Kamis, 18 Desember 2014

Species Novel “Sil, Manusia Hibrid yang Cantik dan Mematikan”

Hola-hola KIKOSer...
Udah kangen belom sama Epik? *Apa'an Cobak?* Hahaa... Epik beberapa waktu lalu ngga sengaja nonton sebuah film di salah satu saluran TV. Filmnya berjudul Species dengan tema Sci-Fi gitu. Nah, beberapa hari kemudian Epik buka-buka toko buku onlen dan ternyata film tadi ada versi novelnya. Wah Epik tertarik beli (maklum Epik suka banget beli novel yang udah ada versi filmnya). Beberapa hari kemudian (lagi?) Epik nemu nih novel terselip dalam tumpukan buku di salah satu lapak di Kampung Ilmu, so pasti beli dung~. Dan taraaa.... Monggo KIKOSer menikmati hasil review'an Epik... Cus~


Judul
Species
Penulis
Yvonne Navarro (Berdasarkan Skenario Dennis Feldman)
Genre
Novel Sci-Fi
Penerbit
Gramedia
Jumlah Halaman
364
Tahun Terbit
1995 (cetakan ke-1)


Yvonne Navarro
Tahun 1974, sekelompok ilmuwan mengirim gelombang yang berisi informasi DNA manusia, gambar manusia, gambar tata surya, dan sebagainya keluar angkasa guna mencari tahu keberadaan makhluk lain yang tinggal di alam semesta. 18 tahun kemudian, rasa ingin tahu para ilmuwan terhadap keberadaan makhluk asing pun terjawab dengan munculnya gelombang balasan dari angkasa luar. Tahun 1993, gelombang berisi kode-kode tersebut dapat dipecahkan yang ternyata berupa susunan DNA dari mahkluk asing di luar sana. Penelitian itu kemudian dikembangkan mengikuti kode-kode dari mahkluk asing dengan menggabungkan DNA manusia dan DNA mahkluk asing sehingga terciptalah spesies baru. Spesies ini awalnya berupa embrio bayi manusia namun ia berkembang lebih cepat dibanding manusia normat bahkan dalam beberapa minggu ia sudah berwujud seorang gadis cilik. Gadis itu diberi nama Sil.

Dr. Xavier Fitch selaku penanggung jawab penelitian sekaligus 'ayah' bagi Sil (karena DNA manusia yang digunakan untuk membentuk Sil berasal dari Fitch), merasa harus menutup penelitian Sil dan menyuruh anak buahnya untuk membunuh Sil. Namun ada kecelakaan pada misi pelenyapan Sil berlangsung. Kotak kaca tempat Sil tinggal yang telah diisi dengan gas beracun tiba-tiba pecah dan membebaskan Sil yang ada di dalamnya. Gas beracun segera menyebar ke seluruh ruangan dan membunuh seluruh orang yang ada di ruang tersebut. Sil yang cerdas dan kuat ternyata menahan nafas dan berhasil kabur setelah menjebol pintu di lab.

Dr. Fitch yang selamat segera memerintahkan anak-anak buahnya untuk mengadakan pencarian besar-besaran terhadap Sil. Dr. Fitch menyewa jasa 4 orang yang dapat dikatakan ahli dalam bidang masing-masing yakni Press Lennox seorang pria yang pekerjaannya adalah melacak orang hilang, Dr. Laura Baker seorang ahli biologi molekuler, Prof. Stephen Arden yang ahli dalam Antropologi dan ahli perilaku lintas budaya, serta Dan Smithson yang merupakan pria kulit hitam yang memiliki firasat tajam dan ahli mengenai motivasi manusia. Mereka berempat diminta untuk melacak jejak serta menangkap Sil dalam keadaan hidup atau mati.

Sil sendiri telah berhasil kabur dengan menumpang kereta barang. Ia sempat diganggu oleh salah satu gelandangan yang juga menumpang kereta barang, tetapi Sil sudah membereskannya. Begitu sampai di Stasiun Brigham City, Utah Sil dengan cepat mempelajari gerak-gerik orang-orang yang berlalu lalang. Ia belajar bahwa orang-orang akan menyerahkan lembaran hijau (uang) atau selembar plastik warna-warni (creditcard) untuk membeli apa yang mereka inginkan. Kemudian Sil juga melihat orang-orang lalu-lalang masuk ke dalam gerbong kereta. Ia pun masuk ke dalam gerbong kereta setelah sebelumnya berhasil mencuri sebuah tas kecil. Di dalam kereta Sil masuk ke sebuah kompartemen (bilik khusus dalam kereta) kemudian diam-diam menyusup ke gerbong makan yang sedang kosong untuk mencuri makanan karena dia sangat kelaparan. Sil makan dengan lahap sehingga tubuhnya melar dengan lipatan lemak di sana-sini, kemudian Sil merasakan gatal dibeberapa bagian tubuhnya. Kulitnya tiba-tiba menjadi menonjol-nonjol seolah ada sesuatu yang bergerak di bawah kulitnya. Sil pun segera masuk ke dalam toilet kompartemennya dan melihat ke dalam cermin. Wajahnya berbenjol-benjol yang kemudian ia cakar. Dari luka di wajahnya muncul semacam belatung-belatung yang akhirnya menyelubungi tubuh Sil hingga membentuk semacam kepompong.

Tak lama kemudian seorang kondektur kereta masuk ke dalam kompartemen Sil dan melongok ke toilet. Alangkah terkejutnya si kondektur tersebut saat menemukan gumpalan raksasa agak transparan di langit-langit toilet. Terlambat bagi si kondektur, Sil segera menarik kepala wanita itu menembus kepompongnya dan beberapa detik kemudian tubuh kondektur yang bernama Angela Cardoza tadi mendadak jatuh dengan kepala berlumuran darah. Sil tiba-tiba muncul menembus kepompong dengan wujud baru yakni wanita cantik berambut pirang, bermata biru, dan tubuh seksi menggoda.

Pencarian Press, Laura, Stephen, Dan, serta Fitch semakin sulit dengan perubahan wujud Sil yang baru. Meski Sil meninggalkan jejak berupa mayat-mayat yang bergelimpangan tapi dengan wujud barunya ia dapat lolos dengan mudah karena para pemburunya tidak mengetahui seperti apa rupa Sil yang baru. Para pemburu Sil memprediksi dengan berubahnya wujud Sil ke tahap dewasa memunculkan kemungkinan bahwa tahap Sil selanjutnya adalah mencari pasangan untuk meneruskan keturunan. Hal ini dianggap berbahaya, karena apa bila makhluk semacam Sil berkembang biak di bumi ada kemungkinan manusia akan punah. Apakah tim pemburu Sil mampu mencegah terjadinya perkembang biakan spesies Sil? Baca sendiri ya~ hahaha...

Wah KIKOSer biasanya Epik ngga suka loh novel atau film dengan Sci-Fi tapi yang ini bolehlah untuk dijadikan bahan bacaan. OOT (Out Of Topic) dikit ya, sebenernya ada banyak genre novel dan film yang Epik ngga terlalu suka misalnya aja Sci-Fi mengenai Alien, yang bertema olahraga, dan yang bertema perang-perang (perang yang pake soldier) gitu. Itu alasan Epik mungkin agak jarang nge-posting novel atau film dengan 3 tema di atas.

BTT (Back To Topic) ya, berhubung Epik udah nonton filmnya jadi membayangkan tiap scene lebih gampang. Apalagi novelnya plek-ketiplek alias mirip 99% sama filmnya. Eits... Tapi jangan di-underestimate dulu novelnya ya... Justru feel-nya itu lebih berasa saat baca novelnya. Lho kok bisa?. Gini KIKOSer, versi filmnya ngga memuat jelas apa yang dirasakan dan dipikirkan Sil yang justru tergambar jelas di novel. Di film, Sil seolah digambarkan sebagai cewek hybrid yang berdarah dingin, tapi di novel ngga sekedar itu aja. Sosok Sil juga digambarkan sebagai 'anak' yang dikecewakan oleh tindakan Fitch yang ingin membunuhnya padahal secara tidak langsung Fitch adalah 'ayah'nya, kemudian Sil yang penuh rasa ingin tahu bertindak sesuka hati sehingga membahayakan nyawa orang lain, naluriah manusia dalam diri Sil yang membuatnya menghalalkan segala cara demi mencapai keinginannya, dan sosok Sil polos yang buta akan segala norma punya kesan murni. Itu semua membuat pembaca (khususnya Epik ya) merasa bersimpati dengan sosok Sil (meski mangkel juga sih sama Sil).

Kalau Epik boleh menarik kesimpulan, mungkin Sil adalah gambaran seorang manusia yang hidup tanpa budi pekerti, norma, dan rasa bersalah. Seandainya seorang manusia tumbuh tanpa ketiga hal di atas mungkin manusia bisa saja sesadis Sil, dimana naluri dan egoisme yang menjadi motivasi seseorang melakukan tindakan sadis. Contohnya adalah saat Sil menginginkan seorang pria untuk menjadi mate-nya tapi ternyata ada wanita lain yang merebut pria tersebut. Rasa cemburu dan persaingan membuat Sil membunuh wanita yang merebut calon mate-nya. Terlihatan sekali bahwa Sil membunuh atas dasar naluriah dimana persaingan sebetulnya dapat diakhiri dengan mudah yakni dengan membunuh saingan. Tapi manusia modern yang dididik dengan budipekerti dimana membunuh adalah perbuatan tidak terpuji, norma agama dimana membunuh adalah perbuatan dosa, norma hukum dimana membunuh adalah perbuatan melanggar hukum pidana, belum lagi konsep rasa bersalah yang mana akan membuat seorang pembunuh pasti dihantui rasa bersalah pasti mayoritas dari mereka tidak akan mampu membunuh dengan alasan yang Sil lakukan (atau paling tidak alasan Sil kurang cukup untuk dijadikan trigger atau pemicu). Waduh bahasanya Epik kok keren gini ya... Hahaha... Jangan-jangan KIKOSer ngga paham Epik ngomong apa? Ahahaha~

Oh iya novel ini pakai sudut pandang orang ketiga. Dengan alur maju ganda. Tiap bab silih berganti menceritakan Sil dalam pelarian dan tim pemburu Sil. Bahasa yang dipakai sebenernya gampang-gampang susah. Kadang si penulis menggunakan istilah-istilah medis atau ilmiah yang agak bikin pusing tapi tenang biasanya habis itu dikasi penjelasan yang lebih mudah kok.

Epik sarankan untuk nonton filmnya dulu ya. Soalnya bagian awal dari novel ini tuh bener-bener bikin blank (entah Epik bacanya pas lagi blank atau emang bab 1-nya bikin nge-blank ya?). Jadi lebih enak nonton filmnya dulu biar tiap tokoh bisa lebih mendalam dan ngapalinnya serta mengimajinasikannya lebih mudah. Just suggest, kalau ngga diikuti juga ngga apa-apa kok. Nah gimana? Tertarik baca? Sip... :)

  
For Your Information:
-Sedikit spoiler, film Species ini agak mengandung unsur 'buka-bukaan' gitu... jadi KIKOSer yang dibawah 18+ tidak disarankan menonton ya~

-Film Species ada beberapa series-nya lho... sequel-nya berjudul 'Species 2' kebetulan sudah pernah ditayangin di TV loh... Ada juga ‘Tokyo Species’ yang diperankan sama Maria Ozawa.

-BTW, pemain film Specise ini orang-orang terkenal loh... seperti Ben Kingsley (as Nizam in Price of Persia: The Sand of Time) sebagai Fitch,, Alfred Molina (as Uskup Manuel Aringarosa in The Da Vinci Code) sebagai Stephen, Forrest Whitaker (as Burnham in Panic Room), dan Michelle William (as Dolores in Shutter Island) sebagai Sil sewaktu Muda.

Spesial Thank’s :
-Mbak-mbak yang punya lapak di depan lapak Mbak Kus di Kampung Ilmu... Makasih Mbak sudah menjual novel ini ke Epik dengan harga murah...

Nih Epik kasih gambarnya:
Species Movie Poster
Species II sekuel dari Species
Tokyo Species
Michelle William memerankan Sil kecil
Natasha Henstridge memerankan Sil dewasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar