Selamat
siang KIKOSer…
KIKOSer,
Epik baru baca buku bagus nih. Pertama kali Epik tahu buku ini dari temennya
Epik yang namanya Hesti. Waktu dulu Epik masih nyewa’in buku, Hesti pernah
bilang ngini ‘Epik kalau ada buku judulnya Sheila, aku mau nyewa ya’. Setelah
sekian lama Epik baru dapat buku ini dan ternyata buku ini keren banget.
Recommended buat KIKOSer pecinta buku-buku non-fiksi.
Gimana
review’annya? Cus baca yaaa….
Judul
|
Sheila:
Luka Hati Seorang Gadis Kecil/ One Child
|
Penulis
|
Torey Hayden
|
Genre
|
True
Story
|
Penerbit
|
Qanita
|
Jumlah
Halaman
|
415
|
Tahun
Terbit
|
Juni
2004 (cetakan ke-4)
|
Suatu
hari di bulan Mei, Torey Hayden, seorang psikolog pendidikan dan guru
pendidikan luar biasa diminta untuk mengajar kelas ‘istimewa’.
Dibantu dengan
seorang pemuda Amerika keturunan Meksiko berusia 29 tahun yang bahkan belum
lulus SMA bernama Anton dan seorang gadis berusia 14 tahun bernama Whiteney,
Torey mengajar 8 orang anak berkebutuhan khusus.
Ada
Peter (8) seorang anak laki-laki berkulit hitam yang memiliki perilaku kasar
dan suka menyumpah serapah akibat kondisi neurologi yang buruk. Tyler (8),
seorang gadis manis berambut keriting yang siapa sangka diusianya yang begitu
muda telah mencoba melakukan bunuh diri sebanyak 2 kali. Kemudian ada Max (6)
dan Freddy (7) yang sama-sama menderita autisme akut. Sarah (7) yang suka
membangkang akibat penyiksaan fisik dan seksual oleh ayahnya sendiri. Sussanah
Joy (6) gadis kecil yang cantik bak boneka ini mengidap skizofrenia yang parah,
seringkali ia mengalami halusinasi visual dan audiorial. William (9) anak
laki-laki dengan berbagai macam phobia yang ia miliki dan yang terakhir adalah
Guillermo (9) anak imigran Meksiko-Amerika yang agresif namun cukup mudah
dikendalikan sayangnya ia buta. Kelas istimewa ini bukanlah kelas yang mudah
ditangani, bahkan untuk Torey dan asisten-asistennya sekalipun.
Suatu
hari, Torey mendapat penawaran untuk menambah 1 orang murid baru hanya untuk
sementara sampai si murid mendapat tempat di rumah sakit negara. Torey protes
karena 8 orang murid istimewa adalah jumlah maksimum yang dibolehkan negara
untuk diajar oleh seorang guru khusus dan 2 orang asistennya. Namun hati Torey
pun luluh juga mengingat bagaimana mungkin anak sekecil itu sampai harus di
tempatkan di rumah sakit negara.
Anak
baru itu bernama Sheila (6). Badannya terlalu kecil untuk anak seusiannya.
Bajunya lusuh dan bau menyengat menguar dari pakaiannya. Sikap pembangkangnya
terlihat dari tatapan matanya yang penuh dengan kebencian.
Kasus
Sheila sendiri cukup rumit. Pada bulan November Sheila telah melakukan
penculikan serta pembakaran terhadap seorang anak laki-laki berusia 3 tahun
hingga nyaris tewas. Hal itulah yang membuatnya harus ditempatkan sementara di
kelas Torey sampai rumah sakit negara memiliki ruang untuk dirinya.
Pada
hari pertama kedatangan Sheila di kelasnya, Torey mencoba untuk ramah dan
berusaha membuat suasana senyaman mungkin. Sheila sendiri menanggapinya dengan
diam tanpa kata. Sheila benar-benar tidak bisa diajak berkerja sama serta tidak
melakukan apapun yang diminta Torey.
Saat
jam makan siang, Torey meninggalkan Sheila dan murid-murid lainnya ke runga
makan. Ia kembali ke ruangannya untuk membaca berkas Sheila dan mengobrol
bersama Anton berserta Whiteney sampai tiba-tiba terdengar suara jeritan
disusul dengan munculnya Tyler yang berurai air mata. Torey pun bergegas ke
paviliun dan menemukan kekacauan yang disebabkan oleh Sheila. Dengan sikap
menantang Sheila berdiri di dekat akuarium sambil menggenggam seekor ikan mas
dengan mata bolong di tangannya dan pensil di tangan lainnya. Di sekelilingnya
terdapat ikan-ikan lain yang tengah menggelapar dengan mata bolong. Torey
berteriak memingta Shelia untuk menjatuhkan ikan dan pensil itu. Sheila justru
mengerak-gerakan pensilnya dengan pernuh arti seolah akan menyerang saat ia
merasa terancam.
