Sabtu, 14 Juni 2014

Manis Cinta



          Pada saat lapar entah kenapa, tidak hanya perut yang terasa kosong tetapi kepala ku juga merasakannya. Dari sekian banyaknya restoran dan cafe yang menjual makanan, aku hanya memandang dengan malas. Membolak-balik menu yang ada di depan sebuah restoran. Jika sangat lapar, aku rasa menjadi lebih pemilih dari biasanya. Setelah tidak ada yang menarik, kulanjutkan langkahku menuju sebuah cafe yang terlihat sepi namun nyaman.


          Ku putuskan untuk masuk dan duduk di salah satu sudut. Masih dengan kemalasan yang sama, aku hanya membolak-balik menu.lagi. Tidak ada pelayan yang menghampiri, mereka hanya berdiri dan menatap dari meja kasir. Oke...baiklah, mungkin saja aku keluar dari tempat ini, padahal aku sudah duduk dengan nyaman dan membuka-buka menu. Kejadian “buka-dan pergi” sepertinya akan terjadi lagi. Melihat menu yang sepertinya sudah pernah aku makan, rasanya lebih membosankan.
         
          Ku dorong kursi ku, memutuskan mencari tempat lain. Namun tiba-tiba aku hanya berdiri, menatap sesuatu. Aku putuskan kembali duduk dan lebih fokus melihat sesuatu yang lebih menarik dari buku menu. Rasanya lapar membuat  kepala dan otak ku kosong, buktinya sekarang aku menatap sesuatu yang asing di seberang. Pelayan datang, menanyakan apakah aku baik-baik saja, dan hanya ku jawab dengan menyebutkan beberapa makanan dari menu.
          Sambil menunggu, aku mengisi pikiran ku yang sepertinya lapar. Melihat sosok di seberang cafe tempat aku duduk sekarang ini. Ia terlihat fokus dengan kue yang ia makan, sesekali tersenyum simpul. Baiklah aku merasa aneh, melihat seseorang makan dengan bahagia, sedangkan aku tidak terlalu tertarik dengan makanan yang ia makan.

          Sosok laki-laki dengan pipi seperti kue yang ia makan, entah mengapa bisa menahan ku keluar dari cafe ini. Membuat ku duduk dan mulai memesan makanan yang tidak membuat ku menarik. Ya, laki-laki dengan pipi seperti roti empuk, rambut seperti permen kapas, sepertinya sangat lembut, lalu mata seperti permen coklat yang pekat, dan jangan lupakan warna kulitnya yang seperti permen karamel. Di kejauhan aku bisa menyimpulkan dia layaknya toko kue hidup.

Dia duduk dekat jendela, berseberangan dengan tempat ku. Toko kue yang selalu ingin aku kunjungi, tapi selalu batal karena aku bukan pecinta makanan manis. Toko itu terlihat manis dan nyaman, terlebih setelah dia duduk di sana.

         Makanan pun datang, dan aku masih fokus memperhatikannya. Pipi itu selalu terangkat naik, seiraman setiap suapan kue yang ia makan perlahan. Aku baru tau memperhatikan mu makan lebih menyenangkan daripada memakan makanan ku sendiri.

          Tiba-tiba sendok ku letakkan, nafsu makan tiba-tiba hilang. Melihat dia meninggalkan tempatnya, dan berjalan keluar toko. Semoga bisa melihatnya lagi, dan ajaibnya aku merasa kenyang padahal hanya sedikit yang ku makan.

          
          Setelah beberapa hari, sekarang di sinilah aku. Di toko kue, tempat dia duduk waktu itu. Aku hanya menghela nafas, mengetahui hari ini sepertinya dia tidak datang lagi. Rintik hujan berlahan berubah deras, membuat ku tertahan di toko. Pelayan mulai menawariku beberapa kue yang katanya sangat enak. beberapa hari aku di sini yang ku pesan hanya kopi atau jus, tidak pernah aku memesan kue. Biar saja pelayan ini menganggap ku aneh, karena datang setiap hari di sebuah toko kue, tanpa memakan kue sepotong pun.

          Aku memutar tubuh ku malas, dan mulai melihat jajaran kue yang di tata rapi. Perlahan aku mendekat dan memperhatikan kue-kue itu dari dekat. Apa yang membuat laki-laki itu terlihat senang saat memakannya. Kupilih 1 kue yang terlihat lucu. Tiba-tiba saat berbalik untuk duduk, dia...laki-laki itu, sudah berdiri di hadapan ku. Memandang kue yang ku bawa dengan tatapan iba.

“Sepertinya Kue yang tidak ku makan beberapa hari ini, hanya tinggal 1 buah saja dan itu sudah anda beli. Sepertinya hari ini aku benar-benar sial”

Ku lihat bibir itu melengkung ke bawah, dan pipi yang dulu terlihat menggemaskan, sekarang tampak tirus. Tiba-tiba ku sodorkan kue yang aku bawa. Dan dia tersenyum dengan senang dan sesekali tertawa. Sepertinya hari ini aku tidak akan duduk sendiri di tempat ini, dan ada teman berbagi untuk memakan kue ini.




Okey~~sekian cerpen yang Reyko buat waktu kelaparan.ahhah.
keliatan banget kan.


 makasi buat KIKOSer yang baca, nggak usah ninggalin jejak gak masalah. yang penting keliatan yg baca banyak uda seneng.hahah
ha
Oyaaa Reyko mau curhat,walupun ada yng eneg atau mual ama Aq di luar sana, owww yang pasti aq sayang kalian.ahhaa.
Ini buat siapa?
Pastinyaa,buat orang yg mungkin..mungkin loo yaa. Nggak enak hati ama aq.ahhhah
Reyko ini santai kok, selama masi banyak makan enak di luar sana, Aq bisa #DiRajamRecehAmaKIKOSer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar