Senin, 14 Desember 2015

Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil “Love and Hate This Sheila in Same Time”

Selamat siang KIKOSer…

KIKOSer, Epik baru baca buku bagus nih. Pertama kali Epik tahu buku ini dari temennya Epik yang namanya Hesti. Waktu dulu Epik masih nyewa’in buku, Hesti pernah bilang ngini ‘Epik kalau ada buku judulnya Sheila, aku mau nyewa ya’. Setelah sekian lama Epik baru dapat buku ini dan ternyata buku ini keren banget. Recommended buat KIKOSer pecinta buku-buku non-fiksi.

Gimana review’annya? Cus baca yaaa….

Judul
Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil/ One Child
Penulis
Torey Hayden
Genre
True Story
Penerbit
Qanita
Jumlah Halaman
415
Tahun Terbit
Juni 2004 (cetakan ke-4)



Suatu hari di bulan Mei, Torey Hayden, seorang psikolog pendidikan dan guru pendidikan luar biasa diminta untuk mengajar kelas ‘istimewa’.

Dibantu dengan seorang pemuda Amerika keturunan Meksiko berusia 29 tahun yang bahkan belum lulus SMA bernama Anton dan seorang gadis berusia 14 tahun bernama Whiteney, Torey mengajar 8 orang anak berkebutuhan khusus.

Ada Peter (8) seorang anak laki-laki berkulit hitam yang memiliki perilaku kasar dan suka menyumpah serapah akibat kondisi neurologi yang buruk. Tyler (8), seorang gadis manis berambut keriting yang siapa sangka diusianya yang begitu muda telah mencoba melakukan bunuh diri sebanyak 2 kali. Kemudian ada Max (6) dan Freddy (7) yang sama-sama menderita autisme akut. Sarah (7) yang suka membangkang akibat penyiksaan fisik dan seksual oleh ayahnya sendiri. Sussanah Joy (6) gadis kecil yang cantik bak boneka ini mengidap skizofrenia yang parah, seringkali ia mengalami halusinasi visual dan audiorial. William (9) anak laki-laki dengan berbagai macam phobia yang ia miliki dan yang terakhir adalah Guillermo (9) anak imigran Meksiko-Amerika yang agresif namun cukup mudah dikendalikan sayangnya ia buta. Kelas istimewa ini bukanlah kelas yang mudah ditangani, bahkan untuk Torey dan asisten-asistennya sekalipun.

Suatu hari, Torey mendapat penawaran untuk menambah 1 orang murid baru hanya untuk sementara sampai si murid mendapat tempat di rumah sakit negara. Torey protes karena 8 orang murid istimewa adalah jumlah maksimum yang dibolehkan negara untuk diajar oleh seorang guru khusus dan 2 orang asistennya. Namun hati Torey pun luluh juga mengingat bagaimana mungkin anak sekecil itu sampai harus di tempatkan di rumah sakit negara.

Anak baru itu bernama Sheila (6). Badannya terlalu kecil untuk anak seusiannya. Bajunya lusuh dan bau menyengat menguar dari pakaiannya. Sikap pembangkangnya terlihat dari tatapan matanya yang penuh dengan kebencian.

Kasus Sheila sendiri cukup rumit. Pada bulan November Sheila telah melakukan penculikan serta pembakaran terhadap seorang anak laki-laki berusia 3 tahun hingga nyaris tewas. Hal itulah yang membuatnya harus ditempatkan sementara di kelas Torey sampai rumah sakit negara memiliki ruang untuk dirinya.

Pada hari pertama kedatangan Sheila di kelasnya, Torey mencoba untuk ramah dan berusaha membuat suasana senyaman mungkin. Sheila sendiri menanggapinya dengan diam tanpa kata. Sheila benar-benar tidak bisa diajak berkerja sama serta tidak melakukan apapun yang diminta Torey.

Saat jam makan siang, Torey meninggalkan Sheila dan murid-murid lainnya ke runga makan. Ia kembali ke ruangannya untuk membaca berkas Sheila dan mengobrol bersama Anton berserta Whiteney sampai tiba-tiba terdengar suara jeritan disusul dengan munculnya Tyler yang berurai air mata. Torey pun bergegas ke paviliun dan menemukan kekacauan yang disebabkan oleh Sheila. Dengan sikap menantang Sheila berdiri di dekat akuarium sambil menggenggam seekor ikan mas dengan mata bolong di tangannya dan pensil di tangan lainnya. Di sekelilingnya terdapat ikan-ikan lain yang tengah menggelapar dengan mata bolong. Torey berteriak memingta Shelia untuk menjatuhkan ikan dan pensil itu. Sheila justru mengerak-gerakan pensilnya dengan pernuh arti seolah akan menyerang saat ia merasa terancam.

Sheila adalah sosok anak yang liar, sadis, dan cukup nekat. Tidakan dan cara berpikirnya merupakan naluri hewaniah, dimana siapa yang terkuat dia yang akan bertahan hidup.

Mampukah Torey meluluhkan Sheila? Atau justru Sheila akan berakhir di rumah sakit negara secepatnya?. Baca sendiri ya KIKOSer… ^^

Saatnya Epik komen. Ketika membaca kisah Torey ini ada perasaan terkejut dan takjub. Epik sempat berpikir ‘ini beneran kisah nyata?’. Soalnya ceritanya bener-bener complicated. Harus Epik akui awalnya Epik ada perasaan ngga suka dengan Sheila. Siapa yang bisa suka dengan anak yang nakal?. Tapi setelah membaca semakin jauh, Epik seolah disadarkan bahwa Sheila dan mungkin anak-anak lain sepertinya ini sesungguhnya hanya ingin mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang  tulus. Sikapnya yang ‘brutal’ adalah manifestasi dari kehidupannya yang serba sulit serta justifikasi yang secara tidak langsung ditanamkan oleh ayahnya.

Sheila hidup bersama ayahnya yang tukang mabuk, sedangkan ibunya yang masih terlalu muda membuang Sheila saat anak itu berusia 4 tahun. Sheila hanya punya 1 stel pakaian yang selalu melekat di tubuhnya. Ia tinggal di rumah kecil yang tidak layak di daerah kumuh kaum imigran. Di rumahnya tidak ada kakus sehingga membuat Sheila jarang membersihkan diri. Kehidupannya begitu sulit mengakibatkan tubuhnya kecil akibat kekurangan gizi. Bener-bener ngenes (T___T)

Epik suka dengan gaya tulisan Torey yang enak dibaca dan lugas seolah muncul reka ulang kejadian terputar dipikiran Epik. Banyak fakta-fakta menarik yang Epik temukan dalam buku ini. Seperti ternyata Negara Amerika ternyata juga ngga seindah dan sesejahtera yang Epik pikirkan. Ternyata banyak juga perkampungan kumuh yang ditinggali orang-orang imigran. Jadi tiba-tiba inget sama salah satu calon kandidat presiden Amerika berinisial DT yang lagi rame disalah satu situs guyonan luar negeri, 9gag. Si DT sering digambarkan bener-bener anti dengan imigran Meksiko. Padahal para imigran itu bisa dipotensikan apabila dididik serta diberi kesempatan. Bisa aja kan si calon presiden bikin program resmi untuk menyaring imigran agar yang datang ke US hanya bener-bener imigran yang memiliki kemampuan. Lho Epik kok malah kampanye hahaha...

Ada ‘masalah’ teknis yang bikin Epik agar mikir dari buku ini. Terjemahannya udah bagus banget tapi entah kenapa beberapa kata seperti kata ‘silly’ yang dalam buku ini diterjemahkan jadi ‘bodoh’. Emang bener sih emang ‘silly’ bisa diartikan sebagai bodoh tapi juga bisa berarti konyol. Soalnya menurut Epik kata bodoh agak kasar untuk dikatakan gitu. Sekali lagi menurut Epik ya…

Overall. Epik suka dengan ceritanya. Mungkin kalau ada kesempatan Epik bakal baca karya Torey Hayden yang lainnya. (^__^) KIKOSer juga ya coba baca buku-buku Torey ya…

Web Resmi:
www.torey-hayden.com

For Your Information:
-Selain buku-buku non-fiction Torey Hayden juga membuat beberapa buku fiksi
-buku-buku karya Torey sudah diterjemahkan kedalam 35 bahasa
-web resmi Torey juga ada menu bahasa Indonesianya loh…

Spesial Thank’s :
-Makasih buat Mbak Kus, pedagang di Kampung Ilmu yang sudah menyediakan buku-buku keren dengan harga amazing




Tidak ada komentar:

Posting Komentar