Sheila
adalah sosok anak yang liar, sadis, dan cukup nekat. Tidakan dan cara
berpikirnya merupakan naluri hewaniah, dimana siapa yang terkuat dia yang akan
bertahan hidup.
Mampukah
Torey meluluhkan Sheila? Atau justru Sheila akan berakhir di rumah sakit negara
secepatnya?. Baca sendiri ya KIKOSer… ^^
Saatnya
Epik komen. Ketika membaca kisah Torey ini ada perasaan terkejut dan takjub.
Epik sempat berpikir ‘ini beneran kisah nyata?’. Soalnya ceritanya bener-bener complicated. Harus Epik akui awalnya
Epik ada perasaan ngga suka dengan Sheila. Siapa yang bisa suka dengan anak
yang nakal?. Tapi setelah membaca semakin jauh, Epik seolah disadarkan bahwa
Sheila dan mungkin anak-anak lain sepertinya ini sesungguhnya hanya ingin
mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang
tulus. Sikapnya yang ‘brutal’ adalah manifestasi dari kehidupannya yang
serba sulit serta justifikasi yang secara tidak langsung ditanamkan oleh
ayahnya.
Sheila
hidup bersama ayahnya yang tukang mabuk, sedangkan ibunya yang masih terlalu
muda membuang Sheila saat anak itu berusia 4 tahun. Sheila hanya punya 1 stel
pakaian yang selalu melekat di tubuhnya. Ia tinggal di rumah kecil yang tidak
layak di daerah kumuh kaum imigran. Di rumahnya tidak ada kakus sehingga
membuat Sheila jarang membersihkan diri. Kehidupannya begitu sulit
mengakibatkan tubuhnya kecil akibat kekurangan gizi. Bener-bener ngenes (T___T)
Epik
suka dengan gaya tulisan Torey yang enak dibaca dan lugas seolah muncul reka
ulang kejadian terputar dipikiran Epik. Banyak fakta-fakta menarik yang Epik
temukan dalam buku ini. Seperti ternyata Negara Amerika ternyata juga ngga
seindah dan sesejahtera yang Epik pikirkan. Ternyata banyak juga perkampungan
kumuh yang ditinggali orang-orang imigran. Jadi tiba-tiba inget sama salah satu
calon kandidat presiden Amerika berinisial DT yang lagi rame disalah satu situs
guyonan luar negeri, 9gag. Si DT sering digambarkan bener-bener anti dengan
imigran Meksiko. Padahal para imigran itu bisa dipotensikan apabila dididik
serta diberi kesempatan. Bisa aja kan si calon presiden bikin program resmi
untuk menyaring imigran agar yang datang ke US hanya bener-bener imigran yang
memiliki kemampuan. Lho Epik kok malah kampanye hahaha...
Ada
‘masalah’ teknis yang bikin Epik agar mikir dari buku ini. Terjemahannya udah
bagus banget tapi entah kenapa beberapa kata seperti kata ‘silly’ yang dalam
buku ini diterjemahkan jadi ‘bodoh’. Emang bener sih emang ‘silly’ bisa
diartikan sebagai bodoh tapi juga bisa berarti konyol. Soalnya menurut Epik
kata bodoh agak kasar untuk dikatakan gitu. Sekali lagi menurut Epik ya…
Overall.
Epik suka dengan ceritanya. Mungkin kalau ada kesempatan Epik bakal baca karya
Torey Hayden yang lainnya. (^__^) KIKOSer juga ya coba baca buku-buku Torey ya…
Web
Resmi:
www.torey-hayden.com
For Your Information:
-Selain
buku-buku non-fiction Torey Hayden
juga membuat beberapa buku fiksi
-buku-buku
karya Torey sudah diterjemahkan kedalam 35 bahasa
-web
resmi Torey juga ada menu bahasa Indonesianya loh…
Spesial Thank’s :
-Makasih
buat Mbak Kus, pedagang di Kampung Ilmu yang sudah menyediakan buku-buku keren
dengan harga amazing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar