Yak...
Yak... Yak... Menyambung review'an
tentang film Warm Bodies kemarin, kali ini Epik bakalan nge-review Warm Bodies versi Novel. Curcol
dikit, begitu Epik denger kabar kalau film ini diangkat dari sebuah novel, Epik
jadi penasaran sama Warm Bodies versi novel. Pas Epik sama Susi (temen-nya
Epik) lagi hunting buku di Kampung Ilmu eh... Tiba-tiba nemu kios yang jual
novel Warm Bodies. Yaaaa, Epik langsung beli tuh novel (padahal pas itu
keuangan Epik lagi sekarat banget). Nah untuk tau gimana ceritanya langsung
baca aja hahaha...
Judul
|
Warm
Bodies
|
Penulis
|
Isaac
Marion
|
Genre
|
Novel fiksi
ilmiah semi-sastra
|
Penerbit
|
Ufuk
Fiction
|
Jumlah
Halaman
|
374
|
Tahun
Terbit
|
Juli
2012 (Cetakan ke-1)
|
Warm
Bodies versi novel ini bercerita hampir
sama dengan film-nya. Jadi tema besarnya tetap mengenai R seorang zombie yang
tinggal di bandara. Sosok R digambarkan jauh berbeda dengan yang ada di film.
Jika di film ia digambarkan memakai pakaian santai seperti jumper merah, jins, dan sepatu kets, justru di dalam novel R
digambarkan memakai pantaloon (celana panjang kain), baju ala-ala orang kantor
dengan dasi merah menggantung dilehernya. M, teman R yang di film memiliki
penampilan rapi ala orang kerja kantor'an justru di novel digambarkan pakai
pakaian kasual. Intinya dua karakter ini bertukar style pakaian di film (tapi R tetep ganteng kok).
R ini
jauh sebelum bertemu Julie, ia pernah bertemu seorang gadis zombie yang
menurutnya cukup menarik. Sampai akhirnya R dan si gadis zombie ini digiring ke
tengah lapangan terbang oleh zombie-zombie lain dan dinikahkan. Hahaha...
KIKOSer ngga salah baca kok, R dan si gadis zombie ini memang dinikahkan.
Bahkan mereka berdua diberi dua zombie kecil untuk diasuh sebagai anak. R sendiri
merasa kurang puas dengan kehidupannya. Dengan ia memiliki anak dan istri, ia
dituntut lebih bekerja keras mencarikan makan untuk keluarga.
Jangan
kira kehidupan R dan zombie lain sangat tidak beradab dan tidak manusiawi.
Justru mungkin karena zombie berasal dari manusia, sebagian kegiatan mereka
dilakukan mirip manusia. Zombie juga memiliki sekolah (sekolah khusus untuk
anak-anak zombie tempat mereka belajar menggigit mangsa dengan baik dan benar),
orang tua si anak zombie pun diminta untuk menyekolahkan anaknya, zombie pun
bisa bercinta (caranya lucu banget, jadi 2 zombie berlainan jenis kelamin
telanjang dan saling menumbukan atau menggosokan tubuh mereka), zombie juga
punya hasrat (Seperti M yang suka nonton film porno), mereka juga butuh "sesuatu"
untuk disembah (kawanan zombie melakukan ritual semacam berdoa membentuk
lingkaran di lapangan terbang), Beberapa zombie juga punya hobi (misal R yangn
suka ngumpulin barang-barang dan The Boner, zombie yang udah tinggal tulang dan
kulit, yang punya hobi memfoto berbagai kejadian disekitar mereka).
R merasa
kehidupannya semakin menjemukan namun ia tetap harus menjadi orang tua yang
baik bagi anak-anaknya. Ia dan segerombolan zombie pun pergi ke kota untuk
berburu makanan. Menurut R hal terbaik dari tubuh manusia adalah otak. Karena
ketika memakan otak sebagian ingatan milik orang tersebut akan muncul di kepala
zombie yang memakannya. Mirip dengan menonton film yang diputar di dalam kepala.
Suatu hari saat berburu dengan kawanannya, R menemukan segerombolan anak muda
yang sedang mencari obat-obatan di rumah sakit. Disanalah ia pertama kali
bertemu Julie.
Rombongan
Julie yang diserbu zombie pun kocar-kacir dan mulai menyerang balik para
zombie. R yang melihat Perry kekasih Julie lengah, ia langsung menyambar sepatu
bot Perry dan tanpa ragu langsung mengoyak leher Perry. Kemudian setelah
membuka tengkorak Perry, R segera membenamkan giginya untuk memakan otak.
Kenangan milik Perry segera membanjiri kepala R. Bahkan perasaan dan rasa cinta
Perry kepada Julie juga mengalir ke dalam kepala R. Tiba-tiba R merasakan
sensasi yang belum pernah ia rasakan semenjak menjadi zombie. Mungkin itu
“CINTA”?.
Ia
mendengar suara yang tidak asing, suara Julie. Julie berusaha kabur karena di
kejar M. R segera menyelamatkan Julie dengan berkata bahwa Julie adalah
miliknya. Meski ketakutan Julie melakukan perlawanan dengan melempar pisau ke
kepala R. Untung pisau itu tidak menancap terlalu dalam sehingga tidak
membuatnya mati. R menyebutkan kata "Julie", dan sepertinya hal itu
membuat Julie cukup terkejut. Tapi Julie hanya diam terpaku, R kemudian
mengusapkan darah milik zombie yang sudah benar-benar mati ke wajah dan leher
Julie. Julie pun di bawa R ke rumahnya dibandara, untung saja darah zombie yang
dioleskan pada Julie dapat menutupi identitas manusia-nya jadi zombie-zombie
lain tidak curiga. Terus gimana kisah selanjutnya? Apakah Julie bisa jatuh
cinta kepada R seperti yang di film? Lalu apakah ayah R juga akan merestui
hubungan mereka seperti yang di film? Baca dan nikmati sendiri ya~ hahaha...
Pertama
kali baca novel ini jujur Epik kaget banget soalnya banyak yang beda dari
filmnya. Mungkin memang di film butuh banyak penyesuaian karakter yang
kira-kira bakal disukai penonton seperti apa dan jalan cerita seperti apa yang
akan membuat penonton melting. Tapi
menurut Epik, film dan novelnya sama-sama bagus kok. Punya kelebihan
masing-masing. Kelebihan film Warm Bodies adalah karakternya sudah
ter-visualisasi-kan dengan bagus dan pas (jadi penonton ngga usah capek-capek
membayangkan rupa R), lalu jalan ceritanya nge-pop jadi mudah dipahami
penonton, juga ending-nya simple tapi romantis-nya tetep dapet.
Sedangkan
kelebihan novel Warm Bodies adalah cerita-nya yang lebih lengkap, rinci, juga
jalan cerita-nya panjang jadi pembaca bisa menikmati kisah R dan Julie secara
detil, jalan ceritanya semi-sastra jadi pakai bahasa yang ngga kacangan, selain
itu pembaca diasah imajinasi-nya untuk menggambarkan tokoh dan setting Warm Bodies. Intinya dua-dua-nya
ngga mengecewakan.
Saran
Epik sih lebih enak nonton film-nya dulu baru baca novel-nya. Jadi pembaca ngga
H2C (Harap-Harap Cemas) film-nya bakal mirip sama novelnya. Tonton dan baca
novelnya ya KIKOSer... Dijamin bagus banget kok...
Makasih
buat KIKOSer udah mau baca review'an-nya
Epik~
Postingan
terkait: Review'an film Warm Bodies (clik here)
Special
Thank's to:
Susi,
yang mau nemenin Epik ke Kampung Ilmu~
Rei, yang
ngasih tau kalau film ini bagus banget (jadinya Epik tertarik nonton dan
berakhir dengan beli novelnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar