Hai
hai... Hai KIKOSer I hope you still
remember me guys hahaha atau
jangan-jangan udah lupa kalau Epik juga admin blog KIKOS gara-gara kelamaan
hiyatus?. uhuk-uhuk *keselek nangka*
BTW,
sebelum masuk ke review'an novel,
Epik pingin cerita dikit. Beberapa minggu lalu Epik ikut tes masuk sebuah
perusahaan bernama Garena (Global Arena). Garena merupakan sebuah perusahaan
penyedia platform games dan aplikasi berbasis internet. Jujur mungkin KIKOSer
ngga pernah denger Garena kan? Tapi KIKOSer tau games League of Legend dan
Point Blank kan? Atau aplikasi Shopee dan Bee Talk kan? Nah itu beberapa produk
dari Ganera (gitu sih nangkepnya Epik). Back
to the test,Habis tes Epik
ternyata lolos wawancara 1. Pas wawancara itu Epik ditanya macam-macam salah
satunya buku apa yang lagi dibaca sekarang. Yap dan Epik pun menjawab sedang
membaca novel the Devil Wears Prada. Mungkin jawaban the Devil Wears Prada agak
kurang pas kali ya untuk jawaban wawancara, alasannya novel ini bercerita
tentang bos yang meanie dan
semena-mena terhadap bawahannya. Duh. Doain aja deh KIKOSer semoga Epik bisa
lolos wawancara berikutnya. amin. Sambil nunggu kabar dari Epik selanjutnya yuk
baca review'an novel the Devil Wears
Prada... ^^
Judul
|
The
Devil Wears Prada
|
Penulis
|
Lauren
Weisberger
|
Genre
|
Chicklit
|
Penerbit
|
Gramedia
|
Jumlah
Halaman
|
549
|
Tahun
Terbit
|
Mei
2004 (cetakan ke-2)
|
'Jutaan
gadis rela mati demi pekerjaan ini!'
Lauren Weisberger |
Enam
bulan setelah lulus dari college,
Andrea Sachs yang sudah putus asa mencari pekerjaan, akhirnya mendapat
panggilan kerja di sebuah majalah fashion terkenal bernama Runway. Jujur
sesungguhnya Andrea ingin bekerja di koran besar seperti The New Yorker, tapi
jelas tidak semudah itu Ia dapat diterima bekerja di The New Yorker bahkan
mungkin akan butuh pengalaman bertahun-tahun sebagai jurnalis jika ingin
bekerja disana. Maka dari itu Andrea melamar pekerjaan di majalah Runway yang
katanya hanya dengan bekerja setahun disana dapat memangkas waktu mencari pengalaman
bertahun-tahun agar dapat bekerja di The New Yorker.
Saat
tiba di Gedung Elias-Clark tempat dimana majalah Runway berkantor, Andrea yang
berpenampilan biasa-biasa bertemu dengan para asisten editor yakni Emily dan
Allison. Emily terlihat tidak tertarik dengan Andrea dan hanya menerangkan
tentang pekerjaan yang di-apply
Andrea merupakan asisten junior yang menangani keperluan pribadi dan akomodasi
Editor majalah. Setelah itu Allison yang ceria mengantarkan Andrea untuk
diwawancara langsung oleh Miranda Priestly, sang Editor.
Andrea
sama sekali tidak mengenal siapa Miranda Priestly. Padahal seluruh pecinta
fashion pasti kenal Miranda Priestly! Karena dia adalah editor majalah Runway
yang terkenal di seluruh dunia. Bagi Andrea, yang tidak terlalu tertarik
fashion, Miranda bukanlah siapa-siapa. Apa salahnya jika ia tidak mengenal
Miranda?. Meskipun pada sesi wawancara Andrea dikritik secara tidak langsung
tapi habis-habisan, nyatanya Andrea mendapat posisi asisten junior tersebut.
Selama
seminggu pertama, Andrea bekerja tanpa bertemu Miranda karena sang editor
sedang pergi ke luar negeri. Andrea baru menyadari bekerja sebagai asisten
junior Miranda Priestly ternyata merupakan kata lain dari office lady pribadi Miranda. Seluruh kelas yang ia ambil di college ternyata sama sekali tak berguna
dalam pekerjaan barunya karena tugas Andrea hanya mencatat memo, mengangkat
telpon, mengangkut laundry milik
Miranda, menyediakan kopi, dan pekerjaan remeh temeh lainnya. Meski harus
diakui justru pekerjaannya ini sangat menguras tenaga. Belum lagi ia harus
menghadapi aturan-aturan aneh dan tingkah konyol dari staf yang membuatnya
geleng-geleng kepala. Seperti Emily tidak boleh meninggalkan mejanya sedikitpun
sebelum Andrea kembali ke mejanya bahkan untuk urusan ke kamar kecil sekalipun,
di cafetaria selalu disediakan sup
krim berlemak namun tak pernah ada satupun staff yang menyentuh sup berlemak
tersebut karena mereka takut gendut, dilarang menanyakan apapun kepada Miranda
meski instruksi Miranda tidak jelas, dan lain-lain.
Ketika
Andrea bekerja langsung dengan Miranda Priestly, ia justru menyadari bahwa
hari-harinya di Runway malah semakin memburuk. Sikap bos-nya yang superior,
egois, dan meanie membuat Andrea
ingin segera angkat kaki dari Runway. Belum lagi pekerjaannya menyita tenaga
dan konsentrasi tersebut berdampak terhadap hubungannya dengan keluarga,
sahabat, bahkan pacarnya sendiri. Bagaimana kehidupan Andrea selanjutnya? Baca
ya...
Saatnya
Epik komen. Sebelum baca novel ini, Epik justru sudah nonton filmnya yang
dirilis tahun 2006 dengan judul sama. Kebetulan film yang diperankan Anne
Hathaway sebagai Andrea Sachs dan Meryl Streep sebagai Miranda Priestly ini
juga merupakan salah satu film favorit Epik lho. Begitu Epik baca novelnya,
langsung deh membanding-bandingan isi novel dengan jalan cerita filmnya.
Dari
segi penokohan banyak perbedaan antara kepribadian di film dan novel. Seperti
sosok Andrea dalam film justru lebih calm
dari pada versi novel. Andrea versi film emang grumpy tapi Andrea versi novel jauhhh lebih grumpy. Juga meski Andrea versi novel agak centil dengan Christian,
seorang tokoh pria yang menawan dan ada kesan narsisnya, tapi Andrea tetep
setia dengan pacarnya. Sedang Andrea versi film sempat one night stand dengan Christian yang membuat Epik menilai Andrea
versi film lebih b*tchy dibanding
versi novel. Kalau sosok Alex, pacar Andrea, versi film lebih pemarah dibanding
versi novel. Alex versi novel justru sangat sabar menghadapi Andrea yang
meledak-ledak. Sosok Miranda Priestly justru sesuai antara versi film dan
novel. Ditambah lagi Meryl Streep sangat pas bahkan sempurna dalam memerankan
tokoh Miranda Priestly. Akting aktris kelas satu memang ngga diragukan lagi!.
Gambaran
fisiknya juga beda lho. Versi novel Andrea itu blonde, tapi versi film Andrea jadi brunette. Tapi Anne Hathaway emang cocok kok memerankan Andrea.
Terus Alex versi novel pakai kacamata dan seorang guru, sedang versi film Alex
ngga pake kacamata dan seorang chef. Lily versi novel digambarkan masih muda
dan manis, kalau versi film agak terlalu tua yaaa... *menurut Epik lho yaaa*
Dari
segi jalan cerita, versi film dirombak habis-habisan dari versi novelnya. Tetap
pada storyline tapi banyak kejadian
disana-sini yang diubah. Hubungan Andrea dan Lily, sahabatnya, digambarkan tidak
terlalu akrab di film, sedangkan versi novel mereka berdua digambarkan sebagai
sahabat yang lengket banget. Alex dan Andrea versi film digambarin sudah
tinggal bersama sedang versi novel Andrea tinggal sama Lily. Adegan puncak
dimana Miranda hendak dicopot dari Runway yang fenomenal dalam film ternyata
juga ngga ada.
Over all,
novelnya ngga kalah menarik dari filmnya. Kalau soal jalan cerita mungkin emang
lebih complex yang film tapi kalau
soal detil-detil dunia fashion, versi novel lebih keren. Meski chicklit bukan merupakan genre favorit
Epik, tapi chicklit yang ini enak
buat dinikmati kok. Ngga boring juga
walau mungkin ceritanya agak monoton yakni pembaca disajikan perintah-perintah
menyebalkan Miranda Priestly terhadap anak-anak buahnya. Thats the main story.
Dua
pelajaran yang Epik dapat dari novel The Devil Wears Prada ini. Pertama, apa
kata bos adalah titah bagi anak-anak buahnya. So, be boss if you hate to be servant!. Kedua, hidup harus balance.
Ngga boleh terlalu fokus pada pekerjaan sampai mengabaikan hubungan sosial apa
lagi hubungan dengan orang-orang terdekat. Yupsss... Dari pada penasaran,
KIKOSer wajib baca dan nonton fillmnya ya...
Web
Resmi:
-laurenweisberger.com
Referensi:
-likesuccess.com (gambar)
-http://marksandfrantz.com/ (gambar)
-trinemalde.files.wordpress.com (gambar)
-oldtatmag.files.wordpress.com (gambar)
-http://fbcoverstreet.com/ (gambar)
-https://en.wikipedia.org/wiki/The_Devil_Wears_Prada_(band)
For Your Information:
-kabarnya
novel ini terinspirasi dari kisah nyata Lauren Weisberger. Lauren yang
kebetulan blonde (sesuai dengan
Andrea versi novel) pernah bekerja menjadi asisten editor majalah Vogue, Anna
Wintour dan mantan bosnya ini dipercaya merupakan inspirasi dari Miranda
Priestly. Tapi Lauren membantah menepis desas-desus itu.
-Ada sebuah band dari Ohio, Amerika yang nama band-nya terinspirasi dari judul novel ini yaitu 'The Devil Wears Prada'
Nih
Epik kasih gambarnya:
Movie Poster The Devil Wears Prada |
Salah satu scene dalam film the Devil Wears Prada |
Anna Wintour yang (katanya) jadi sumber inspirasi |
The Devil Wears Prada Band |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar