Whoaaa...
Selamat Siang!!! ^^
Meski
lagi minggu tenang (atau minggu tidak tenang?), Epik tetep aja baca novel ==
*belajar woy! Jangan baca novel mulu!!*. Iya iya... Beres... InsyaAllah Epik
ngga akan lupa belajar deh KIKOSer. Kapan hari trio KIKOS yakni Reyko, Epik,
dan Sellsella plus 2 adik Reyko jalan-jalan ke beberapa wisata murah di
Surabaya yakni ke Museum Kesehatan, House of Sampoerna, dan Kampung Ilmu. Seru
banget deh KIKOSer!. Pas di Kampung Ilmu, seperti biasa Epik hunting Goosebumps
dan kebetulan nemu novelnya Ryu Murakami yang judulnya 'In the Miso Soup'.
Sebenernya Epik beli novel itu bukan karena tertarik judul atau nama
pengarangnya, tapi Epik pingin mulai mengumpulkan novel karangan orang Jepang
dan kebetulan novel ini muncul di tengah tumpukan buku. Ternyata novelnya
bener-bener seru dan ngga mengecewakan! Gimana review'annya? Cus langsung baca
ya... :D
Judul
|
In
the Miso Soup
|
Penulis
|
Ryu
Murakami
|
Genre
|
Novel
Fiksi Thriller
|
Penerbit
|
TransMedia
|
Jumlah
Halaman
|
333
|
Tahun
Terbit
|
2007
(cetakan ke-1)
|
Ryu Murakami |
In
the Miso Soup bercerita mengenai Kenji, seorang pria muda berusia 20 tahun,
yang menjadi pemandu wisata Frank, seorang turis asal Amerika. Pekerjaan Kenji
bukan guide biasa, dia adalah guide khusus untuk turis-turis asing
yang ingin menjelajah dan icip-icip di dunia malam Tokyo. Kenji adalah pekerja freelance tanpa naungan perusahaan
apapun, yah bisa dikatakan dia ini pekerja ilegal. Tapi mau gimana lagi?. Kenji
ingin menabung untuk mewujudkan cita-citanya yakni pergi ke Amerika.
Pada
tanggal 29 Desember, Kenji mendapat telpon dari client seorang pria bernama Frank. Setelah deal dengan harga jasa Kenji, mereka kemudian bertemu di kafe.
Frank mengaku sebagai turis dari New
York, Amerika yang ke Jepang untuk mengadakan perjalanan bisnis menandatangani
kontrak mesin-mesin Toyota dan karena urusan sudah selesai Frank ingin
jalan-jalan dan menikmati wisata malam Kabuki-Cho. Kenji manggut-manggut dan mbatin bahwa penampilan Frank tidak
seperti 'orang penting' dari Toyota, terlihat dari pakaiannya yang bisa
dikatakan murahan. Lagi pula menjelang tahun baru seperti ini mana ada
perusahaan yang bersedia melakukan penandatanganan kontrak?. Kenji tak ambil
pusing karena dalam dunia malam seperti ini kebohongan bukanlah hal yang tidak
mungkin.
Kenji
mengamati penampilan Frank. Tubuhnya tidak terlalu tinggi untuk ukuran pria
bule, cenderung pendek gempal. Dari wajahnya sulit untuk diterka berapa
sesungguhnya usia Frank ini. Ia tampak seperti pria berusia 20'an tapi juga
tampak seperti pria berusia 30'an bahkan 50'an. Hal yang paling menarik
perhatian Kenji adalah kulit wajah Frank yang tampak tidak alami seperti buatan
pabrik. Kulitnya licin tanpa kerut dan saat tersenyum malah membuat wajah Frank
tampak aneh dan mengerikan.
Setelah
minum-minum bir di kafe, Kenji dan Frank pergi menyusuri jalanan di Kabuki-Cho.
Di sepanjang jalan banyak lampu neon berkerlap-kerlip dan banyak orang-orang
pencari tamu yang sibuk mempromosikan tempatnya bekerja. Ada seorang pria kulit
hitam yang sedang membagi-bagikan flyer 'pertunjukan pub'-nya yang menampilkan
wanita-wanita asing. Frank ingin mendapat flyer dari pria itu sayangnya ia
justru diacuhkan. Seketika ekspresi Frank berubah menjadi dingin dan mengerikan.
Beberapa detik kemudian ekspresi Frank kembali seperti semula. Namun Kenji
sempat menangkap ekspresi mengerikan Frank.
Setelah
bersenang-senang di beberapa klub. Kenji dan Frank berjalan-jalan melewati
daerah yang cukup sepi. Di sisi jalan yang agak menjorok ke dalam ada rental
mobil yang tampaknya tidak terlalu laku terlihat dari mobil Toyota berdebu yang
berjajar untuk disewa. Kenji lagi-lagi merasa aneh dengan Frank. Frank seolah
tak memiliki minat terhadap deretan mobil Toyota berdebu itu, bukankah Frank
berkata dia orang Toyota?. Beberapa meter kemudian Kenji melihat garis polisi
dan beberapa polisi yang sibuk mondar-mandir di sebuah TKP. Kenji jadi teringat
tentang pembunuhan gadis SMA yang dipotong-potong dengan sadis.
Gadis
itu diketahui sebagai gadis SMA yang tergabung dengan kelompok 'anak nakal'.
Teman-temannya mengatakan bahwa ia terlihat terakhir tanggal 27 Desember dan
ditemukan telah tewas tanggal 28 Desember. Tubuhnya dipotong-potong dan
dimasukan ke dalam kantong plastik kemudian dibuang di tempat yang sepi.
Pembunuhan dengan cara ini menurut Kenji 'ngga Jepang banget', maksudnya adalah
seolah tidak dilakukan oleh orang Jepang. Mengingat hal itu, perasaan Kenji
jadi tidak nyaman. Entah mengapa Kenji jadi mencurigai Frank yang sedari tadi
tingkahnya aneh. Meski begitu Kenji tidak bisa asal menuduh karena ia sendiri
tidak memiliki bukti kuat bahwa Frank-lah pelakunya. Ah, jangan-jangan itu
hanya perasaan Kenji saja. Mana mungkin Frank seorang pembunuh hanya karena dia
suka berbohong mengenai kehidupannya?. Iyakan? Atau mungkin..........?
Penasaran? Baca sendiri ya hehehe... ^^v.
Nah
Epik akan langsung komentar ya... Novelnya keren!. Penuturannya menarik dengan
bahasa yang mudah dicerna. Terus salut untuk penerjemahnya yang sudah baik hati
menambahkan beberapa footnote untuk
menjelaskan istilah-istilah kejepangan yang mungkin ngga semua orang tahu apa
artinya. Kerennya lagi hampir ngga ada typo
alias salah ketik, kan sebel banget kalau baca novel yang banyak typo-nya. Jempol deh buat penerjemah dan
editornya. Bagian cover-nya menarik
*dan menantang hehehe* dengan nuansa gelap yang bikin calon pembaca pasti
penasaran dan sesuai dengan isi ceritanya kok. Sip!.
Sedang
untuk ceritanya sendiri emang bikin tegang dari awal sampe akhir, puncak-puncaknya
itu adanya di setengah kebelakang. Sudut padangnya pakai orang pertama pelaku
utama. Setting-nya kehidupan malam di
Kabuki-Cho. Hal yang paling keren dari novel ini adalah kritik sosial yang
diusung. Mungkin si penulis udah jengah dengan anak-anak muda yang 'rela'
menjual tubuhnya demi barang-barang bermerek. Si penulis nampaknya juga
mengkritik 'muen-shakai' atau 'masyarakat tanpa hubungan' dimana setiap orang
sudah menjadi individualistis dan ngga mau peduli lagi dengan orang-orang yang
ada di sekitarnya. Wah keren bangetlah pokoknya untuk diteliti!.
Penggambaran
kehidupan malam di Kabuki-Cho juga sangat menarik. Diselipkan beberapa detil
yang menurut Epik cukup 'menampar' nurani dan batin. Misalnya aja ada juga di
Kabuki-Cho wanita pekerja seks dari luar negeri yang memang pergi merantau
untuk mendapatkan uang demi menghidupi keluarganya di negara asalnya hal itu
timpang dengan anak-anak muda yang menjual diri demi barang-barang mewah
seperti tas ber-merk, handphone bagus, baju bagus, dan lain-lain. Kemudian
dijelaskan juga bahwa di sana juga ada klub/ pub yang sukanya tipu-tipu misal
dengan mengatakan bahwa wanita-wanita yang bekerja di klub-nya adalah para
amatir alias baru nyemplung dunia malam padahal nyatanya mereka adalah
wanita-wanita profesional. Tekor deh!. Oh iya, qoutes-nya banyak yang keren dan bagus!. Patut direnungkan!.
Soal
mengenai tingkat kesadisan, menurut Epik nih ya, sadisnya itu pake banget!.
Jadinya SADIS BANGET. Meski scene
pembunuhannya cuma dikit tapi ketegangannya itu ngga ilang-ilang. Terus-terusan
bikin deg-deg-an. Soalnya pembaca disajikan dengan pemikiran-pemikiran si Kenji
yang kadang membayangkan hal-hal yang tidak-tidak. Penulis membuktikan bahwa thriller bagus itu ngga harus yang
banyak adegan pembunuhannya yang penting cerita kuat, padat, dan scene mengena. Sip!
Novelnya
sih Epik lihat bukan untuk anak remaja ya tapi untuk 18+. Soalnya banyak
istilah-istilah dan scene-scene yang emang buat orang dewasa
selain itu ada juga scene yang sadis tapi ero
gitu. Epik saranin calon pembaca yang di bawah usia 18 untuk ngga baca ya...
Tahan dulu...
Dari
pada penasaran mending KIKOSer langsung hunting novel ini deh... Dari pada
kehabisan? hyukkk...
For Your Information:
-novel
ini disertai beberapa penjelasan dan komentar dari Ryu Murakami lho.
-selain
novel ini Ryu Murakami juga bikin novel lain yang kebetulan sudah diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia yakni Locker Baby Coin. Ada juga novelnya yang terkenal juga berjudul Audition
Spesial Thank’s :
-Reyko yang meminjami laptopnya untuk nge-draf :D
-Mas-mas dan Bapak-bapak yang jual novel ini di Kampung Ilmu... Makasih ^^
Nih
Epik kasih gambarnya:
In The Miso Soup cover versi luar |
Audition cover |
Coin Locker Baby |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar