Sirine
itu masih terdengar, begitu pula dengan dentuman itu.
Dentuman
yang sama yang akan terdengar setiap tanggal ini.
Detuman
dan sirene yang sama terdengar saat mengiringi pulangnya sang veteran, pulang
dan tidak akan kembali.
Menjadi dewasa berarti menjadi semakin
egois, semakin kau berfikir tentang apa yang akan kau dapat, apa yang
menyenangkan mu, dan kau akan semakin sukar mendapat kesenangan dengan hal-hal
sederhana.
~1999
~
“Yakult
nya harus dua kek, di tv satu hari harus minum dua”
Entah
berapa kali, aku melihat cucuku merengek meminta sesuatu. Anak ini terlalu
pandai, dia mengingat semua iklan yang ia lihat dan akan benar-benar
menginginkan apa yang ada di setiap iklan.
“Kalau
belum makan, nggak boleh minum dua nanti perutnya sakit”
“Looohh
di tv bilangnya dua, biar kuman-kuman jahat mati”
Ahahahha, bagaimana aku tidak tertawa
dan akhirnya menuruti semua keinginan cucuku ini. setelah mendapat yang ia
inginkan senyum itu akan terukir di sepanjang perjalanan pulang kami. Cucuku
ini sangat senang berjalan-jalan mengitari perumahan, dia lebih senang duduk di
dalam keranjang daripada di tempat duduk belakang. Mungkin aku bukan kakek yang
baik, cucuku benci duduk di belakang karena jari kakinya pernah masuk ke dalam jeruji
ban.
“Kek,
ini gigi ku mau putus, nanti kalau sudah banyak giginya bisa di kumpulin terus
bikin gigi palsu buat kakek”
“ahahahha,
iya nanti adek kumpulin, nanti gigi adek bisa ganti gigi kakek yang copot”
“Iyaa,
biar kakek bisa makan ayam kremes kayak di tv itu, biar kuat gigitnya”
Aku lebih senang mengajak cucuku
berkeliling, berbelanja daripada bermain di rumah. Dia harus merasakan serunya
bermain di luar.
“Kek
besok hari pahlawan aku mau pakek baju tentara, biar kayak kakek dulu, terus
main perang-perangan”
~2004~
“Dek,
beliin kakek bebek goreng ya, nanti di makan bareng-bareng”
“iya-iya
mau, ini aku uda laper, nanti kalau adek kurus gimana?”
Cuma ini yang bisa aku berikan untuk
cucuku, dia tidak pernah meminta seperti dulu. Semakin besar dia semakin
tertutup, jadi aku yang harus mengerti. Nasi bebek ini makanan favoritnya, dia
tadi hanya belajar sambil beberapa kali menghela nafas, aku tau dia lapar tapi
hanya diam dan mencoba fokus pada bukunya. Setelah makanan tersedia, kami makan
dengan lahap, aku hanya makan beberapa membiarkan cucuku makan lebih banyak,
dia harus tumbuh dengan baik.
“Ayoo
kek makan lagi, dari tadi makan nasi aja sama tempe, bebeknya juga di makan”
“Bebeknya
alot, gigi kakek nggak kuat, uda kamu habiskan aja”
“Tau
gitu beli telur aja, biar kakek bisa makan”
~2005~
“Kek wayangnya uda mulai cepetan”
“Iya..iyaaa..sebentar ini kakek habis
buat kopi”
“Eeee kopi item, aku mau”
Setiap sabtu malam, ini kegiatan kami
berdua menonton wayang berdua sambil di temani kopi dan roti. Cucuku menjadi
teman minum kopi persama, dulu dia lebih memilih susu dan sekarang dia yang
lebih cepat menghabiskan kopinya.
~2007~
“Kek, perut ku sakit, perih”
Sudah kukatakan sebelumnya kalau aku
bukan kakek yang baik? Sekarang lihat apa yang aku perbuat, lambung cucuku
terluka karena kopi yang biasa kami minum. Kebiasaan ku berpengaruh buruk,
tidak terasa kebiasaan meminum kopi setiap hari membuat cucuku menirunya.
~2008~
“Kakek,
nanti aku main ke sana yaa...biar kakek nggak sendirian”
“Kata
siapa kakek sendiri, di sini temen kakek banyak, adek sekolah yang pinter nanti
kalau libur baru ke sini”
“Iyaaa
ini di SMA tugasnya banyak, aku bosen nggak bisa main-main”
Ku
dengar cucuku mengeluh di telfon tertawa dengan apa yang ia ceritakan mengenai
kehidupan SMAnya. Sekarang aku memilih tinggal di desa, di tempat ku dulu dan
tidak setiap hari bertemu cucuku. Dia akan tumbuh dan akan menemukan hal-hal
baru yang lebih menyenangkan daripada bermain bersama kakeknya.
~2010~
“Loh adek nggak mana kok nggak ada?”
“Iya Pak, katanya banyak tugas jadi
nggak bisa ikut, kan
Ini tahun pertama dia kuliah”
“Iya,
sudah besar sekarang cepet ya tau-tau sudah kuliah, kamu jangan lupa perhatiin
makannya, jangan sampai dia telat makan”
Cucuku tidak serajin dulu datang berkunjung
dan menelfon ku. Aku tau, pasti dia sibuk mengerjakan tugas-tugas nya. Aku senang
dia belajar dengan baik.
~2012~
“Kek
tahun depan skripsi ku sudah selesai. Terus habis itu wisuda, nanti kakek
dateng looo yaa”
“Iya, doakan kakek sembuh kalau gitu”
~2012~
“Dek
kapan bisa pulang? Kamu belum jenguk kakek lagi loo”
“Iyaa
Bu, nanti sabtu aku pulang”
“Nggak
bisa besok aja? Ini kakek drop lagi katanya”
“Ini
masi banyak tugas bu, sabtu kan sama aja, kakek kan biasanya gini”
~2O12~
Di dalam mobil aku hanya diam,
mencerna kalau ini hanya bercanda. Kakek ku meninggal, sebelum aku melihatnya
di rumah sakit. Ingatan ibu menelfon ku berputar lagi, jika aku menuruti ibu
dan menjenguk kakek pasti aku masih sempat bersalaman dan bercerita mengenai
kuliah ku. Kakek ku pergi saat sirine dan dentuman itu tedengar.
Melihat kakek terpujur kaku aku hanya
diam, tak bisa menangis karena kakek benci jika aku menangis di depan orang
banyak. Aku ingat, jika aku menangis saat jatuh atau takut pergi ke sekolah
kakek selalu marah, dia bilang kalau menangis di hadapan orang itu membuat kita
terlihat menyedihkan dan lemah. Aku menahan
diri agar tidak menangis, sampai kakek benar-benar di makamkan.
~2013~
Tahun ini sirine dan dentuman itu
terdengar lagi dan mengingatkanku pada kakek. Sesal itu masih ada, jika rindu
terkadang aku suka melakukan hal-hal yang biasa aku dan kakek lakukan. Tapi semua
berbeda karena aku hanya sendiri, tidak ada teman berbagi kopi dan nasi bebek. Hahahah
terdengar menggelikan saat seseorang bisa menangis saat memakan nasi bebeknya,
yah itu aku, terkadang tanpa sadar air mata itu turun. Aku merasa meninggalkan
sesorang karena hidup baru ku, aku tidak cukup senang saat kakek memberiku
makanan yang aku suka, benar kata kakek semakin dewasa kesenangan mu akan lebi
mahal dan susah, karena kau akan menginginkan yang lebih dan bukan sesuatu yang
sederhana.
~2014~
Di pagi seperti tahun-tahun lalu
sambil mendengar sirine dan dentuman itu, aku mengingat kembali cerita kakek
saat ia bertempur di medan perang, mengingat bagaimana aku harus bersyukur
karena bisa makan dengan baik, karena saat perang kau akan sering kelaparan. Aku
hanya tersenyum, saat melihat seorang veteran melintas di depan ku, bisa aku
bayangkan berapa banyak jumlah mereka sekarang?. Kakek pernah bercerita setiap
tahun temannya akan berkurang, dan anggota akan meninggal satu demi satu. Apa mereka
akan meninggal karena tua dan terlupakan, menyedihkan. Tetapi Aku tidak lupa,
di saat orang merayakan, dengan adanya sirine dan dentuman, kakek akan
terkenang.
~Reyko~
♡Selamat Hari Pahlawan
~Reyko~
♡Selamat Hari Pahlawan
Awww... Reyko... hiks.. hiks...
BalasHapusmesti ya Reyko bisa bikin Epik bercucuran air mata.... ah ngga asyik ah....
-Epik-
ahahahha, makasii Epik><
Hapusseneng deh kalau maksud ini cerpen nyampe'
~Reyko~