Selamat
Pagi menjelas siang KIKOSer... \(^o^)/
Mumpung
Epik nganggur Epik bakal bagi-bagi review'an
sama KIKOSer neh... Masih ingetkan minggu kemarin Epik beli 2 buku di Gramedia Book Fair waktu ke Royal, Charlie and
The Chocolate Factory dan Perfect Match. Nah buku yang Charlie and The
Chocolate Factory kan uda Epik review, sekarang giliran
buku Perfect Match yang bakalan Epik review...
Dari pada lama-lama baca ya~
Judul
|
Perfect
Match
|
Penulis
|
Jodi
Picoult
|
Genre
|
Novel Drama
|
Penerbit
|
Gramedia
|
Jumlah Halaman
|
499
|
Tahun Terbit
|
2010
|
Jodi Picoult |
Ikatan
seorang ibu dengan anak yang pernah berada dikandungannya selama 9 bulan
sangatlah kuat. Hal itu yang mampu membuat ibu melakukan apapun dan
bagaimanapun demi seorang manusia yang pernah tumbuh dalam dirinya.
Nina
Frost adalah seorang jaksa penuntut yang telah bekerja selama tujuh tahun dalam
kasus-kasus pelecehan seksual serta penganiayaan terutama pada anak dan wanita.
Nina sering menghadapi kasus-kasus pelecehan yang tak mudah terutama pelecehan
terhadap anak. Peluangnya untuk memenjarakan pelaku kasus pelecehan seksual
terhadap anak bisa dibilang kecil karena minim bukti dan minim saksi. Hal yang
lebih disayangkan adalah hukum yang berlaku kurang memihak korban kejahatan
seksual anak.
Jika
ingin memenjarakan pelaku kejahatan, seorang anak yang mengaku diperkosa harus
mengikuti competency hearing agar
hakim dapat memutuskan bahwa si anak mampu bersaksi dan kesaksiannya dapat
dipertanggungjawabkan. Apabila si korban dianggap tidak berkompeten maka kasus
akan ditutup dan si penjahat bisa melenggang bebas. Namun apabila korban
dinyatakan berkompeten maka wajib hadir dalam persidangan melawan pelaku
pemerkosaan. Korban harus berhadapan dengan jaksa pembela yang sering kali
memberikan pertanyaan-pertanyaan menjebak dan lebih parahnya lagi adalah harus
berhadapan dengan pelaku pemerkosaan secara langsung tentu saja hal itu
menambah trauma psikis si korban. Kalaupun korban bisa bersaksi dan pelaku
terbukti bersalah hukuman pidana untuk pelaku tak lebih dari 10 tahun.
Nina
adalah jaksa di pengadilan, tetapi di rumah ia hanyalah seorang istri dan ibu
biasa. Caleb, suaminya bekerja membangun taman dan Nathaniel, anak laki-lakinya
baru berusia lima tahun benar-benar
membuat hidup Nina sempurna. Nathaniel adalah karunia Tuhan yang tak terduga.
Setelah dokter mengangkat kista dari rahim Nina, harapan untuk mempunyai anak
pun semakin menipis. Namun Nathaniel hadir dan tumbuh dalam rahim seolah sebuah
mukzizat kecil dari Tuhan.
Suatu
hari sikap Nathaniel yang ceria dan selalu ingin tahu berubah menjadi pendiam
dan mogok bicara. Nina awalnya tak menanggapi terlalu serius perilaku
Nathaniel. Tapi kemudian ia dan Caleb merasa ada yang tidak beres dengan
Nathaniel dan membawanya ke psikiater anak. Disana Nathaniel dibiarkan bermain
selama kedua orang tuanya berbicara dengan si psikiater. Nathaniel bermain
dengan boneka berbentuk manusia, entah mengapa ia mengambil krayon dan
menusukan krayon itu ke bagian bokong boneka. Psikiater memberi kesimpulan
sementara yaitu Nathaniel menunjukan isyarat bahwa ia menjadi korban pelecehan
seksual. Untuk lebih yakinnya lagi perlu dilakukan visum dari dokter.
Mendengar
hal itu tentu saja batin Nina menolak keras duga'an itu. Tapi begitu menerima
visum dokter bahwa (maaf) anus Nathaniel memang ada tanda-tanda mengalami
penetrasi, kehancuran hati Nina tak dapat dicegah lagi. Nina terus mencoba
mengorek-ngorek pelakunya dari Nathaniel namun Nathaniel masih terus bungkam.
Kebungkaman ini membuat Nina semakin frustasi. Apalagi Nina tahu seandainya
Nathaniel mampu berbicara siapa pelakunya, hukum di negaranya tidak akan mampu
adil atau bahkan menyembuhkan trauma Nathaniel. Apa yang harus dilakukan Nina?
Ketika kamu tahu keadilan tak akan pernah berpihak padamu akankah kamu diam dan
pasrah? Atau kamu harus bertindak melawan birokrasi yang pasti membuatmu kalah?
Menurut
Epik, Jodi Picoult bener-bener ngerti cara bagaimana mengaduk-aduk perasaan
pembaca. Seolah mengajak pembaca menuju mimpi buruk yang bisa benar-benar
terjadi di dunia nyata. Gimana rasanya kalau anak semata wayang KIKOSer yang
baru berusia lima tahun jadi korban pelecehan seksual?... Epik sampai nangis
dan ngga kuat mbayangi-nya. Emosi Epik kayak diblender sampai bingung
nentui'innya apa yang Epik rasakan saat baca novel itu. Gaya dan alur ceritanya
bagus :D. Basic cerita menggunakan
sudut pandang orang pertama pelaku utama yaitu si Nina. Trus ada beberapa part
yang menggambarkan situasi dari sudut pandang Nathaniel. Meski ngga banyak tapi
menarik. Penonton diajak memahami suatu masalah dari sudut pandang anak-anak.
Sayangnya
banyak penjelasan yang menurut Epik cukup mbulet
terutama tentang proses sidang, pengambilan keputusan, dan sistem hukumnya.
Kalau di Indonesia kan asal si anak ngaku diperkosa disertai visum dan si anak
dianggap tidak membual itu sudah cukup untuk menjebloskan pelaku ke dalam
penjara. Ya... Itu kalo di Indonesia sih... Selain itu para tokoh yang ada di
novel ini semuanya pada galau banget. Apa yang dikatakan hati beda dengan
apa yang dilakukan. Plin-plan...
Sejujurnya Epik agak bingung dengan korelasi judul “Perfect Match” dengan alur
cerita. Kalau Epik tebak sih maksud judul ini adalah hubungan Nina dan Caleb
saat ending cerita.
Tapi ngga
ngecewa'in kok! Endingnya nge-twist
banget... Ngga sekedar bumbu drama aja, mulai dari kriminal dan psikologis ada
dalam novel ini. Wajib baca deh... :)
Epik
kasih web resmi-nya Jodi Picoult:
http://jodipicoult.com/
For Your Information:
1. Jody Picoult ini orang-nya baik dan ramah lo... Epik pernah ngirim E-mail dan dalam hitungan hari udah dibalas dengan ramah... Jarang loh ada penulis internasional yang kayak gini :D
2. Novel lain Jody Picoult yang udah dijadiin film tuh My Sister Keeper...!
For Your Information:
1. Jody Picoult ini orang-nya baik dan ramah lo... Epik pernah ngirim E-mail dan dalam hitungan hari udah dibalas dengan ramah... Jarang loh ada penulis internasional yang kayak gini :D
2. Novel lain Jody Picoult yang udah dijadiin film tuh My Sister Keeper...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar