Whoaaa...
Epik muncul lagi... Jreng... Membawa review'an
novelnya Stephen King. KIKOSer tau kan siapa Stephen King? KIKOSer penggemar
cerita horror thriller pasti tau
siapa itu Stephen King...
Oke, kali
aja ada KIKOSer yang ngga tau... Stephen King adalah penulis novel dengan genre
horror thriller yang kadang disturbing gitu. Stephen King ini asalnya dari Amrik sono~. Karyanya udah
banyak yang difilm'in. Beberapa filmnya yang memorable adalah Carrie (1976, 2003, 2013), The Shining (1977),
Creepshow (1982), Cujo (1983), Childern of The Corn (1984), Pet Sematary (1989),
Misery (1990), It (1990), The Shawshank Redemption (1994), Green Mile (1999), DreamCatcher
(2003), Secret Window (2004), 1408 (2007), The Mist (2007), dan masih banyak
lagi. Hahaha
Kali ini
Epik bakal nge-review novel Staphen King
yang berjudul Rose Madder. Eh, novel ini juga pernah di review sama Shaddow lo... Shaddow itu salah satu KIKOSer yang
nge-fans banget sama Stephen King loh! untuk baca review’an versi Shaddow bisa klik DISINI… Kalau review’an Epik ada dibawah. Cus~
Judul
|
Rose
Madder
|
Penulis
|
Stephen
King
|
Genre
|
Drama
Thriller
|
Penerbit
|
Gramedia
|
Jumlah
Halaman
|
741
|
Tahun
Terbit
|
Juli
1997 (cetakan ke-1)
|
Stephen King |
Setitik
darah di bantalnya membuat Rosie McClendon Daniels tiba-tiba mendapat ilham
yang harusnya sudah datang 14 tahun lebih awal. Setitik darah hasil 'karya'
suaminya, Norman Daniels, setelah menonjok hidung Rosie. Hidup dengan Norman
selama 14 tahun sungguh menakutkan. Meski Norman adalah seorang polisi yang
seharusnya mengayomi masyarakat, ia malah hobi meng-KDRT istrinya. Bogem di perut,
tusukan pensil di dada, gigitan di bahu. Itu semua makanan selingan Rosie.
Rosie bahkan pernah satu kali keguguran dan rusuknya patah menusuk
paru-parunya. Jangan tanya mengapa Rosie mau bertahan, karena Rosie tahu
suaminya pasti akan membunuhnya jika ia berani kabur atau membuka mulut. Tapi
setitik darah itu memunculkan keberanian Rosie untuk kabur. Ia berpikir ini
bukan soal mengenai 14 tahun yang sudah berlalu, tapi 14 tahun yang akan
datang. Ia tak mampu lagi membayangkah hidup 14 tahun lebih lama dengan Norman.
Rosie paham betul bahwa suaminya tidak akan melepasnya begitu saja, Norman akan
mencarinya, tapi tekat Rosie sudah bulat. Ia harus kabur.
Rosie
membawa kabur kartu ATM Norman, karena ia tidak memiliki uang tunai sepeserpun.
Meski ia tahu Norman akan membunuhnya dua kali jika tahu Rosie membawa kabur
ATMnya juga, namun Rosie beranggapan toh ini uangnya juga, bukannya suami istri
saling berbagi?. Setelah mengambil sejumlah uang di ATM, Rosie membuang kartu
itu di tong sampah dan kabur naik bus. Saat di terminal salah satu kota besar,
Rosie turun dan mencari tempat untuk istirahat. Perut Rosie yang keroncongan
membawanya ke kafetaria untuk makan sereal, sari buah, dan kopi. Mungkin sudah
kehendak Tuhan, saat Rosie keluar dari kafetaria, ia melihat stand Traveller Aid, dimana ia bisa
minta tolong kepada penjaga stand
tersebut. Rosie pun mengobrol dengan penjaga stand yang mengaku bernama Peter Slowik dan bercerita mengenai
pelariannya. Peter Slowik ternyata orang yang cukup baik, Rosie diberikan sebuah
alamat lembaga non-profit yang akan memberinya tempat bernaung. Rosie pun
berterima kasih pada Peter dan pergi mengujungi alamat yang diberi Peter.
Alamat
itu mengarahkan Rosie ke sebuah gedung besar yang catnya mengelupas. Gedung itu
milik kelompok 'Daugthers and Sisters', dikelola oleh seorang wanita kaya
bernama Anna Stevenson yang ternyata adalah mantan istri Peter. Anna membangun
tempat 'perlindungan' ini untuk menampung dan mencarikan pekerjaan para wanita
korban penyiksaan baik oleh suami atau oleh pacar. Rosie pun diterima dengan
baik disana dan diberi pekerjaan sebagai tukang beres-beres di Hotel Whitestone
yang menjalin kerja sama dengan 'Daughters and Sisters'.
Disisi
lain, Norman sedang berpikir keras akan keberanian istrinya kabur dari rumah.
Berbagai pertanyaan bergolak dalam benak Norman: Bagaimana bisa Rosie yang
penakut itu berani kabur dari rumah?. Apakah dia sudah merencanakan jauh-jauh
hari? Atau sekedar spontanitas?. Dan berani-beraninya dia mencuri ATMku!.
Norman sudah memutuskan akan memberi pelajaran bagi istri yang berani mencuri
dari suaminya. Ia akan 'bicara' dengan Rosie dari dekat. Bicara dari dekat
artinya adalah bogem-bogem mentah untuk Rosie. Tapi sampai beberapa minggu
setelah Rosie kabur, Norman masih belum bisa melacak beradaan Rosie. Ia
berasumsi Rosie tidak akan berani bepergian jauh-jauh dari rumah mereka. Ia
mencari petunjuk sekecil apapun namun masih nihil. Hingga suatu hari muncul
kabar gembira itu. Kartu ATMnya ditemukan dalam dompet salah satu tersangka
pengedar obat bius. Inilah kunci emas yang ditunggu Norman.
Rosie
mulai menikmati pekerjaannya sebagai tukang beres-beres. Meski punggung dan
pinggangnya masih sakit jika dipaksa bekerja terlalu keras, meski saat buang
air kecil ia masih harus melihat darah (itu semua akibat siksaan yang ia terima
dulu), paling tidak disini tidak ada Norman. Hal itulah yang menguatkan Rosie.
Ia jadi lebih bersyukur terhadap hal-hal kecil. Misalnya menikmati buah pisang
dan duduk barang 5 menit saat sudah membereskan kamar tamu. Sungguh hal yang
menyenangkan bagi Rosie.
Harta
berharga yang sempat dibawa Rosie saat pergi adalah dua cincin yang melekat di
jarinya. Satu cincin tunangan dan satunya lagi adalah cincin pernikahannya. Ia
teringat perkataan Norman saat memberikan cincin pernikahannya itu. Norman
berkata pilihannya adalah antara ia membeli cincin itu atau membeli sebuah
mobil baru, tapi ia lebih membeli cincin itu demi Rosie, begitu katanya. Rosie
jadi terpikir untuk menjual cincin itu, karena ia yakin cincin itu terbuat dari
berlian dan ia sendiri butuh uang untuk sewa tempat di 'Daughters and Sisters'.
Rosie
melangkah masuk ke toko barang bekas untuk menanyakan harga cincin itu dan
barangkali si penjaga toko berniat membelinya. Penjaga toko itu masih muda
paling tidak beberapa tahun lebih muda dari Rosie dan dia nampak ramah. Rosie
pun menanyakan harga cincin miliknya. Setelah si penjaga toko yang bernama Bill
tersebut mengamati cincin Rosie, Bill berkata bahwa cincin itu bukan bermata
berlian dan dia hanya berani menawar 50 dollar. Rosie menolak dengan sopan
tawaran Bill dan hendak pergi keluar dari toko itu. Namun mata Rosie terpaku
pada sebuat lukisan. Lukisan dengan gambar seorang wanita yang menghadap ke
reruntuhan semacam kuil yang nun jauh. Wanita itu hanya dilukis dari bagian
belakangnya saja dengan rambut pirang terkepang dan baju tunik berwarna merah
ungu yang tampak menarik. Di lengannya terdapat sebuah gelang emas dan
tangannya satunya lagi terangkat ke arah wajahnya seolah dengan meletakkan
tangannya di atas alis dapat membantunya melihat reruntuhan kuil lebih baik.
Rosie merasa lukisan ini memanggilnya seperti memiliki daya magis yang kuat.
Tanpa ragu Rosie pun memberi penawaran tukar tambah dengan Bill. Cincin dengan
lukisan dan Bill pun setuju. Dengan suka cita, Rosie pun membawa pulang lukisan
itu.
Saat
Rosie sedang bergembira, Norman bisa dikatakan sedang bergembira juga. Selain
karena misi penggrebekan gembong obat bius yang sukses mengatar Norman naik
pangkat juga karena petunjuk mengenai keberadaan Rosie mulai terkumpul. Meski
begitu amarah Norman belum reda malah semakin membuatnya buta. Norman semakin
terobsesi menemukan istrinya yang kabur. Akankah Rosie tertangkap dan Norman
bisa 'bicara' dari dekat dengannya?
Hm...
novel yang menarik. Awalnya sih ceritanya normal-normal aja tentang istri yang
kabur gara-gara suami KDRT. Trus tiba-tiba ciri khas Stephen King muncul yakni
bumbu-bumbu imajinasi yang berbau mistis dan ngga bisa di nalar. Lukisan yang
dibeli Rosie tadi ternyata emang punya daya magis. Bukan voodoo atau berhantu,
tapi nanti Rosie bisa nembus tuh lukisan. Waw... Keren~. Meski novelnya bertema
serem-sereman tapi ada kisah romance-nya kok. Tapi ya gitu Stephen King ngga
akan ngasih kisah sekedar roman picisan gitu harus ada thriller yang bikin ngeri (atau paling engga bikin pembacanya
bertanya-tanya 'lho kok gini sih?' hehehe).
Epik suka
cara Stephen King menggambarkan sosok Rosie. Rosie ini awalnya super chicken abis, tapi pelan-pelan si
Stephen King mengubah Rosie si super
chicken jadi wonder women yang
kuat dan tegar. Perubahannya itu Epik rasa cukup masuk akal karena Stephen King
menggambarkannya itu ngga langsung jedarrr mendadak berani gitu tapi sedikit
demi sedikit. Berasa prosesnya bro... Disisi lain si Norman pun 'gila'nya itu
bertahap juga. Ngga langsung jedarrr gila ngejar-ngejar bininya pake pistol
gitu. Awalnya Norman digambarkan sebagai polisi sadis yang suka KDRT istrinya.
Tapi semakin ke tengah cerita Norman digambarin semakin terobsesi nangkep si
istri sampai-sampai kehilangan kewarasannya. Kerenlah pokoknya!. Panjang
alurnya menurut Epik sih pas kok, karena momen step-by-step perubahan 2 tokoh utama ini yang emang take a time. Sedikit OOT (Out Of Topic), Epik agak galau baca
novel ini, soalnya tokoh antagonisnya itu namanya Norman ahhh... jadi
membayangkan Norman Reedus. Agak ngga ikhlas aja kalau sesuatu terjadi sama
tokoh Norman. Hehehe *salah fokus*.
#salah_fokus ahahah~ |
BTT (Back To Topic), Bestscene menurut Epik itu ya, pas Norman dihajar sama Gert. Jadi ada scene dimana Norman menyiksa salah satu penghuni Daughters and Sisters
bernama Cynthia demi mendapat alamat Rosie. Jeritan Cynthia terdengar oleh Gert
Kinshaw (salah satu emak-emak sahabat Rosie yang juga penghuni Daughters and Sisters
juga). Gert langsung menyerang Norman. Mungkin KIKOSer mbatin 'apa susahnya
ngelawan emak-emak bagi Norman yang seorang polisi?'. Masalahnya adalah Gert
ini bertubuh tinggi besar dengan berat sekitar seratus tiga puluh kilogram dan
dia bisa bela diri. Wih... Manteb gak tuh... Tentu aja bukan hal mudah bagi
Norman untuk mengalahkan Gert. Gert sempat men-smackdown Norman, pas Norman jatuh, Gert langsung menindihnya dan
buang air kecil di atas kepala Norman. Arggghhh! Keren sekaligus menjijikkan
ahahaha... Tapi keren banget itu!. Mana sebelum buang air Gert sempat bilang
'Rosie menitipkan sesuatu lewat aku...' dan currrr.... Gert pipis di atas
kepala Norman.
Kesimpulan,
novel Rose Madder menceritakan tentang seorang istri yang kabur dari suami yang
seorang polisi tapi hobinya KDRT. Novel ini diceritakan dengan cara yang beda dengan
bumbu mistis dan imanjinasi si penulis sehingga membuat pembaca ngga sekedar membaca novel ala 'Harlequ**' gitu tapi juga ada sisi menegangkannya.
Bagi
KIKOSer penggemar Stephen King harus baca nih... Selain itu, KIKOSer yang suka
novel drama thriller bolehlah baca-baca novel ini :)
Web
Resmi:
-http://stephenking.com/
Referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_adaptations_of_works_by_Stephen_King
http://www.britishfantasysociety.org/ (gambar)
Spesial Thank’s :
-Popo,
temen Epik yang mau nemenin ke Kampung Ilmu (padahal dia ngga beli apa-apa).
Makasi Po! Cius deh~ Rabu depan ke Kampung Ilmu lagi ya :)
-Mbak Kus
yang ada di Kampung Ilmu yang udah bantuin Epik 'nawar' buku ini (buku ini
dijual sama mbak-mbak yang jualan di seberang kios Mbak Kus), makasih Mbak,
insyaAllah jadi pelanggan setiamu~ #eyaaa
-Mbak-mbak
yang jual di seberang kios Mbak Kus, makasih yaaa mbak :)
Nih Epik
kasih gambarnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar