Yeah!
Akhirnya ada ilham bikin cerpen. Ini cerpen ya bukan kejadian nyata...!
Cerpen
ini terinspirasi dari mimpi Epik di pagi buta. Serem, rasanya kayak nyata dan
ceritanya runtut. Ah sial... Gabungan baca novel grafis 'Epileptik' dan
kumpulan cerpen 'Neraka Cermin' bikin Epik dapet serangan mimpi yang sesuatu.......
Apabila ada nama, tempat, dan kejadian yang mirip, sesungguhnya itu hanya kebetulan belaka...
(Jika ingin meng-copy cerpen ini dengan alasan dan tujuan apa pun mohon meninggalkan comment untuk ijin. Meng-copy untuk tujuaan komersil sangat dilarang dan tidak diijinkan!!!)
sumber gambar: http//stcuteens.org/ (edited by Epik) |
"Tok!
tok! tok! Aku menemukan kakimu..."
Bertahun-tahun lalu ada phoneprank yang sedang
booming di kalangaan anak muda. 'Tok tok tok! Aku menemukan
kakimu ...' namanya. Dimana saat pagi buta kamu akan menerima telpon dari
seseorang tak dikenal yang mengatakan 'aku menemukan kakimu'. Terdengar konyol memang, tapi tahukah kamu
bagaimana kisah dibalik phoneprank
'tok tok tok! Aku menemukan kakimu..' tersebut?. Kisah itu berawal dari kisah
mengerikan seorang aktris muda yang berbakat.
Ling,
adalah seorang aktris muda yang berbakat tahun 90'an. Ia telah membintangi berbagai film dan sempat menyabet
beberapa penghargaan di ajang festival film nasional maupun internasional. Sampai
kejadian mengerikan itu menimpanya...
Hari itu
sekitar pukul 2 dini hari, Ling baru menyelesaikan syuting sebuah film di salah
satu gedung lantai 10 di kotanya. Ia turun dari lantai 10 tempat ia syuting
untuk pulang, namun saat berada di lantai 2 ia terpikirkan sebuah ide usil.
Karena ini malam Halloween Ling ingin sedikit mengerjai kru-kru filmnya. Ia
berjalan ke salah satu sudut gedung yang kebetulan memiliki beranda yang tengah
terbuka dengan kaca tebal sebagai dinding pembatas beranda. Sambil cekikikan
sendiri memikirkan ide usilnya, Ling bersandar menghadap luar di pagar beranda
itu.
Ling
berencana membuat phoneprank dengan
menelpon beberapa kru menggunakan nomor handphonenya yang baru. Ia berpura-pura
telah dibunuh dan dimutilasi oleh pembunuh lalu si pembunuh menelpon salah satu
kru untuk mengatakan bahwa dia menemukan kaki Ling. Ia pun menelpon menejer-nya
yang terkenal mudah panik.
*tut...
tut...* Ling cekikikan sendiri.
"halo?"
sahut seseorang di seberang sana.
Ling
diam.
"halo??"
Ling
kemudian mengetuk jendela kaca di depannya untuk memberi kesan misterius.
*tok tok
tok*
"halo
ini tidak lucu" bentak seseorang diseberang sana.
"Halo..."
jawab Ling dengan suara dibuat-buat.
"APA
MAUMU!"
"Ling?
Aku menemukan kakimu Ling!"
"Apa?"
suara diseberang sana tercekat...
"Aku
menemukan kakimu Ling!" lalu Ling memukul-mukul permukaan kaca di beranda
itu bertubi-tubi. *toktoktoktoktoktoktoktok*
Tanpa
sepengetahuan Ling, ada salah satu kru berdiri beberapa meter di belakangnya dan
berkata dengan bingung...
"Ling?
kau ini kenapa?"
Ling
menoleh terkejut, handphonenya terlempar keluar. Ling yang reflek menangkap
handphonenya, justru ikut terdorong keluar beranda dan jatuh dari lantai dua.
Malam berikutnya Ling siuman dan sudah berada di kamar rumah sakit dengan
mendapati bahwa kedua kaki telah diamputasi. Ia menangis meraung-raung,
menangisi kakinya.
Saat
jatuh dari lantai 2, tubuhnya jatuh ke semak-semak namun kakinya jatuh ke jalan
raya, naas... ada sebuah truk sampah yang melintas pagi itu dan melindas kedua
kakinya hingga hancur. Supir truk mengatakan bahwa kejadiannya sungguh cepat
sehingga ia tidak sempat menginjak pedal rem.
Ling
menangis menyesali perbuatan usilnya yang berakhir bencana. Kemudian ia
mendengar handphonenya yang ada di meja samping tempat tidur bergetar. Ia
mengambilnya lalu melihat sebuah nomor asing menelponnya. Ia segera
mengangkatnya.
"halo?"
hening...
"halo?"
hening
sesaat, namun kemudian Ling mendengar suara kaca diketuk dari handphonenya
*toktoktok*. Ling teringat phoneprank-nya sendiri. Ia bergidik ngeri.
*toktoktok*. Ling teringat phoneprank-nya sendiri. Ia bergidik ngeri.
"Ini
tidak lucu!"
"Halo?" kata suara di seberang sana.
"APA
MAUMU!"
"Ling
aku menemukan kakimu Ling!."
Ling
tercekat.
"Aku
menemukan kakimu Ling!." Ia mendengar suaranya sendiri yang ia buat-buat
untuk mengerjai di seberang sana.
Terakhir
yang ia ingat sebelum pingsan adalah suara ketukan kaca yang bertubi-tubi dari
seberang telpon sana. *TOK! TOK! TOK! TOK! TOK! TOK!*
-Selesai-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar