Pada saat lapar entah kenapa, tidak
hanya perut yang terasa kosong tetapi kepala ku juga merasakannya. Dari sekian
banyaknya restoran dan cafe yang menjual makanan, aku hanya memandang dengan
malas. Membolak-balik menu yang ada di depan sebuah restoran. Jika sangat
lapar, aku rasa menjadi lebih pemilih dari biasanya. Setelah tidak ada yang
menarik, kulanjutkan langkahku menuju sebuah cafe yang terlihat sepi namun
nyaman.
Ku putuskan untuk masuk dan duduk di
salah satu sudut. Masih dengan kemalasan yang sama, aku hanya membolak-balik
menu.lagi. Tidak ada pelayan yang menghampiri, mereka hanya berdiri dan menatap
dari meja kasir. Oke...baiklah, mungkin saja aku keluar dari tempat ini,
padahal aku sudah duduk dengan nyaman dan membuka-buka menu. Kejadian “buka-dan
pergi” sepertinya akan terjadi lagi. Melihat menu yang sepertinya sudah pernah
aku makan, rasanya lebih membosankan.
Ku dorong kursi ku, memutuskan mencari
tempat lain. Namun tiba-tiba aku hanya berdiri, menatap sesuatu. Aku putuskan
kembali duduk dan lebih fokus melihat sesuatu yang lebih menarik dari buku
menu. Rasanya lapar membuat kepala dan
otak ku kosong, buktinya sekarang aku menatap sesuatu yang asing di seberang.
Pelayan datang, menanyakan apakah aku baik-baik saja, dan hanya ku jawab dengan
menyebutkan beberapa makanan dari menu.
Sambil menunggu, aku mengisi pikiran
ku yang sepertinya lapar. Melihat sosok di seberang cafe tempat aku duduk
sekarang ini. Ia terlihat fokus dengan kue yang ia makan, sesekali tersenyum
simpul. Baiklah aku merasa aneh, melihat seseorang makan dengan bahagia,
sedangkan aku tidak terlalu tertarik dengan makanan yang ia makan.
Sosok laki-laki dengan pipi seperti
kue yang ia makan, entah mengapa bisa menahan ku keluar dari cafe ini. Membuat
ku duduk dan mulai memesan makanan yang tidak membuat ku menarik. Ya, laki-laki
dengan pipi seperti roti empuk, rambut seperti permen kapas, sepertinya sangat
lembut, lalu mata seperti permen coklat yang pekat, dan jangan lupakan warna
kulitnya yang seperti permen karamel. Di kejauhan aku bisa menyimpulkan dia
layaknya toko kue hidup.
Dia
duduk dekat jendela, berseberangan dengan tempat ku. Toko kue yang selalu ingin
aku kunjungi, tapi selalu batal karena aku bukan pecinta makanan manis. Toko
itu terlihat manis dan nyaman, terlebih setelah dia duduk di sana.
Makanan pun datang, dan aku masih
fokus memperhatikannya. Pipi itu selalu terangkat naik, seiraman setiap suapan
kue yang ia makan perlahan. Aku baru tau memperhatikan mu makan lebih
menyenangkan daripada memakan makanan ku sendiri.
Tiba-tiba sendok ku letakkan, nafsu
makan tiba-tiba hilang. Melihat dia meninggalkan tempatnya, dan berjalan keluar
toko. Semoga bisa melihatnya lagi, dan ajaibnya aku merasa kenyang padahal
hanya sedikit yang ku makan.
Setelah beberapa hari, sekarang di
sinilah aku. Di toko kue, tempat dia duduk waktu itu. Aku hanya menghela nafas,
mengetahui hari ini sepertinya dia tidak datang lagi. Rintik hujan berlahan
berubah deras, membuat ku tertahan di toko. Pelayan mulai menawariku beberapa
kue yang katanya sangat enak. beberapa hari aku di sini yang ku pesan hanya
kopi atau jus, tidak pernah aku memesan kue. Biar saja pelayan ini menganggap
ku aneh, karena datang setiap hari di sebuah toko kue, tanpa memakan kue
sepotong pun.
Aku memutar tubuh ku malas, dan mulai
melihat jajaran kue yang di tata rapi. Perlahan aku mendekat dan memperhatikan
kue-kue itu dari dekat. Apa yang membuat laki-laki itu terlihat senang saat
memakannya. Kupilih 1 kue yang terlihat lucu. Tiba-tiba saat berbalik untuk
duduk, dia...laki-laki itu, sudah berdiri di hadapan ku. Memandang kue yang ku
bawa dengan tatapan iba.
“Sepertinya
Kue yang tidak ku makan beberapa hari ini, hanya tinggal 1 buah saja dan itu
sudah anda beli. Sepertinya hari ini aku benar-benar sial”
Ku
lihat bibir itu melengkung ke bawah, dan pipi yang dulu terlihat menggemaskan,
sekarang tampak tirus. Tiba-tiba ku sodorkan kue yang aku bawa. Dan dia tersenyum
dengan senang dan sesekali tertawa. Sepertinya hari ini aku tidak akan duduk
sendiri di tempat ini, dan ada teman berbagi untuk memakan kue ini.
Okey~~sekian cerpen yang Reyko buat waktu kelaparan.ahhah.
keliatan banget kan.
makasi buat KIKOSer yang baca, nggak usah ninggalin jejak gak masalah. yang penting keliatan yg baca banyak uda seneng.hahah
ha
Oyaaa Reyko mau curhat,walupun ada yng eneg atau mual ama Aq di luar sana, owww yang pasti aq sayang kalian.ahhaa.
Ini buat siapa?
Pastinyaa,buat orang yg mungkin..mungkin loo yaa. Nggak enak hati ama aq.ahhhah
Reyko ini santai kok, selama masi banyak makan enak di luar sana, Aq bisa #DiRajamRecehAmaKIKOSer
ha
Oyaaa Reyko mau curhat,walupun ada yng eneg atau mual ama Aq di luar sana, owww yang pasti aq sayang kalian.ahhaa.
Ini buat siapa?
Pastinyaa,buat orang yg mungkin..mungkin loo yaa. Nggak enak hati ama aq.ahhhah
Reyko ini santai kok, selama masi banyak makan enak di luar sana, Aq bisa #DiRajamRecehAmaKIKOSer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar