Selamat Pagi KIKOSer~ Pagi-pagi buta gini Epik mau membagi info mengenai linguistik bahasa Jepang nih... Sebenernya ini tugas pengantar linguistik bahasa Jepang semester kemarin dan baru sadar kalau belum ter-upload. Nah dalam fonetik bahasa Jepang itu ada yang namanya mora dan silabis. Untuk tau apa itu mora dan silabis, baca ya~
Di
dalam fonetik atau dalam bahasa Jepang disebut on’inron (音韻論) terdapat mora dan silabis. Keduanya
memang hampir sama sehingga sering kali ada kekeliruan menyamakan silabis dan
mora (ketukan).
Mora yang
dalam bahasa Jepang disebut haku (拍) secara harafish diartikan
sebagai ketukan atau tepukan tangan (clapping
hands). Sedangkan silabis atau dalam bahasa Jepang disebut onsetsu (音節) yang
diartikan sebagai suku kata. Terdiri dari dua Kanji yaitu on (音: dibaca: ong) yang berarti suara dan setsu
(節) yang bisa berarti kesempatan (atau mungkin
lebih tepatnya adalah jeda). Silabis dapat dipahami sebagai pemenggalan kata.
“Setiap
bunyi dalam bahasa Jepang jika ditulis dengan huruf Kana (Hiragana atau
Katakana) kecuali you-on (kya, kyu,
kyo dst.), setiap satu huruf-nya
dianggap sebagai satu mora” (Dedi Sutedi, 2008: 39). Maksud dari kata diatas
adalah satu huruf Kana dihitung satu mora bahkan juga you-on juga meski terdiri dari 2 huruf Kana. Cara menghitung mora
dalam kata adalah menghitung berdasarkan jumlah huruf Kana yang dipakai pada
kata.
Satuan
mora dalam bahasa Jepang terdiri dari struktur mora yang dicontohkan dalam buku
karangan Dedi Sutedi adalah sebagai berikut:
/V (R)/
|
[あ、い、う、え、お]{a,i,u,e,o} termasuk bunyi
panjang
|
/CV/
|
[か、き、く、け、こ]{ka,ki,ku,ke,ko} dan sebagainya
|
/CSvV/
|
[きゃ、きゅ、きょ]{kya,kyu,kyo} dan sebagainya
|
/SvV/
|
[や、ゆ、よ、わ]{ya,yu,yo,wa}
|
/Q/, /N/
|
[っ、ん]{Q}konsonan rangkap, dan {N} di akhir
kata
|
Keterangan:
V: Huruf
Vokal (a.i,u,e,o)
R: Bunyi
panjang
C: Huruf
Konsonan (k,g,s,z,t,d,c,n,h,p,b,m,r)
Sv: Semi
Vokal (w,j)
Q:
konsonan rangkap (contoh: kappa)
N: akhir
kalimat (contoh: mikan)
Cara
menghitung silabis tidak tergantung dengan jumlah huruf Kana yang ada dalam kata,
melainkan pemenggalan saat mengucap kata. Jumlah huruf Kana dalam satu suku
kata tidak selalu sama, terkadang satu suku kata terdiri antara satu huruf Kana
atau lebih. Silabis sendiri tidak memperdulikan panjang pendek suku kata karena
panjang atau pendek suku kata akan tetap dihitung satu silabis. Contohnya dalam
kata gyuunyuu (ぎゅうにゅう) yang
berarti susu sapi terpenggal dalam dua suku kata yaitu gyuu dan nyuu. Karena itu
kata gyuunyuu dihitung memiliki dua
silabis. Struktur dari silabis berbeda dengan mora. Dalam buku Dedi Sutedi
dicontohkan sebagai berikut:
V
|
[あ、い、う、え、お]{a,i,u,e,o}
|
VN
|
[あん、いん、うん、えん、おん]{an,in,un,en,on}
|
VQ
|
[あっ、おっ、えっ]{a’,o’,e’}
|
VR
|
[ああ、いい、おう、おお、]{aa,ii,uu,ou,oo}
|
CV
|
[か、さ、た]{ka,sa,ta}
|
CVN
|
[かん、さん]{kan,san}
|
CVQ
|
[かっ、さっ]{ka’,sa’}
|
CVR
|
[かあ、きい]{kaa,kii}
|
SvV
|
[や、ゆ、よ、わ]{ya,yu,yo,wa}
|
SvVN
|
[やん、ゆん、よん、わん]{yan,yun,wan}
|
SvVQ
|
[よっ、ゆっ]{yo’,yu’}
|
SvVR
|
[やあ、よう、ゆう]{yaa,you,yuu}
|
CSvV
|
[きゃ、きゅ、きょ]{kya,kyu,kyo}
|
CSvN
|
[きゃん、きゅん]{kyan,kyun}
|
CSvQ
|
[きゃっ、きょうっ]{kya’,kyou’}
|
CSvR
|
[きょう、きゅう]{kyou,kyuu}
|
Sebagai
contoh perbandingan mora dan silabis adalah sebagai berikut. Dalam kata byouin (びょういん) yang berarti rumah sakit
terdapat empat mora yaitu byo-u-i-n (びょ-う-い-ん).
Silabisnya berjumlah dua silabis yaitu byou
dan in (びょう-いん).
Hasilnya adalah kata byouin memiliki
empat mora dan dua silabis. Dalam kata biyouin (びよういん) yang berarti salon kecantikan
terdapat enam mora yaitu bi-yo-u-i-n (び-よ-う-い-ん) dan memiliki tiga silabis yaitu
bi-you-in (び-よう-いん).
Terlihat sekali bahwa jumlah mora tergantung dengan jumlah huruf Kana dalam sebuah
kata, sedangkan silabis tidak memperdulikan jumlah huruf Kana tetapi yang
terpenting adalah pemenggalan kata.
Perbedaan
lain dari mora dan silabis adalah jumlah strukutur. Jumlah struktir mora lebih
sedikit dibanding dengan struktur silabis. Selain itu jumlah mora bisa melebihi
atau bahkan sama dengan jumlah silabis dalam satu kata. Namun jumlah silabis
tidak akan pernah melebihi jumlah dari mora.
Kesimpulannya
mora dan silabis memiliki konsep yang berbeda. Mulai dari cara menghitung
hingga jumlah struktur berbeda.
Daftar
Pustaka:
Sutedi, Dedi. (2008). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar