Ku
tatap buku di hadapan ku, masih kosong, tak ada tulisan Cuma ada bercak air
mata saja. Apa sebegitu menyakitkan, saat akan ku tulis, semua kejadian semakin
terngiang. Ku usap pipi ku lagi, entah sudah berapa kali. Aku mencoba berkata
semua akan baik-baik saja, ini sudah pernah terjadi dan tidak terlalu
menyakitkan jika sudah ke tiga kalinya. Tapi tetap saja, walaupun pernah, rasa
sakitnya masih ada.
Saat
aku yang egois ini mengulang kesalahan yang sama.