Selamat
Malam KIKOSer... Epik mau bagi-bagi review'an novel nih. to the point :D
Judul
|
Raise
The Red Lentern/ Wife and Concubines/ Da Hong Denglong Gaogao Gua
|
Penulis
|
Su Tong
|
Genre
|
Novel
Fiksi
|
Penerbit
|
Serambi
|
Jumlah
Halaman
|
136
|
Tahun
Terbit
|
November
2011 (cetakan pertama)
|
Su Tong |
Teratai
adalah seorang gadis yang bernasib kurang baik. Kuliah yang baru ia tempuh satu
tahun, terpaksa harus dihentikan karena pabrik teh milik ayahnya bangkrut.
Seolah tidak dapat menerima kenyataan, ayahnya memutuskan untuk bunuh diri
dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri. Setelah kematian ayahnya yang
tersisa hanyalah Teratai dan ibu tirinya. Di tengah kemelut permasalahan
ekonomi keluarga yang merosot, sang ibu tiri hanya memberi 2 pilihan kepada
yakni bekerja atau menikah. Teratai memutuskan untuk menikah dan tentu saja
harus dengan orang yang kaya raya.
Datanglah
seorang pria yang kaya raya berusia 50 tahun bernama Chen Zuoqian untuk
meminang Teratai. Teratai merasa enggan menemui Tuan Chen di rumahnya. Dari
dalam kamarnya ia meminta Tuan Chen untuk memesan sebuah meja di restoran Barat
dan menunggunya disana. Tuan Chen pun memahami sikap 'sedikit' jual mahal dari
Teratai, karena menganggap Teratai adalah seorang gadis yang berpendidikan
meskipun tidak pernah menyelesaikan pendidikannya di bangku kuliah. Tuan Chen
pun memesan meja dan menunggu Teratai di restoran Barat.
Hari itu
hujan, tapi entah mengapa hati Tuan Chen merasa sungguh hangat. Tak lama
kemudian Teratai muncul di bawah naungan payung sutra bermotif bunga. Tuan Chen
sungguh tidak kecewa dengan penampilan Teratai memang secantik dan semurni yang
ia pikirkan. Teratai begitu muda dan mempesona. Tak heran jika kemudian Tuan
Chen memantapkan diri untuk menikahi Teratai.
Teratai
sendiri bukalah istri pertama bagi Tuan Chen melainkan istri ke empat. Istri
pertama Tuan Chen bernama Sukacita, seorang wanita bertubuh gemuk yang
menghabiskan banyak waktu dengan berdoa di kuil Buddha. Sukacita sendiri telah
memberikan seorang putri yang konon cantik dan putra yang gagah serta
terpelajar. Istri kedua bernama Mega, seorang wanita yang tidak lagi muda namun
tetap memancarkan kehangatan serta keanggunan dan dari cara Tuan Chen memandang
Mega, Teratai tahu bahwa Tuan Chen sangat menyukai Mega diantara istri-istrinya
yang lain. Mega memiliki dua anak gadis yang bermulut tajam dan menyebalkan
namun begitu sikap Mega yang ramah membuat Teratai tidak mampu membenci Mega.
Istri ketiga Tuan Chen bernama Karang yang merupakan istri terdingin diantara
yang lainnya. Karang adalah seorang mantan pemain opera jadi tidak heran jika
ia terlihat sangat cantik dan memiliki suara yang indah. Karang memiliki
seorang putra yang masih kecil namun bandel dan suka mengigit. Teratai cukup
diterima di keluarga barunya. Meski yang terang-terangan bersikap baik kepada
Teratai hanya Mega namun istri yang lainnya tidak terlalu menyulitkan Teratai.
Sebagai
nyonya muda yang baru, Teratai mendapat seorang pelayan pribadi bernama Walet.
Walet ini awalnya adalah pelayan Karang namun dipindah tugaskan melayani
Teratai. Sikap Walet sendiri sebenernya agak kurang ajar. Sejak diawal
pertemuan Walet dan Teratai mereka sudah merasa saling tidak cocok namun mau
bagaimana lagi Tuan Chen telah memberi perintah. Pada awalnya Walet bersikap
kurang ajar saat bertemu Teratai karena menganggap Teratai ini bukan orang
penting jadi Walet merasa tidak ragu untuk bersikap kasar kepada Teratai. Tapi
setelah mengetahui bahwa Teratai ini adalah istri baru Tuan Chen, Walet
terlihat seperti baru menelan biji kedondong. Sikap Teratai yang judes dan
kasar semakin membuat Walet bersikap menyebalkan misalnya selalu pergi ke
tempat Karang saat ada waktu senggang dan sebaliknya juga sikap menyebalkan
Walet membuat Teratai semakin kasar padanya.
Kamar
Teratai terletak didekat kamar Karang dan sebuah taman sepi yang dipenuhi
tanaman wisteria. Di taman tersebut terdapat sebuah sumur tua, kabarnya sumur
itu telah menelan beberapa nyawa dan seluruh anggota keluarga yang meninggal di
dalam sumur itu adalah wanita. Bahkan taman itu dijuluki taman kematian
sehingga tak seorang pun berani bermain-main disana. Teratai awalnya tidak
terlalu memperdulikan gosip yang ada dan terkadang berjalan-jalan di taman
tersebut. Tapa lama kelamaan Teratai juga merasakan hawa tidak enak dari taman
tersebut.
Kembali
kepermasalahan rumah tangga keluarga Chen. Kehidupan yang nampaknya adem ayem
ternyata menyimpan bara dalam sekam. Diam-diam istri-istri Tuan Chen saling
meperebutkan saat-saat dimana Tuan Chen akan menginap. Bukan masalah cinta atau
hati sih lebih kearah persaingan mendapatkan hati Tuan Chen demi terpenuhinya
segala keinginan. Bagaimana Teratai menghadapi intrik dalam rumah tangga ini?
Baca ya~
Yay...
Epik mau komen. Epik tertarik banget dengan cover
serta judul novel ini dimana ada gambar seorang gadis chinese dengan wajah sendu berpakaian chongsam1 merah
dan disebelahnya ada lentera merah yang menyala, bener-bener menarik. Judul
serta sinopsis yang ditampilkan juga sangat menarik, pokoknya bikin calon
pembeli penasaran banget lah. Jadi Epik kasih 1 jempol naik buat yang mendesain
cover-nya sekaligus yang bikin
sinopsisnya. Tapi Epik juga mau kasih 1 jempol turun untuk desain cover yang kurang detil. Coba perhatikan
lagi cover novel ini, antara kepala dan badan si gadis berpakaian chongsam itu
tidak proporsional. Kalau dilihat-lihat kepalanya agak kekecilan. Tapi diluar
itu perfect-lah :).
Ide
cerita yang diambil novel ini mungkin udah mainstreem,
yakni masalah pertengkaran istri dan selir-selir seorang saudagar kaya. Tapi
yang bikin beda dan menonjol disini adalah karakter masing-masing tokoh. Jujur
deh setiap baca novel KIKOSer pasti menduga bahwa pemeran utama dari novel yang
dibaca tersebut memainkan peran protagonis yang bersosol baik, ramah, dan
disukai banyak orang. Tapi hal itu ngga akan KIKOSer temukan di novel ini.
Awalnya Epik berspekulasi bahwa tokoh Teratai ini pastilah gadis baik yang
terpaksa menikahi Tuan Chen dan akhirnya dibully
oleh istri-istri yang lebih senior. [dengdong] Salah besar! Tokoh Teratai
digambarin nyebelin banget. Sombong, sok, suka caper (cari perhatian), galak,
judes, gampang iri, agak sadis, kasar, dan bermulut tajam (wow disebutin
semua). Tapi ini beneran deh, Epik ketipu banget dengan sosok Teratai. Ngga
hanya Teratai, tapi semua istri Tuan Chen sama aja. Ckckck kasian Tuan Chen
stres menghadapi wanita-wanitanya yang berisik dan ngga bisa akur (siapa suruh
poligami).
Bumbu-bumbu
cerita dalam novel ini bisa dikatakan adalah kejadian nyata di dunia ini.
Seperti salah seorang istri Tuan Chen yang terkadang berselingkuh dengan pria
lain, bermuka dua, jaim dengan jadi manusia alim, menggunakan hal-hal klenik
untuk menjatuhkan lawan, dan sebagainya. Novel yang bagus untuk merefleksikan
diri sendiri. Jangan-jangan KIKOSer dan admin-admin masih melakukan hal-hal
buruk seperti yang dilakukan tokoh-tokoh dalam novel ini???. (O~O)? Semoga ngga
ya hahaha...
Sebenernya
ada beberapa part di novel ini yang
bisa dikembangkan jadi cerita yang lebih mengandung intrik. Misalnya kedekatan
Teratai dengan anak laki-laki Sukacita yang memang masih sebaya. Teratai
sepertinya sangat tertarik kepada anak laki-laki Sukacita ini dan sempat
berpikir yang tidak-tidak tapi nyatanya anak laki-laki Sukacita tidak berani
bertindak melanggar norma. Kalau dikembangkan bakal lebih rungsepkan hohoho.
Kemudian
mari mengamati sisi intrinsik yang lainnya (walah Epik pakai bahasa Indonesia
yang baik dan benar hohoho). Novel ini menggunakan campuran (kebanyakan pakai
alur maju dengan beberapa bagian yang mengunakan alur flashback). Lalu sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga
pelaku utama. Latar waktunya ada di Negeri China sekitar seabad lalu
(sepertinya lho ya). Hm... BTW kok review'an
kali ini jadi kayak tugas anak SMA ya???.
Intinya
dari pada penasaran sama novel ini mending langsung baca sendiri ya... makasih
KIKOSer sudah menyempatkan waktu untuk baca review'an
Epik... Arigachu~
Penjelasan:
1)
Chongsam: pakaian model Chinese itu lho yang berbentuk terusan sepan.
For Your Information:
- Nama
tokoh wanita di novel ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Nama
asli mereka dalam novel adalah: Songlian (Teratai), Meishan (Karang), Zhuoyan
(Mega), Yuru (Sukacita), Yan'er (Walet).
- Novel
ini awalnya berjudul Wife and Concubines (istri dan para selir), namun berubah
menjadi Raise The Red Lentern setelah film yang diangkat dari novel ini
mengambil judul Raise The Red Lentern.
- Film
Raise The Red Lentern di-release pada
tahun 1991 dengan Gong Li sebagai utama Teratai atau Songlian.
Gong Li sebagai Teratai |
Spesial Thank’s :
-Makasih
buat Ko Hwa (Tante kesayangan Epik) yang telah mau merogoh kocek untuk beli
novel ini... Arigachu... :*
Nih Epik
kasih gambarnya:
Jangan
lupa ikutan KUKIS 2014 (Kuis KIKOS) ya! Ditunggu lho jawabannya sampai tanggal
16 April 2014! Apa itu KUKIS? Lihat dipojok kanan atas laman KIKOS ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar