Sabtu, 27 Desember 2014

In the Miso Soup “Berkeliling di Wisata Malam Bersama Pembunuh Berantai”



Whoaaa... Selamat Siang!!! ^^
Meski lagi minggu tenang (atau minggu tidak tenang?), Epik tetep aja baca novel == *belajar woy! Jangan baca novel mulu!!*. Iya iya... Beres... InsyaAllah Epik ngga akan lupa belajar deh KIKOSer. Kapan hari trio KIKOS yakni Reyko, Epik, dan Sellsella plus 2 adik Reyko jalan-jalan ke beberapa wisata murah di Surabaya yakni ke Museum Kesehatan, House of Sampoerna, dan Kampung Ilmu. Seru banget deh KIKOSer!. Pas di Kampung Ilmu, seperti biasa Epik hunting Goosebumps dan kebetulan nemu novelnya Ryu Murakami yang judulnya 'In the Miso Soup'. Sebenernya Epik beli novel itu bukan karena tertarik judul atau nama pengarangnya, tapi Epik pingin mulai mengumpulkan novel karangan orang Jepang dan kebetulan novel ini muncul di tengah tumpukan buku. Ternyata novelnya bener-bener seru dan ngga mengecewakan! Gimana review'annya? Cus langsung baca ya... :D


Judul
In the Miso Soup
Penulis
Ryu Murakami
Genre
Novel Fiksi Thriller
Penerbit
TransMedia
Jumlah Halaman
333
Tahun Terbit
2007 (cetakan ke-1)


Ryu Murakami
In the Miso Soup bercerita mengenai Kenji, seorang pria muda berusia 20 tahun, yang menjadi pemandu wisata Frank, seorang turis asal Amerika. Pekerjaan Kenji bukan guide biasa, dia adalah guide khusus untuk turis-turis asing yang ingin menjelajah dan icip-icip di dunia malam Tokyo. Kenji adalah pekerja freelance tanpa naungan perusahaan apapun, yah bisa dikatakan dia ini pekerja ilegal. Tapi mau gimana lagi?. Kenji ingin menabung untuk mewujudkan cita-citanya yakni pergi ke Amerika.

Pada tanggal 29 Desember, Kenji mendapat telpon dari client seorang pria bernama Frank. Setelah deal dengan harga jasa Kenji, mereka kemudian bertemu di kafe. Frank  mengaku sebagai turis dari New York, Amerika yang ke Jepang untuk mengadakan perjalanan bisnis menandatangani kontrak mesin-mesin Toyota dan karena urusan sudah selesai Frank ingin jalan-jalan dan menikmati wisata malam Kabuki-Cho. Kenji manggut-manggut dan mbatin bahwa penampilan Frank tidak seperti 'orang penting' dari Toyota, terlihat dari pakaiannya yang bisa dikatakan murahan. Lagi pula menjelang tahun baru seperti ini mana ada perusahaan yang bersedia melakukan penandatanganan kontrak?. Kenji tak ambil pusing karena dalam dunia malam seperti ini kebohongan bukanlah hal yang tidak mungkin.

Kenji mengamati penampilan Frank. Tubuhnya tidak terlalu tinggi untuk ukuran pria bule, cenderung pendek gempal. Dari wajahnya sulit untuk diterka berapa sesungguhnya usia Frank ini. Ia tampak seperti pria berusia 20'an tapi juga tampak seperti pria berusia 30'an bahkan 50'an. Hal yang paling menarik perhatian Kenji adalah kulit wajah Frank yang tampak tidak alami seperti buatan pabrik. Kulitnya licin tanpa kerut dan saat tersenyum malah membuat wajah Frank tampak aneh dan mengerikan.

Setelah minum-minum bir di kafe, Kenji dan Frank pergi menyusuri jalanan di Kabuki-Cho. Di sepanjang jalan banyak lampu neon berkerlap-kerlip dan banyak orang-orang pencari tamu yang sibuk mempromosikan tempatnya bekerja. Ada seorang pria kulit hitam yang sedang membagi-bagikan flyer 'pertunjukan pub'-nya yang menampilkan wanita-wanita asing. Frank ingin mendapat flyer dari pria itu sayangnya ia justru diacuhkan. Seketika ekspresi Frank berubah menjadi dingin dan mengerikan. Beberapa detik kemudian ekspresi Frank kembali seperti semula. Namun Kenji sempat menangkap ekspresi mengerikan Frank.

Setelah bersenang-senang di beberapa klub. Kenji dan Frank berjalan-jalan melewati daerah yang cukup sepi. Di sisi jalan yang agak menjorok ke dalam ada rental mobil yang tampaknya tidak terlalu laku terlihat dari mobil Toyota berdebu yang berjajar untuk disewa. Kenji lagi-lagi merasa aneh dengan Frank. Frank seolah tak memiliki minat terhadap deretan mobil Toyota berdebu itu, bukankah Frank berkata dia orang Toyota?. Beberapa meter kemudian Kenji melihat garis polisi dan beberapa polisi yang sibuk mondar-mandir di sebuah TKP. Kenji jadi teringat tentang pembunuhan gadis SMA yang dipotong-potong dengan sadis.

Gadis itu diketahui sebagai gadis SMA yang tergabung dengan kelompok 'anak nakal'. Teman-temannya mengatakan bahwa ia terlihat terakhir tanggal 27 Desember dan ditemukan telah tewas tanggal 28 Desember. Tubuhnya dipotong-potong dan dimasukan ke dalam kantong plastik kemudian dibuang di tempat yang sepi. Pembunuhan dengan cara ini menurut Kenji 'ngga Jepang banget', maksudnya adalah seolah tidak dilakukan oleh orang Jepang. Mengingat hal itu, perasaan Kenji jadi tidak nyaman. Entah mengapa Kenji jadi mencurigai Frank yang sedari tadi tingkahnya aneh. Meski begitu Kenji tidak bisa asal menuduh karena ia sendiri tidak memiliki bukti kuat bahwa Frank-lah pelakunya. Ah, jangan-jangan itu hanya perasaan Kenji saja. Mana mungkin Frank seorang pembunuh hanya karena dia suka berbohong mengenai kehidupannya?. Iyakan? Atau mungkin..........? Penasaran? Baca sendiri ya hehehe... ^^v.

Nah Epik akan langsung komentar ya... Novelnya keren!. Penuturannya menarik dengan bahasa yang mudah dicerna. Terus salut untuk penerjemahnya yang sudah baik hati menambahkan beberapa footnote untuk menjelaskan istilah-istilah kejepangan yang mungkin ngga semua orang tahu apa artinya. Kerennya lagi hampir ngga ada typo alias salah ketik, kan sebel banget kalau baca novel yang banyak typo-nya. Jempol deh buat penerjemah dan editornya. Bagian cover-nya menarik *dan menantang hehehe* dengan nuansa gelap yang bikin calon pembaca pasti penasaran dan sesuai dengan isi ceritanya kok. Sip!.

Sedang untuk ceritanya sendiri emang bikin tegang dari awal sampe akhir, puncak-puncaknya itu adanya di setengah kebelakang. Sudut padangnya pakai orang pertama pelaku utama. Setting-nya kehidupan malam di Kabuki-Cho. Hal yang paling keren dari novel ini adalah kritik sosial yang diusung. Mungkin si penulis udah jengah dengan anak-anak muda yang 'rela' menjual tubuhnya demi barang-barang bermerek. Si penulis nampaknya juga mengkritik 'muen-shakai' atau 'masyarakat tanpa hubungan' dimana setiap orang sudah menjadi individualistis dan ngga mau peduli lagi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Wah keren bangetlah pokoknya untuk diteliti!.

Penggambaran kehidupan malam di Kabuki-Cho juga sangat menarik. Diselipkan beberapa detil yang menurut Epik cukup 'menampar' nurani dan batin. Misalnya aja ada juga di Kabuki-Cho wanita pekerja seks dari luar negeri yang memang pergi merantau untuk mendapatkan uang demi menghidupi keluarganya di negara asalnya hal itu timpang dengan anak-anak muda yang menjual diri demi barang-barang mewah seperti tas ber-merk, handphone bagus, baju bagus, dan lain-lain. Kemudian dijelaskan juga bahwa di sana juga ada klub/ pub yang sukanya tipu-tipu misal dengan mengatakan bahwa wanita-wanita yang bekerja di klub-nya adalah para amatir alias baru nyemplung dunia malam padahal nyatanya mereka adalah wanita-wanita profesional. Tekor deh!. Oh iya, qoutes-nya banyak yang keren dan bagus!. Patut direnungkan!.

Soal mengenai tingkat kesadisan, menurut Epik nih ya, sadisnya itu pake banget!. Jadinya SADIS BANGET. Meski scene pembunuhannya cuma dikit tapi ketegangannya itu ngga ilang-ilang. Terus-terusan bikin deg-deg-an. Soalnya pembaca disajikan dengan pemikiran-pemikiran si Kenji yang kadang membayangkan hal-hal yang tidak-tidak. Penulis membuktikan bahwa thriller bagus itu ngga harus yang banyak adegan pembunuhannya yang penting cerita kuat, padat, dan scene mengena. Sip!

Novelnya sih Epik lihat bukan untuk anak remaja ya tapi untuk 18+. Soalnya banyak istilah-istilah dan scene-scene yang emang buat orang dewasa selain itu ada juga scene yang sadis tapi ero gitu. Epik saranin calon pembaca yang di bawah usia 18 untuk ngga baca ya... Tahan dulu...

Dari pada penasaran mending KIKOSer langsung hunting novel ini deh... Dari pada kehabisan? hyukkk...



For Your Information:
-novel ini disertai beberapa penjelasan dan komentar dari Ryu Murakami lho.
-selain novel ini Ryu Murakami juga bikin novel lain yang kebetulan sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yakni Locker Baby Coin. Ada juga novelnya yang terkenal juga berjudul Audition
 
Spesial Thank’s :
-Reyko yang meminjami laptopnya untuk nge-draf :D
-Mas-mas dan Bapak-bapak yang jual novel ini di Kampung Ilmu... Makasih ^^

Nih Epik kasih gambarnya:
In The Miso Soup cover versi luar
Audition cover
Coin Locker Baby

Tidak ada komentar:

Posting Komentar