Sabtu, 23 April 2016

The Devil Wears Prada “Jutaan Gadis Rela Mati Untuk Pekerjaan Ini”

Hai hai... Hai KIKOSer I hope you still remember me guys hahaha atau jangan-jangan udah lupa kalau Epik juga admin blog KIKOS gara-gara kelamaan hiyatus?. uhuk-uhuk *keselek nangka*

BTW, sebelum masuk ke review'an novel, Epik pingin cerita dikit. Beberapa minggu lalu Epik ikut tes masuk sebuah perusahaan bernama Garena (Global Arena). Garena merupakan sebuah perusahaan penyedia platform games dan aplikasi berbasis internet. Jujur mungkin KIKOSer ngga pernah denger Garena kan? Tapi KIKOSer tau games League of Legend dan Point Blank kan? Atau aplikasi Shopee dan Bee Talk kan? Nah itu beberapa produk dari Ganera (gitu sih nangkepnya Epik). Back to the test,Habis tes Epik ternyata lolos wawancara 1. Pas wawancara itu Epik ditanya macam-macam salah satunya buku apa yang lagi dibaca sekarang. Yap dan Epik pun menjawab sedang membaca novel the Devil Wears Prada. Mungkin jawaban the Devil Wears Prada agak kurang pas kali ya untuk jawaban wawancara, alasannya novel ini bercerita tentang bos yang meanie dan semena-mena terhadap bawahannya. Duh. Doain aja deh KIKOSer semoga Epik bisa lolos wawancara berikutnya. amin. Sambil nunggu kabar dari Epik selanjutnya yuk baca review'an novel the Devil Wears Prada... ^^

Judul
The Devil Wears Prada
Penulis
Lauren Weisberger
Genre
Chicklit
Penerbit
Gramedia
Jumlah Halaman
549
Tahun Terbit
Mei 2004 (cetakan ke-2)


'Jutaan gadis rela mati demi pekerjaan ini!'

Lauren Weisberger
Enam bulan setelah lulus dari college, Andrea Sachs yang sudah putus asa mencari pekerjaan, akhirnya mendapat panggilan kerja di sebuah majalah fashion terkenal bernama Runway. Jujur sesungguhnya Andrea ingin bekerja di koran besar seperti The New Yorker, tapi jelas tidak semudah itu Ia dapat diterima bekerja di The New Yorker bahkan mungkin akan butuh pengalaman bertahun-tahun sebagai jurnalis jika ingin bekerja disana. Maka dari itu Andrea melamar pekerjaan di majalah Runway yang katanya hanya dengan bekerja setahun disana dapat memangkas waktu mencari pengalaman bertahun-tahun agar dapat bekerja di The New Yorker.

Saat tiba di Gedung Elias-Clark tempat dimana majalah Runway berkantor, Andrea yang berpenampilan biasa-biasa bertemu dengan para asisten editor yakni Emily dan Allison. Emily terlihat tidak tertarik dengan Andrea dan hanya menerangkan tentang pekerjaan yang di-apply Andrea merupakan asisten junior yang menangani keperluan pribadi dan akomodasi Editor majalah. Setelah itu Allison yang ceria mengantarkan Andrea untuk diwawancara langsung oleh Miranda Priestly, sang Editor.

Andrea sama sekali tidak mengenal siapa Miranda Priestly. Padahal seluruh pecinta fashion pasti kenal Miranda Priestly! Karena dia adalah editor majalah Runway yang terkenal di seluruh dunia. Bagi Andrea, yang tidak terlalu tertarik fashion, Miranda bukanlah siapa-siapa. Apa salahnya jika ia tidak mengenal Miranda?. Meskipun pada sesi wawancara Andrea dikritik secara tidak langsung tapi habis-habisan, nyatanya Andrea mendapat posisi asisten junior tersebut.

Selama seminggu pertama, Andrea bekerja tanpa bertemu Miranda karena sang editor sedang pergi ke luar negeri. Andrea baru menyadari bekerja sebagai asisten junior Miranda Priestly ternyata merupakan kata lain dari office lady pribadi Miranda. Seluruh kelas yang ia ambil di college ternyata sama sekali tak berguna dalam pekerjaan barunya karena tugas Andrea hanya mencatat memo, mengangkat telpon, mengangkut laundry milik Miranda, menyediakan kopi, dan pekerjaan remeh temeh lainnya. Meski harus diakui justru pekerjaannya ini sangat menguras tenaga. Belum lagi ia harus menghadapi aturan-aturan aneh dan tingkah konyol dari staf yang membuatnya geleng-geleng kepala. Seperti Emily tidak boleh meninggalkan mejanya sedikitpun sebelum Andrea kembali ke mejanya bahkan untuk urusan ke kamar kecil sekalipun, di cafetaria selalu disediakan sup krim berlemak namun tak pernah ada satupun staff yang menyentuh sup berlemak tersebut karena mereka takut gendut, dilarang menanyakan apapun kepada Miranda meski instruksi Miranda tidak jelas, dan lain-lain.

Ketika Andrea bekerja langsung dengan Miranda Priestly, ia justru menyadari bahwa hari-harinya di Runway malah semakin memburuk. Sikap bos-nya yang superior, egois, dan meanie membuat Andrea ingin segera angkat kaki dari Runway. Belum lagi pekerjaannya menyita tenaga dan konsentrasi tersebut berdampak terhadap hubungannya dengan keluarga, sahabat, bahkan pacarnya sendiri. Bagaimana kehidupan Andrea selanjutnya? Baca ya...

Saatnya Epik komen. Sebelum baca novel ini, Epik justru sudah nonton filmnya yang dirilis tahun 2006 dengan judul sama. Kebetulan film yang diperankan Anne Hathaway sebagai Andrea Sachs dan Meryl Streep sebagai Miranda Priestly ini juga merupakan salah satu film favorit Epik lho. Begitu Epik baca novelnya, langsung deh membanding-bandingan isi novel dengan jalan cerita filmnya.

Dari segi penokohan banyak perbedaan antara kepribadian di film dan novel. Seperti sosok Andrea dalam film justru lebih calm dari pada versi novel. Andrea versi film emang grumpy tapi Andrea versi novel jauhhh lebih grumpy. Juga meski Andrea versi novel agak centil dengan Christian, seorang tokoh pria yang menawan dan ada kesan narsisnya, tapi Andrea tetep setia dengan pacarnya. Sedang Andrea versi film sempat one night stand dengan Christian yang membuat Epik menilai Andrea versi film lebih b*tchy dibanding versi novel. Kalau sosok Alex, pacar Andrea, versi film lebih pemarah dibanding versi novel. Alex versi novel justru sangat sabar menghadapi Andrea yang meledak-ledak. Sosok Miranda Priestly justru sesuai antara versi film dan novel. Ditambah lagi Meryl Streep sangat pas bahkan sempurna dalam memerankan tokoh Miranda Priestly. Akting aktris kelas satu memang ngga diragukan lagi!.

Gambaran fisiknya juga beda lho. Versi novel Andrea itu blonde, tapi versi film Andrea jadi brunette. Tapi Anne Hathaway emang cocok kok memerankan Andrea. Terus Alex versi novel pakai kacamata dan seorang guru, sedang versi film Alex ngga pake kacamata dan seorang chef. Lily versi novel digambarkan masih muda dan manis, kalau versi film agak terlalu tua yaaa... *menurut Epik lho yaaa*

Dari segi jalan cerita, versi film dirombak habis-habisan dari versi novelnya. Tetap pada storyline tapi banyak kejadian disana-sini yang diubah. Hubungan Andrea dan Lily, sahabatnya, digambarkan tidak terlalu akrab di film, sedangkan versi novel mereka berdua digambarkan sebagai sahabat yang lengket banget. Alex dan Andrea versi film digambarin sudah tinggal bersama sedang versi novel Andrea tinggal sama Lily. Adegan puncak dimana Miranda hendak dicopot dari Runway yang fenomenal dalam film ternyata juga ngga ada.

Over all, novelnya ngga kalah menarik dari filmnya. Kalau soal jalan cerita mungkin emang lebih complex yang film tapi kalau soal detil-detil dunia fashion, versi novel lebih keren. Meski chicklit bukan merupakan genre favorit Epik, tapi chicklit yang ini enak buat dinikmati kok. Ngga boring juga walau mungkin ceritanya agak monoton yakni pembaca disajikan perintah-perintah menyebalkan Miranda Priestly terhadap anak-anak buahnya. Thats the main story.

Dua pelajaran yang Epik dapat dari novel The Devil Wears Prada ini. Pertama, apa kata bos adalah titah bagi anak-anak buahnya. So, be boss if you hate to be servant!. Kedua, hidup harus balance. Ngga boleh terlalu fokus pada pekerjaan sampai mengabaikan hubungan sosial apa lagi hubungan dengan orang-orang terdekat. Yupsss... Dari pada penasaran, KIKOSer wajib baca dan nonton fillmnya ya...

Web Resmi:
-laurenweisberger.com

Referensi:
-likesuccess.com (gambar)
-http://marksandfrantz.com/ (gambar)
-trinemalde.files.wordpress.com (gambar)
-oldtatmag.files.wordpress.com (gambar)
-http://fbcoverstreet.com/ (gambar)
-https://en.wikipedia.org/wiki/The_Devil_Wears_Prada_(band)


For Your Information:
-kabarnya novel ini terinspirasi dari kisah nyata Lauren Weisberger. Lauren yang kebetulan blonde (sesuai dengan Andrea versi novel) pernah bekerja menjadi asisten editor majalah Vogue, Anna Wintour dan mantan bosnya ini dipercaya merupakan inspirasi dari Miranda Priestly. Tapi Lauren membantah menepis desas-desus itu.
-Ada sebuah band dari Ohio, Amerika yang nama band-nya terinspirasi dari judul novel ini yaitu 'The Devil Wears Prada'


Nih Epik kasih gambarnya:
Movie Poster The Devil Wears Prada

Salah satu scene dalam film the Devil Wears Prada
Anna Wintour yang (katanya) jadi sumber inspirasi
The Devil Wears Prada Band



Tidak ada komentar:

Posting Komentar