Rabu, 18 Desember 2013

The Beach “Surga yang Akan Membuatmu Terlena”



Konbanwa~
KIKOSer hehehe lama tak jumpa… Maaf ya, KIKOS udah lama ngga diurusin sama admin-admin-nya… Berasa kayak nelantarin anak sendiri~ (T___T)/ Bikinnya seneng, ngurusnya kagak mau~ (apa-apa’an ini???).

Apa lagi sekarang Reyko juga baru bangkit dari kubur, eh maksudnya bangkit dari keterpurukan ngerja’in sekeripsi. Yeee… horeee~ InsyaAllah KIKOS akan diurus lagi…

Nah, Epik kali ini akan membahas novel lagi ye~ Judulnya The Beach… (ati-ati ya bacanya jangan keliru the b*tch loh ya~). Menurut Epik sih, novelnya cukup seru soalnya ada banyak intrik di dalamnya… BTW, udah tau kan kalau novel ini udah difilm’in? itu lo yang main Leonardo Di Caprio… Dijamin kalau nonton film-nya mata KIKOSer bakal dimanjakan dengan pemandangan indah pantai dan pemandangan indah dari wajah ganteng Leonardo Di Caprio hehehe… Bagi KIKOSer yang udah nonton film The Beach (2000) ada baiknya baca novelnya juga. Soalnya di dalam novel beda banget dari filmnya~ Dari pada lama-lama KIKOSer langsung aja baca review’an novel The Beach ya~


Judul
The Beach
Penulis
Alex Garland
Genre
Novel Adventure Thriller Fiction
Penerbit
Penguin Book
Jumlah Halaman
439
Tahun Terbit
1997 (cetakan pertama di Penguin Book)

Alex Garland
Apa yang akan KIKOSer lakukan kalau KIKOSer diberi sebuah peta sebuah pantai indah yang misterius oleh orang misterius?. Akankah KIKOSer pergi kesana? Atau membuang jauh-jauh peta GeJe itu?. Atau KIKOSer malah jadi galau?. Hayooo?.

Richard, seorang backpacker yang sudah biasa berkeliling daerah Asia, saat ini sedang mencari petualangan baru dengan pergi ke Bangkok yang katanya surganya para backpacker. Dia memilih menginap di guesthouse murah di daerah Khao San Road sebelum memulai petualangannya di Bangkok.

Tapi kemudian ada sebuah tragedi, Richard diberi sebuah peta oleh seorang pria Skotlandia yang tinggal disebelah kamar yang Richard sewa. Malam sebelumnya pria itu memang mengganggu Richard dengan mengajaknya ngobrol lewat jendela kecil yang saling terhubung dengan kamar yang lain. Pria itu sepertinya gila (atau paling tidak dia mabuk), karena ia mengoceh soal pantai rahasia yang indah. Richard hampir-hampir tidak menggubrisnya. Nah saat tahu pria itu meninggalkan peta aneh untuknya, Richard merasa pria ini harus diberi pelajaran agar tidak mengganggunya. Saat Richard mengetuk kamar pria itu ternyata pintunya tidak terkunci, jadi Richard langsung masuk ke dalam. Pemandangan di dalam kamar benar-benar mengerikan pria itu sudah tergeletak bersimbah darah dengan luka robek di perut yang dibuatnya sendiri.

Pria itu kemudian diidentifikasi oleh polisi bernama Daffy Duck, Richard dan beberapa orang lain diintrogasi seputar penemuan mayat Mr. Daffy itu. Richard menjelaskan kepada polisi Thailand bahwa ia tidak mengenal pria itu, yang ia tahu hanya pria itu berlogat orang Skotlandia dan nama yang dia pakai itu bukan nama asli (Daffy Duck kan nama tokoh kartun). Tapi untungnya Richard dilepaskan karena dianggap tidak memiliki hubungan dengan kematian Daffy yang dipastikan oleh kepolisian Thailand meninggal karena bunuh diri.

Richard tidak bercerita mengenai peta yang diberikan Daffy kepada polisi. Sepertinya Richard benar-benar penasaran dengan keberadaan pantai yang konon indah itu. Ada sepasangan pria dan wanita muda dari Perancis bernama Etienne dan Francoise yang tinggal di sebelah kamar sewaan Richard yang juga turut diintrogasi mengenai kematian Daffy. Nah, Richard mengajak pasangan tersebut pergi ke pantai indah dengan tuntunan peta Daffy. Etienne, sangat senang dengan ajakan Richard karena ia menginginkan petualangan baru yang lain dari yang lain. Kendala yang muncul adalah bagaimana cara mereka pergi kepulau tersebut. Setelah mencari info cara untuk pergi kesana mereka mendapati bahwa mereka tidak mungkin pergi ke tempat yang ada di peta tersebut alasannya karena daerah yang ingin mereka datangi adalah area konservasi alam yang tidak boleh di datangi bergitu saja. Mereka hanya bisa menginap sehari di Ko Phelong sebuah pulau yang berada tepat di seberang pulau yang sebenarnya ingin mereka tuju. Mereka pun berusaha mendapatkan kendaraan ke Ko Phelong dengan harga dan fasilitas yang cocok. Etienne bernegosiasi dengan pengemudi kapal yang kemudian “deal” bersedia mengantar mereka ke Ko Phelong dan bahkan orang itu mau menjemput mereka 3 hari setelah hari keberangkatan.

Pada hari H, mereka bertiga pergi ke Ko Phelong diantar oleh pengemudi kapal. Sesampainya disana mereka agak segan untuk pergi ke pulau yang mereka ingin tuju. Pasalnya mereka berencana untuk menyeberangi lautan dari Ko Phelong ke pulau itu dengan berenang tapi ternyata jarak yang harus mereka tempuh terlihat cukup jauh. Tapi sudah kepalang basah juga jika mereka harus kembali sia-sia tanpa membuktikan keberadaan pantai yang konon indah itu. Mereka pun menyiapkan diri sebaik mungkin. Dengan memasukan barang-barang yang mereka sekiranya bisa bawa ke dalam kantong plastik yang besar agar tidak basah sekaligus menjadikan kantong itu sebagai pelampung.

Setelah melalui perjalanan yang melelahkan mereka bertiga berhasil sampai ke pulau seberang dengan selamat. Mereka segera menyusuri peta yang mereka bawa. Setelah menaiki bukit kecil, mereka menemukan sebuah pemandangan yang sulit dipercaya. Dihadapan mereka terhampar ladang ganja yang luas. Namun mereka harus menelan kekecewaan saat mereka menyadari bahwa ganja-ganja dihadapan mereka ini bukanlah ganja liar melainkan ganja yang sengaja ditanam oleh petani-petani ganja yang tinggal disitu. Kalau saja mereka terlambat bersembunyi mungkin mereka sudah kehilangan nyawa mereka karena ketahuan oleh penjaga kebun ganja yang siaga dengan membawa senapan dan golok besar.

Richard, Etienne, dan Francoise tentu saja merasa ngeri jika sampai tertangkap, namun mereka tidak mau menyerah dan pulang dengan tangan hampa begitu saja, paling tidak mereka harus menemukan pantai itu. Mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan menuju pantai yang berada disisi lain pulau ini. Di tengah perjalanan mereka menemukan kendala, menurut peta itu mereka harus melewati sebuah air terjun. Etienne berkata mengapa tidak lompat saja toh melompat dari air terjun tidak terlalu mengerikan, tapi tetap saja ada bahaya yang mengancam. Bagaimana bila ternyata kolam di bawah air terjun itu ternyata dangkal? Atau jangan-jangan di bawah sana terdapat batu-batuan tajam yang siap meremukkan tubuh mereka bertiga?. Richard mengambil keputusan sulit itu dengan menjadi sukarelawan yang pertama kali terjun untuk memastikan bahwa air terjun itu aman dilompati. Dan syukurlah ternyata kolam di bawah air terjun tersebut cukup dalam sehingga Richard tidak membentur lantai kolam.

Sambil berenang ke pinggir, Richard pun mengatakan bahwa kolamnya aman dan menyuruk pasangan muda Perancis itu untuk segera turun. Tak lama kemudian seorang pria muncul dari balik hutan sambil menyalakan rokok. Pria itu memperkenalkan dirinya dengan nama Jed. Pria itu kemudian mengajak Richard, Etienne, dan Francoise menuju “perkampungan” yang ada di pulau itu.

Mereka bertemu orang-orang lain yang tinggal di pulau itu. Ada Sal (seorang wanita yang terlihat memiliki kedudukan istimewa di pulau ini), Bugs (kekasih dari Sal sekaligus yang menangani bagian pertukangan), Keaty (pria kulit hitam yang hoby main game), ada 3 pria Swedia (Karl, Christo, dan Sten), Jean (ketua bagian bercocok tanam), dan masih banyak lagi orang disana. Richard, Etienne, dan Francoise diterima dengan baik di perkumpulan pantai ini. Pulau yang indah ditambah pantai yang mempesona apa lagi semua orang terlihat ramah, akrab, dan hangat membuat ketiga anggota baru pulau ini benar-benar terpesona. Akankan keindahan yang seolah tidak memiliki kecacatan ini akan bertahan selamanya?. Akankah tempat seindah ini bisa membuat orang yang tinggal merasa muak?. Baca sendiri ya KIKOSer~ hehehe~

Sumprit nih novel bikin ngiri… hehehe… Gimana ngga, pembaca dibiarkan ngiler membayangkan pulau dan pantai yang ditinggali mereka. Bener-bener in paradise banget… Mungkin bagi yang udah nonton film-nya jadi ngga terlalu susah membayangin indahnya pantai ini~.

Novel The Beach ini menurut Epik entah tergolong novel apa tapi Epik menggolongkan novel ini sebagai novel adventure thriller (mohon dikoreksi ya KIKOSer kalau ternyata Epik salah memasukan genre novel ini, onegaishimasu). Tapi susah juga masukin novel ini ke golongan thriller, soalnya sense thriller-nya baru kerasa banget pas menjelang ending… entah mengapa dari awal sampai menjelang bab-bab terakhir thriller-nya ngga berasa (meski dibab-bab tengah sampai ending “kegilaan” tokoh utama bener-bener ditonjolin, ntar deh Epik bahas). Mau masukin novel ini ke genre romance juga ngga cocok soalnya kisah romance-nya dikit banget. Ya paling cocok emang novel adventure~ petualangan~.

Entah percaya atau ngga, meski klimaks ketegangan novel ini ada di bab-bab terakhir tapi bab awal sampai tengah itu ngga bikin bosen. Ada aja yang bikin pembaca ngga bisa berhenti gitu aja baca~. Pembacanya dihipnotis hahaha~. Dan lagi meski pake bahasa Inggris (Epik baca yang versi bahasa Inggris soalnya) dijamin ngga mangkel ato bosen gara-gara kelamaan lompat bab soalnya satu bab paling cuma terdiri dari beberapa halaman aja. Ngga banyak halaman maksudnya~. Kadang ada kan novel bahasa Inggris yang dari bab satu ke bab satunya sampe berpuluh-puluh halaman dan itu bikin pembaca jadi agak bosen, pingin cepet-cepet ganti bab soalnya.

Novel ini pake gaya cerita sudut pandang pertama pelaku utama. Jadi gaya ceritanya nih pura-puranya ada orang bernama Richard yang menceritakan kembali pengalamannya pergi ke Bangkok dan berakhir dengan menemukan pantai tersembunyi. Jadi cerita bener-bener 100% dari sudut pandang Richard. Bagian yang paling Epik suka dari novel ini adalah si Richard tanpa sungkan menceritakan pengelihatan-pengelihatannya yang gila. Di dalam novel ini peran dari tokoh Daffy tidak akan berhenti setelah ia mati tapi justru muncul lagi dalam pengelihatan Richard. Jadi Richard menggambarkan bahwa ia benar-benar bisa melihat, mendengar, dan merasakan keberadaan Daffy dalam dunia nyata. Gila ngga sih!. Dan hebatnya lagi cara kemunculan Daffy ini ngga langsung gitu aja tapi bertahap. Mulai dari mengganggu Richard dalam mimpi, lalu jadi suara-suara yang di dengar Richard di dunia nyata, sampai akhirnya Richard bisa merasakan keberadaan Daffy di dunia nyata. Keren! Epik suka banget gaya Alex Garland (penulis) dari cara dia menghidupkan tokoh Richard seolah pembaca lagi baca true story novel dari pria bernama Richard yang bener-bener gila sampe bisa merasakan keberadaan orang yang sudah mati selayaknya merasakan keberadaan orang hidup. (halah apa’an seh…(=_=)” kok bahasanya malah mbulet gini…).

Epik mau membandingkan antara novel dan filmnya ya~. Menurut Epik nih ya, filmnya ngga cocok kalau dikasih sub-judul “based on Alex Garland’s novel”. Kenapa demikian?. Soalnya cerita novel dan filmnya jauuuhhh beeeedddaaaa. Mulai dari karakter-karakter, alur cerita, detil-detil pemain, bahkan sampai ending pun beda. Kalau diitung-itung persamaannya antara novel dan film cuma dikit. Dalam novel Richard adalah orang Inggris sedang dalam film Richard adalah orang Amerika. Trus tokoh Jed yang terhitung memiliki porsi peran yang besar dalam novel, malah ngga ada di dalam film. Dalam novel Richard sama sekali ngga merebut Francoise dan Etienne pun ngga “dengan gampangnya ikhlas” melepas Francoise untuk Richard. Hubungan Richard dan Sal dalam novel bener-bener profesional, sekedar hubungan antara bos dan anak buah tanpa embel-embel rasa tertarik secara seksual,sedang di filmnya Sal kayaknya tertarik banget sama Richard dari segi seksual. Banyak banget dah yang beda~. Jadi itu alasan Epik bilang film The Beach ngga cocok kalau ditulis “based from Alex Garland’s novel”, cocoknya “inspired by Alex Garland’s novel”. Epik ngga bilang film The Beach jelek loh ya~ tapi kalau memang dibilang berdasarkan novel The Beach, Epik kurang setuju karena emang beda. Soalnya baik novel maupun filmnya punya sisi yang bagus sendiri-sendiri. Jujur Epik lebih suka ending dari filmnya. Tapi kalau serunya ya seruan novelnya hehehe~. Jadi Epik saranin nonton dulu filmnya baru baca novelnya (dari pada KIKOSer mangkel gara-gara banyak adegan di film yang ngga mirip novel?).
 
The Beach Movie Poster
Kekurangan dari novel ini ada beberapa singkatan atau istilah yang ngga dijelaskan secara gamblang. Misal singkatan “the DMZ” atau istilah “Rizzla”. Entah nama merk atau apa Epik juga ngga tau… jadi agak susahkan pembaca untuk berimajinasi (gimana mau berimajinasi kalo artinya aja ngga tau…?)

Over all, kasih jempol buat novel ini. Gaya cerita dan alurnya asik!. Ngga cuma kisah petualangan tapi juga ada intrik didalamnya~ Jadi KIKOSer harus baca ya~ hehehe~.

Untuk download novelnya (English version) klik DISINI ya!:

referensi:
Link download di atas terhubung dengan http://ebookbrowsee.net/garland-alex-the-beach-rtf-d133472831


For Your Information:
-      Alex Garland ini juga didapuk sebagai screenwriter dari beberapa film yang fenomenal. Beberapa film yang ia pegang adalah 28 Days Later dan Dredd


Spesial Thank’s :
-Mbak Nisya yang sudah membiarkan pesanan buku onlen saya dikirim ke rumahnya. Arigatougozaimasu… ^^
-amartapura.com, toko buku onlen yang dengan memuaskan mengirim pesanan buku dari Epik hehehe

5 komentar:

  1. saran epik buat belanja di amartapura.com belum dilaksanakan.. novelnya keren-keren ternyata T_T the beach awalnya aku kira ini film psikopat yang tinggal disatu pulau,, soalnya pas dia awal juga udah ada darah-darahnya..hehe

    BalasHapus
  2. Keren-keren kan~ dan menurut Epik harganya juga keren~ hahaha

    Iya, pas dulu nonton di tv Epik juga mikirnya gitu (apa lagi nontonnya dari tengah-tengah). Tp ending di novelnya lebih sadis lo~

    Btw, aQ juga belum baca katarsis (uda beli belom dibaca~) sama review'an carrienya masih utang dulu ya hahaha... Soalnya laptopnya Epik baru kehujanan dan mati total... (curhat)

    -Epik-

    BalasHapus
  3. carrie aku udah beli,,tapi belum dibaca masih di antrian lemari..hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wooo... bagus kok! udah nonton filmnya? haduh jadi pingin nonton filmnya~

      -Epik-

      Hapus
  4. Leonardo sangat kocak dan gokil di film ini beda sama fillm2 leo lainnya yg kebanyakan serius

    BalasHapus