kamu tahu keadilan tak akan pernah berpihak padamu akankah kamu diam dan pasrah? Atau kamu harus bertindak melawan birokrasi yang pasti membuatmu kalah?

Menurut Epik, Jodi Picoult bener-bener ngerti cara bagaimana mengaduk-aduk perasaan pembaca. Seolah mengajak pembaca menuju mimpi buruk yang bisa benar-benar terjadi di dunia nyata. Gimana rasanya kalau anak semata wayang KIKOSer yang baru berusia lima tahun jadi korban pelecehan seksual?... Epik sampai nangis dan ngga kuat mbayangi-nya. Emosi Epik kayak diblender sampai bingung nentui'innya apa yang Epik rasakan saat baca novel itu. Gaya dan alur ceritanya bagus :D. Basic cerita menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama yaitu si Nina. Trus ada beberapa part yang menggambarkan situasi dari sudut pandang Nathaniel. Meski ngga banyak tapi menarik. Penonton diajak memahami suatu masalah dari sudut pandang anak-anak.

Sayangnya banyak penjelasan yang menurut Epik cukup mbulet terutama tentang proses sidang, pengambilan keputusan, dan sistem hukumnya. Kalau di Indonesia kan asal si anak ngaku diperkosa disertai visum dan si anak dianggap tidak membual itu sudah cukup untuk menjebloskan pelaku ke dalam penjara. Ya... Itu kalo di Indonesia sih... Selain itu para tokoh yang ada di novel ini semuanya pada galau banget. Apa yang dikatakan hati beda dengan apa  yang dilakukan. Plin-plan... Sejujurnya Epik agak bingung dengan korelasi judul “Perfect Match” dengan alur cerita. Kalau Epik tebak sih maksud judul ini adalah hubungan Nina dan Caleb saat ending cerita.

Tapi ngga ngecewa'in kok! Endingnya nge-twist banget... Ngga sekedar bumbu drama aja, mulai dari kriminal dan psikologis ada dalam novel ini. Wajib baca deh... :)


Epik kasih web resmi-nya Jodi Picoult:
http://jodipicoult.com/

For Your Information:
1. Jody Picoult ini orang-nya baik dan ramah lo... Epik pernah ngirim E-mail dan dalam hitungan hari udah dibalas dengan ramah... Jarang loh ada penulis internasional yang kayak gini :D
2. Novel lain Jody Picoult yang udah dijadiin film tuh My Sister Keeper...! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar