Senin, 03 November 2014

Cerpen: Tok! Tok! Tok! Aku Menemukan Kakimu...

Yeah! Akhirnya ada ilham bikin cerpen. Ini cerpen ya bukan kejadian nyata...!

Cerpen ini terinspirasi dari mimpi Epik di pagi buta. Serem, rasanya kayak nyata dan ceritanya runtut. Ah sial... Gabungan baca novel grafis 'Epileptik' dan kumpulan cerpen 'Neraka Cermin' bikin Epik dapet serangan mimpi yang sesuatu.......

Apabila ada nama, tempat, dan kejadian yang mirip, sesungguhnya itu hanya kebetulan belaka...


(Jika ingin meng-copy cerpen ini dengan alasan dan tujuan apa pun mohon meninggalkan comment untuk ijin. Meng-copy untuk tujuaan komersil sangat dilarang dan tidak diijinkan!!!)
sumber gambar: http//stcuteens.org/ (edited by Epik)

"Tok! tok! tok! Aku menemukan kakimu..."

Bertahun-tahun lalu ada phoneprank yang sedang booming di kalangaan anak muda. 'Tok tok tok! Aku menemukan kakimu ...' namanya. Dimana saat pagi buta kamu akan menerima telpon dari seseorang tak dikenal yang mengatakan 'aku menemukan kakimu'. Terdengar konyol memang, tapi tahukah kamu bagaimana kisah dibalik phoneprank 'tok tok tok! Aku menemukan kakimu..' tersebut?. Kisah itu berawal dari kisah mengerikan seorang aktris muda yang berbakat.


Ling, adalah seorang aktris muda yang berbakat tahun 90'an. Ia telah membintangi berbagai film dan sempat menyabet beberapa penghargaan di ajang festival film nasional maupun internasional. Sampai kejadian mengerikan itu menimpanya...

Hari itu sekitar pukul 2 dini hari, Ling baru menyelesaikan syuting sebuah film di salah satu gedung lantai 10 di kotanya. Ia turun dari lantai 10 tempat ia syuting untuk pulang, namun saat berada di lantai 2 ia terpikirkan sebuah ide usil. Karena ini malam Halloween Ling ingin sedikit mengerjai kru-kru filmnya. Ia berjalan ke salah satu sudut gedung yang kebetulan memiliki beranda yang tengah terbuka dengan kaca tebal sebagai dinding pembatas beranda. Sambil cekikikan sendiri memikirkan ide usilnya, Ling bersandar menghadap luar di pagar beranda itu.

Ling berencana membuat phoneprank dengan menelpon beberapa kru menggunakan nomor handphonenya yang baru. Ia berpura-pura telah dibunuh dan dimutilasi oleh pembunuh lalu si pembunuh menelpon salah satu kru untuk mengatakan bahwa dia menemukan kaki Ling. Ia pun menelpon menejer-nya yang terkenal mudah panik.

*tut... tut...* Ling cekikikan sendiri.
"halo?" sahut seseorang di seberang sana.
Ling diam.
"halo??"
Ling kemudian mengetuk jendela kaca di depannya untuk memberi kesan misterius.
*tok tok tok*
"halo ini tidak lucu" bentak seseorang diseberang sana.
"Halo..." jawab Ling dengan suara dibuat-buat.
"APA MAUMU!"
"Ling? Aku menemukan kakimu Ling!"
"Apa?" suara diseberang sana tercekat...
"Aku menemukan kakimu Ling!" lalu Ling memukul-mukul permukaan kaca di beranda itu bertubi-tubi. *toktoktoktoktoktoktoktok*

Tanpa sepengetahuan Ling, ada salah satu kru berdiri beberapa meter di belakangnya dan berkata dengan bingung...
"Ling? kau ini kenapa?"

Ling menoleh terkejut, handphonenya terlempar keluar. Ling yang reflek menangkap handphonenya, justru ikut terdorong keluar beranda dan jatuh dari lantai dua. Malam berikutnya Ling siuman dan sudah berada di kamar rumah sakit dengan mendapati bahwa kedua kaki telah diamputasi. Ia menangis meraung-raung, menangisi kakinya.

Saat jatuh dari lantai 2, tubuhnya jatuh ke semak-semak namun kakinya jatuh ke jalan raya, naas... ada sebuah truk sampah yang melintas pagi itu dan melindas kedua kakinya hingga hancur. Supir truk mengatakan bahwa kejadiannya sungguh cepat sehingga ia tidak sempat menginjak pedal rem.

Ling menangis menyesali perbuatan usilnya yang berakhir bencana. Kemudian ia mendengar handphonenya yang ada di meja samping tempat tidur bergetar. Ia mengambilnya lalu melihat sebuah nomor asing menelponnya. Ia segera mengangkatnya.
"halo?"
hening...
"halo?"
hening sesaat, namun kemudian Ling mendengar suara kaca diketuk dari handphonenya
*toktoktok*. Ling teringat phoneprank-nya sendiri. Ia bergidik ngeri.
"Ini tidak lucu!"
"Halo?" kata suara di seberang sana.
"APA MAUMU!"
"Ling aku menemukan kakimu Ling!."
Ling tercekat.
"Aku menemukan kakimu Ling!." Ia mendengar suaranya sendiri yang ia buat-buat untuk mengerjai di seberang sana.

Terakhir yang ia ingat sebelum pingsan adalah suara ketukan kaca yang bertubi-tubi dari seberang telpon sana. *TOK! TOK! TOK! TOK! TOK! TOK!*

-Selesai-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar