Hola-hola
KIKOSer...
Udah
kangen belom sama Epik? *Apa'an Cobak?* Hahaa... Epik beberapa waktu lalu ngga
sengaja nonton sebuah film di salah satu saluran TV. Filmnya berjudul Species
dengan tema Sci-Fi gitu. Nah, beberapa hari kemudian Epik buka-buka toko buku onlen
dan ternyata film tadi ada versi novelnya. Wah Epik tertarik beli (maklum Epik
suka banget beli novel yang udah ada versi filmnya). Beberapa hari kemudian
(lagi?) Epik nemu nih novel terselip dalam tumpukan buku di salah satu lapak di
Kampung Ilmu, so pasti beli dung~.
Dan taraaa.... Monggo KIKOSer menikmati hasil review'an Epik... Cus~
Judul
|
Species
|
Penulis
|
Yvonne
Navarro (Berdasarkan Skenario Dennis Feldman)
|
Genre
|
Novel
Sci-Fi
|
Penerbit
|
Gramedia
|
Jumlah
Halaman
|
364
|
Tahun
Terbit
|
1995
(cetakan ke-1)
|
Yvonne Navarro |
Tahun
1974, sekelompok ilmuwan mengirim gelombang yang berisi informasi DNA manusia,
gambar manusia, gambar tata surya, dan sebagainya keluar angkasa guna mencari
tahu keberadaan makhluk lain yang tinggal di alam semesta. 18 tahun kemudian,
rasa ingin tahu para ilmuwan terhadap keberadaan makhluk asing pun terjawab
dengan munculnya gelombang balasan dari angkasa luar. Tahun 1993, gelombang
berisi kode-kode tersebut dapat dipecahkan yang ternyata berupa susunan DNA
dari mahkluk asing di luar sana. Penelitian itu kemudian dikembangkan mengikuti
kode-kode dari mahkluk asing dengan menggabungkan DNA manusia dan DNA mahkluk
asing sehingga terciptalah spesies baru. Spesies ini awalnya berupa embrio bayi
manusia namun ia berkembang lebih cepat dibanding manusia normat bahkan dalam
beberapa minggu ia sudah berwujud seorang gadis cilik. Gadis itu diberi nama
Sil.
Dr.
Xavier Fitch selaku penanggung jawab penelitian sekaligus 'ayah' bagi Sil
(karena DNA manusia yang digunakan untuk membentuk Sil berasal dari Fitch),
merasa harus menutup penelitian Sil dan menyuruh anak buahnya untuk membunuh
Sil. Namun ada kecelakaan pada misi pelenyapan Sil berlangsung. Kotak kaca
tempat Sil tinggal yang telah diisi dengan gas beracun tiba-tiba pecah dan
membebaskan Sil yang ada di dalamnya. Gas beracun segera menyebar ke seluruh
ruangan dan membunuh seluruh orang yang ada di ruang tersebut. Sil yang cerdas
dan kuat ternyata menahan nafas dan berhasil kabur setelah menjebol pintu di
lab.
Dr. Fitch
yang selamat segera memerintahkan anak-anak buahnya untuk mengadakan pencarian
besar-besaran terhadap Sil. Dr. Fitch menyewa jasa 4 orang yang dapat dikatakan
ahli dalam bidang masing-masing yakni Press Lennox seorang pria yang
pekerjaannya adalah melacak orang hilang, Dr. Laura Baker seorang ahli biologi
molekuler, Prof. Stephen Arden yang ahli dalam Antropologi dan ahli perilaku
lintas budaya, serta Dan Smithson yang merupakan pria kulit hitam yang memiliki
firasat tajam dan ahli mengenai motivasi manusia. Mereka berempat diminta untuk
melacak jejak serta menangkap Sil dalam keadaan hidup atau mati.
Sil
sendiri telah berhasil kabur dengan menumpang kereta barang. Ia sempat diganggu
oleh salah satu gelandangan yang juga menumpang kereta barang, tetapi Sil sudah
membereskannya. Begitu sampai di Stasiun Brigham City, Utah Sil dengan cepat
mempelajari gerak-gerik orang-orang yang berlalu lalang. Ia belajar bahwa
orang-orang akan menyerahkan lembaran hijau (uang) atau selembar plastik
warna-warni (creditcard) untuk
membeli apa yang mereka inginkan. Kemudian Sil juga melihat orang-orang
lalu-lalang masuk ke dalam gerbong kereta. Ia pun masuk ke dalam gerbong kereta
setelah sebelumnya berhasil mencuri sebuah tas kecil. Di dalam kereta Sil masuk
ke sebuah kompartemen (bilik khusus dalam kereta) kemudian diam-diam menyusup ke
gerbong makan yang sedang kosong untuk mencuri makanan karena dia sangat
kelaparan. Sil makan dengan lahap sehingga tubuhnya melar dengan lipatan lemak
di sana-sini, kemudian Sil merasakan gatal dibeberapa bagian tubuhnya. Kulitnya
tiba-tiba menjadi menonjol-nonjol seolah ada sesuatu yang bergerak di bawah
kulitnya. Sil pun segera masuk ke dalam toilet kompartemennya dan melihat ke
dalam cermin. Wajahnya berbenjol-benjol yang kemudian ia cakar. Dari luka di
wajahnya muncul semacam belatung-belatung yang akhirnya menyelubungi tubuh Sil
hingga membentuk semacam kepompong.
Tak lama
kemudian seorang kondektur kereta masuk ke dalam kompartemen Sil dan melongok
ke toilet. Alangkah terkejutnya si kondektur tersebut saat menemukan gumpalan
raksasa agak transparan di langit-langit toilet. Terlambat bagi si kondektur,
Sil segera menarik kepala wanita itu menembus kepompongnya dan beberapa detik
kemudian tubuh kondektur yang bernama Angela Cardoza tadi mendadak jatuh dengan
kepala berlumuran darah. Sil tiba-tiba muncul menembus kepompong dengan wujud
baru yakni wanita cantik berambut pirang, bermata biru, dan tubuh seksi
menggoda.
Pencarian
Press, Laura, Stephen, Dan, serta Fitch semakin sulit dengan perubahan wujud
Sil yang baru. Meski Sil meninggalkan jejak berupa mayat-mayat yang
bergelimpangan tapi dengan wujud barunya ia dapat lolos dengan mudah karena
para pemburunya tidak mengetahui seperti apa rupa Sil yang baru. Para pemburu
Sil memprediksi dengan berubahnya wujud Sil ke tahap dewasa memunculkan
kemungkinan bahwa tahap Sil selanjutnya adalah mencari pasangan untuk
meneruskan keturunan. Hal ini dianggap berbahaya, karena apa bila makhluk
semacam Sil berkembang biak di bumi ada kemungkinan manusia akan punah. Apakah
tim pemburu Sil mampu mencegah terjadinya perkembang biakan spesies Sil? Baca
sendiri ya~ hahaha...
Wah
KIKOSer biasanya Epik ngga suka loh novel atau film dengan Sci-Fi tapi yang ini
bolehlah untuk dijadikan bahan bacaan. OOT (Out
Of Topic) dikit ya, sebenernya ada banyak genre novel dan film yang Epik
ngga terlalu suka misalnya aja Sci-Fi mengenai Alien, yang bertema olahraga,
dan yang bertema perang-perang (perang yang pake soldier) gitu. Itu alasan Epik mungkin agak jarang nge-posting
novel atau film dengan 3 tema di atas.
BTT (Back To Topic) ya, berhubung Epik udah
nonton filmnya jadi membayangkan tiap scene
lebih gampang. Apalagi novelnya plek-ketiplek alias mirip 99% sama filmnya.
Eits... Tapi jangan di-underestimate
dulu novelnya ya... Justru feel-nya
itu lebih berasa saat baca novelnya. Lho kok bisa?. Gini KIKOSer, versi filmnya
ngga memuat jelas apa yang dirasakan dan dipikirkan Sil yang justru tergambar
jelas di novel. Di film, Sil seolah digambarkan sebagai cewek hybrid yang
berdarah dingin, tapi di novel ngga sekedar itu aja. Sosok Sil juga digambarkan
sebagai 'anak' yang dikecewakan oleh tindakan Fitch yang ingin membunuhnya
padahal secara tidak langsung Fitch adalah 'ayah'nya, kemudian Sil yang penuh
rasa ingin tahu bertindak sesuka hati sehingga membahayakan nyawa orang lain,
naluriah manusia dalam diri Sil yang membuatnya menghalalkan segala cara demi
mencapai keinginannya, dan sosok Sil polos yang buta akan segala norma punya
kesan murni. Itu semua membuat pembaca (khususnya Epik ya) merasa bersimpati
dengan sosok Sil (meski mangkel juga sih sama Sil).
Kalau
Epik boleh menarik kesimpulan, mungkin Sil adalah gambaran seorang manusia yang
hidup tanpa budi pekerti, norma, dan rasa bersalah. Seandainya seorang manusia
tumbuh tanpa ketiga hal di atas mungkin manusia bisa saja sesadis Sil, dimana
naluri dan egoisme yang menjadi motivasi seseorang melakukan tindakan sadis.
Contohnya adalah saat Sil menginginkan seorang pria untuk menjadi mate-nya tapi ternyata ada wanita lain
yang merebut pria tersebut. Rasa cemburu dan persaingan membuat Sil membunuh
wanita yang merebut calon mate-nya.
Terlihatan sekali bahwa Sil membunuh atas dasar naluriah dimana persaingan
sebetulnya dapat diakhiri dengan mudah yakni dengan membunuh saingan. Tapi
manusia modern yang dididik dengan budipekerti dimana membunuh adalah perbuatan
tidak terpuji, norma agama dimana membunuh adalah perbuatan dosa, norma hukum
dimana membunuh adalah perbuatan melanggar hukum pidana, belum lagi konsep rasa
bersalah yang mana akan membuat seorang pembunuh pasti dihantui rasa bersalah pasti
mayoritas dari mereka tidak akan mampu membunuh dengan alasan yang Sil lakukan
(atau paling tidak alasan Sil kurang cukup untuk dijadikan trigger atau pemicu). Waduh bahasanya Epik kok keren gini ya...
Hahaha... Jangan-jangan KIKOSer ngga paham Epik ngomong apa? Ahahaha~
Oh iya
novel ini pakai sudut pandang orang ketiga. Dengan alur maju ganda. Tiap bab
silih berganti menceritakan Sil dalam pelarian dan tim pemburu Sil. Bahasa yang
dipakai sebenernya gampang-gampang susah. Kadang si penulis menggunakan
istilah-istilah medis atau ilmiah yang agak bikin pusing tapi tenang biasanya
habis itu dikasi penjelasan yang lebih mudah kok.
Epik
sarankan untuk nonton filmnya dulu ya. Soalnya bagian awal dari novel ini tuh
bener-bener bikin blank (entah Epik
bacanya pas lagi blank atau emang bab
1-nya bikin nge-blank ya?). Jadi
lebih enak nonton filmnya dulu biar tiap tokoh bisa lebih mendalam dan
ngapalinnya serta mengimajinasikannya lebih mudah. Just suggest, kalau ngga diikuti juga ngga apa-apa kok. Nah gimana?
Tertarik baca? Sip... :)
For Your Information:
-Sedikit spoiler, film Species ini agak mengandung unsur 'buka-bukaan' gitu... jadi KIKOSer yang dibawah 18+ tidak disarankan menonton ya~
-Film
Species ada beberapa series-nya
lho... sequel-nya berjudul 'Species
2' kebetulan sudah pernah ditayangin di TV loh... Ada juga ‘Tokyo Species’ yang
diperankan sama Maria Ozawa.
-BTW, pemain film Specise ini orang-orang terkenal loh... seperti Ben Kingsley (as Nizam in Price of Persia: The Sand of Time) sebagai Fitch,, Alfred Molina (as Uskup Manuel Aringarosa in The Da Vinci Code) sebagai Stephen, Forrest Whitaker (as Burnham in Panic Room), dan Michelle William (as Dolores in Shutter Island) sebagai Sil sewaktu Muda.
Spesial Thank’s :
-Mbak-mbak
yang punya lapak di depan lapak Mbak Kus di Kampung Ilmu... Makasih Mbak sudah
menjual novel ini ke Epik dengan harga murah...
Nih Epik
kasih gambarnya:
Species Movie Poster |
Species II sekuel dari Species |
Tokyo Species |
Michelle William memerankan Sil kecil |
Natasha Henstridge memerankan Sil dewasa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar